MALAIKAT PENIUP SANGKAKALA SELALU BERSIAP SEDIA MENUNGGU PERINTAH ALLAH

MALAIKAT PENIUP SANGKAKALA SELALU BERSIAP SEDIA MENUNGGU PERINTAH ALLAH

Beritahu yang lain

Share on twitter
Share on telegram
Share on whatsapp

Al Ustadz Abu Utsman Kharisman

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ طَرْفَ صَاحِبِ الصُّورِ مُذْ وُكِّلَ بِهِ مُسْتَعِدٌّ يَنْظُرُ نَحْوَ الْعَرْشِ مَخَافَةَ أَنْ يُؤْمَرَ قَبْلَ أَنْ يَرْتَدَّ إِلَيْهِ طَرْفُهُ، كَأَنَّ عَيْنَيْهِ كَوْكَبَانِ دُرِّيَّانِ

Dari Abu Hurairah –semoga Allah meridhainya- ia berkata: Rasulullah shollallahu alaihi wasallam bersabda: Sesungguhnya pandangan Malaikat peniup sangkakala sejak ditugaskan, selalu mengarah pada Arsy, dalam kondisi bersiap sedia, khawatir (sewaktu-waktu) ia diperintahkan. (Ia ingin segera melaksanakan perintah itu pada waktunya) sebelum mata berkedip. Kedua matanya bagaikan bintang yang berkilauan (H.R al-Hakim, adz-Dzahabiy menilai hadits ini shahih sesuai syarat Muslim, disepakati juga keshahihannya oleh Syaikh al-Albaniy dalam Mukhtashar al-‘Uluww)

عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَيْفَ أَنْعَمُ وَقَدْ الْتَقَمَ صَاحِبُ الْقَرْنِ الْقَرْنَ وَحَنَى جَبْهَتَهُ وَأَصْغَى سَمْعَهُ يَنْتَظِرُ أَنْ يُؤْمَرَ أَنْ يَنْفُخَ فَيَنْفُخَ قَالَ الْمُسْلِمُونَ فَكَيْفَ نَقُولُ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ قُولُوا حَسْبُنَا اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ تَوَكَّلْنَا عَلَى اللَّهِ رَبِّنَا

Dari Abu Said al-Khudriy ia berkata: Rasulullah shollallahu alaihi wasallam bersabda: Bagaimana aku sempat bersenang-senang, ketika (Malaikat) peniup sangkakala telah meletakkan ujung sangkakala di mulutnya, ia memiringkan dahinya, memasang pendengaran dengan seksama, menunggu untuk diperintah meniupnya, kemudian ia segera meniupnya. Kaum muslimin berkata: Apa yang sebaiknya kami ucapkan wahai Rasulullah? Beliau bersabda: Ucapkanlah HASBUNALLAAHU WA NI’MAL WAKIIL TAWAKKALNAA ‘ALALLAAHI ROBBINAA (Cukuplah bagi kami Allah, dan Dia adalah sebaik-baik pelindung. Kami bertawakkal kepada Allah Rabb kami)(H.R atTirmidzi, dishahihkan Syaikh al-Albaniy)

 Penjelasan:

Kedua hadits shahih tersebut memberikan beberapa pelajaran berharga pada kita, di antaranya:

1. Ketinggian Allah di atas ‘Arsy-Nya.

Dalam hadits Abu Hurairah di atas disebutkan bahwa Malaikat peniup sangkakala senantiasa memandang ke arah Arsy menunggu perintah (Allah). Sisi pendalilan ini disebutkan oleh Ibnu Qudamah dalam kitab Itsbaatu Shifatil ‘Uluww dan adz-Dzahabiy dalam al-‘Uluw li ‘Aliyyil Ghoffaar fii Iedhoohi Shohiihil Akhbaar wa Saqiimihaa.

2. Malaikat adalah makhluk yang sangat taat dan begitu bersemangat untuk segera menjalankan perintah Allah.

Malaikat peniup sangkakala disebutkan dalam dua hadits tersebut benar-benar bersiap siaga. Tidak mengalihkan pandangan. Berusaha selalu memasang pendengaran dengan seksama kalau-kalau sewaktu-waktu ada perintah itu. Hal itu terus dilakukannya sejak ia mendapat amanah untuk menjalankan tugas itu hingga nanti saat datangnya perintah tersebut.

Malaikat Allah tidak ingin ketinggalan sedikitpun untuk segera melaksanakan perintah Allah. Sebaliknya, para Malaikat Allah tidak pernah bertindak tanpa perintah Allah. Mereka tidak pernah mendahului ucapan maupun perintah Allah.

لَا يَسْبِقُونَهُ بِالْقَوْلِ وَهُمْ بِأَمْرِهِ يَعْمَلُونَ

Mereka (para Malaikat makhluk mulia itu) tidaklah mendahului-Nya dalam ucapan, dan mereka melaksanakan perintah-Nya (Q.S al-Anbiyaa’ ayat 27)

3. Kapan terjadinya hari kiamat dengan ditiupkannya sangkakala hanya Allah Ta’ala saja yang tahu. Bahkan Malaikat peniup sangkakala pun tidak tahu kapan pastinya. Ia hanya bersiap siaga setiap waktu menunggu datangnya perintah itu. Hal itu juga menunjukkan bahwasanya hari kiamat itu akan terjadi secara tiba-tiba.

… لَا تَأْتِيكُمْ إِلَّا بَغْتَةً…

…tidaklah menimpa kalian kecuali secara tiba-tiba… (Q.S al-A’raaf ayat 187)

Ketidakjelasan kapan terjadinya hari kiamat itu membuat orang beriman merasa tidak tenang untuk bermudah-mudahan berbuat dosa. Semestinya ia selalu siap sedia berbekal dengan amal shalih dan tobat kepada Allah Ta’ala menyongsong datangnya hari tersebut.

Semoga Allah Ta’ala senantiasa memberikan taufik kepada kita untuk bersemangat dalam menjalankan ketaatan kepada-Nya.