Penjelasan Syarhussunnah Lill Muzani Bag.6b

Penjelasan Syarhussunnah Lill Muzani Bag.6b

Beritahu yang lain

Share on twitter
Share on telegram
Share on whatsapp

Ditulis Oleh Al Ustadz Kharisman

(IMAN TERHADAP MALAIKAT)

Malaikat yang Membawa ‘Arsy

Al-Muzani menyatakan: Di antara Malaikat itu ada yang (bertugas) dengan kemampuannya memikul Arsy.

Disebutkan dalam suatu hadits tentang salah satu Malaikat yang memikul ‘Arsy adalah makhluk yang sangat besar. Jarak antara cuping telinga dengan pundaknya adalah sejauh perjalanan 700 tahun.

أُذِنَ لِي أَنْ أُحَدِّثَ عَنْ مَلَكٍ مِنْ مَلَائِكَةِ اللَّهِ مِنْ حَمَلَةِ الْعَرْشِ إِنَّ مَا بَيْنَ شَحْمَةِ أُذُنِهِ إِلَى عَاتِقِهِ مَسِيرَةُ سَبْعِ مِائَةِ عَامٍ

Aku diijinkan untuk menceritakan tentang salah satu Malaikat Allah pembawa ‘Arsy. Sesungguhnya (jarak) antara cuping telinganya dan pundaknya sejauh perjalanan 700 tahun (H.R Abu Dawud, dishahihkan oleh Syaikh al-Albany).

Perjalanan 700 tahun itu adalah perjalanan berkuda dengan kuda yang larinya cepat, menurut penjelasan al-Munawi dalam Faidhul Qodiir (1/586).

Allah menyatakan bahwa Malaikat yang membawa ‘Arsy maupun yang berada di sekeliling ‘Arsy bertasbih mensucikan Allah dan memohonkan ampunan untuk orang-orang beriman:

الَّذِينَ يَحْمِلُونَ الْعَرْشَ وَمَنْ حَوْلَهُ يُسَبِّحُونَ بِحَمْدِ رَبِّهِمْ وَيُؤْمِنُونَ بِهِ وَيَسْتَغْفِرُونَ لِلَّذِينَ آَمَنُوا رَبَّنَا وَسِعْتَ كُلَّ شَيْءٍ رَحْمَةً وَعِلْمًا فَاغْفِرْ لِلَّذِينَ تَابُوا وَاتَّبَعُوا سَبِيلَكَ وَقِهِمْ عَذَابَ الْجَحِيمِ

Para Malaikat yang memikul ‘Arsy dan yang berada di sekitarnya bertasbih dengan memuji Tuhan mereka, beriman kepadaNya, dan memohonkan ampunan untuk orang-orang beriman. Mereka (para Malaikat itu berkata): Wahai Tuhan kami, rahmat dan ilmuMu meliputi segala sesuatu. Ampunilah orang-orang yang bertaubat dan yang mengikuti jalanMu. Jagalah mereka dari adzab neraka (al-Jahiim)(Q.S Ghafir/ al-Mu’min:7).

Sebagian Ulama’ menjelaskan bahwa para pembawa ‘Arsy tersebut di dunia berjumlah 4 sebagaimana hadits riwayat Ahmad dengan sanad yang jayyid (baik), sedangkan nanti pada hari kiamat yang membawa ‘Arsy adalah berjumlah 8, sebagaimana dalam al-Qur’an dinyatakan:

وَيَحْمِلُ عَرْشَ رَبِّكَ فَوْقَهُمْ يَوْمَئِذٍ ثَمَانِيَةٌ

…dan pada hari itu delapan Malaikat menjunjung ‘Arsy Tuhanmu di atas mereka (Q.S al-Haaqqah:17).

(disarikan dari penjelasan Syaikh Sholih Aalu Syaikh dan Syaikh Abdul Aziz ar-Rojihi)

Berbagai Tugas Para Malaikat

Al-Muzani menyatakan: Dia (Allah) memilih di antara mereka (Malaikat) sebagai utusan kepada utusanNya.

Utusan Allah terbagi menjadi utusan dari kalangan Malaikat dan utusan dari kalangan manusia. Utusan dari kalangan Malaikat, yaitu Jibril menjadi penyampai wahyu kepada utusan Allah dari kalangan manusia, yaitu para Nabi dan Rasul. Para utusan itu adalah pilihan di antara seluruh makhluk dari jenisnya. Jibril adalah Malaikat pilihan yang paling utama dibandingkan Malaikat yang lain. Demikian juga para Nabi dan Rasul adalah pilihan dan paling utama dibandingkan manusia yang lain.

Al-Muzani menyatakan: Sebagian lagi  
(di antara Malaikat itu) mengatur (urusan-urusan lain) sesuai perintahNya.

Seluruh yang bergerak di bumi dan di langit pasti ada Malaikat yang terlibat di dalamnya sesuai perintah dan takdir Allah. Tidak seperti perkataan batil dari sebagian orang yang menyatakan bahwa yang bekerja adalah ‘hukum alam’ (disarikan dari penjelasan Syaikh Abdul Aziz arRajihi).

Seorang mukmin beriman dengan segala hal yang dikabarkan dalam al-Qur’an dan hadits Nabi yang shahih tentang Malaikat. Baik terkait dengan penamaan, karakteristik, atau tugas-tugas mereka.

Di antara Malaikat itu ada Malaikat gunung. Jibril pernah menyampaikan kepada Nabi shollallahu alaihi wasallam bahwa jika Nabi mau, Malaikat gunung akan menimpakan gunung dan menghancurkan penduduk Thaif yang baru saja mengusir, menghinakan, dan menyakiti Nabi. Para penduduk Thaif itu bahkan melempari Nabi dengan bebatuan hingga kaki beliau berdarah. Namun Nabi dengan kesabarannya yang luar biasa menolak, dan memilih memaafkan mereka, dengan harapan akan ada keturunan penduduk Thaif yang akan mentauhidkan Allah (lihat hadits riwayat alBukhari no 2992 dan Muslim no 3352).

Ada juga Malaikat yang bertugas untuk menjaga tiap manusia dari sisi depan dan belakang. Dua Malaikat juga mencatat amal perbuatan, ada di sebelah kanan dan kiri. Ada Malaikat yang bertugas mencabut nyawa (al-Malakul Maut).

Ada Malaikat lautan, Malaikat yang menjaga matahari, Malaikat menjaga bulan, Malaikat yang menjaga berhembusnya angin, Malaikat yang menjaga awan.

Ada Malaikat yang mengangkat amalan ke langit. Suatu hari ada salah seorang Sahabat Nabi yang membaca istiftah dalam sholatnya dengan menyatakan: Alhamdulillahi hamdan katsiiron thoyyiban mubaarokan fiihi..Selesai sholat Nabi menyatakan bahwa 12 Malaikat berebut untuk mengangkat amalan (ucapan) tersebut ke langit (hadits riwayat Muslim no 942).

Demikian juga ketika ada Sahabat Nabi yang mengucapkan: Robbanaa wa lakal hamdu hamdan katsiiron thoyyiban mubaarokan fiihi setelah imam mengucapkan Sami’allaahu liman hamidah, selesai sholat Nabi menyatakan: Aku melihat 30-an Malaikat berebut siapa di antara mereka yang pertama mencatat amal (ucapan) tersebut (hadits riwayat al-Bukhari no 757).

Ada Malaikat yang bertugas memantau siapa saja yang datang pada waktu sholat Jumat. Semakin awal datangnya semakin besar pahalanya. Jika Khotib telah naik mimbar, maka catatan mereka ditutup.

Ada Malaikat yang bertugas berkeliling mencari majelis ilmu. Jika ada majelis ta’lim/ ilmu, mereka akan ikut bergabung, dan menaungi para penuntut ilmu dengan sayap-sayap mereka.

Ada Malaikat yang bertugas menguji, bertanya kepada orang yang baru meninggal di alam kuburnya dengan pertanyaan: Siapa Tuhanmu, Siapa Nabimu, dan apa agamamu. Ada Malaikat yang ditugaskan untuk memantau perkembangan janin, jika telah sempurna 3 x 40 hari, ditulis rezeki, ajal, dan amalannya. Ada juga Malaikat penjaga surga dan Malaikat penjaga neraka.

Buah Keimanan kepada Para Malaikat

Beberapa manfaat keimanan kepada Malaikat adalah:

  1. Semakin bertambahnya pengagungan terhadap Allah. Dengan mengetahui kebesaran makhluknya, yaitu Malaikat, pengangungan kita kepada Allah akan bertambah.
  2. Kecintaan kepada Malaikat. Ikatan persaudaraan yang kuat karena iman kepada Allah meski berlainan jenis (kita manusia, mereka Malaikat). Dalam surat Ghafir ayat 7, para Malaikat yang menyangga Arsy dan yang berada di sekelilingnya mendoakan ampunan bagi orang-orang beriman. Demikian juga Malaikat akan senantiasa mendoakan seseorang yang tidak beranjak dari tempat sholatnya –meski ia telah selesai sholat-selama tidak menggangu pihak lain, selama belum berhadats dengan doa: Ya Allah ampunilah dia, Ya Allah karuniakan taubat kepadanya (H.R alBukhari dan Muslim)

Tujuh puluh ribu Malaikat akan memohonkan ampunan Allah untuk orang yang menjenguk saudaranya yang sakit (H.R Abu Dawud dan atTirmidzi).

  1. Seseorang akan senantiasa mempertimbangkan amalannya, karena setiap amalannya ada Malaikat yang mencatatnya.

(Ketiga poin tersebut disarikan dari penjelasan Syaikh Sholih Aalu Syaikh).