Hati-hati dari sepuluh perusak keislaman kita (I)

Hati-hati dari sepuluh perusak keislaman kita (I)

Beritahu yang lain

Share on twitter
Share on telegram
Share on whatsapp

Salah seorang ulama Ahlus Sunnah dari negeri Yaman, Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab Al-Washabi, menulis dalam kitab beliau yang ringkas “Al-Qaulul Mufid fi Adillati At-Tauhid,” sepuluh sebab yang menyebabkan batalnya keislaman seseorang. Tidak seperti batalnya jenis-jenis ibadah lain di dalam Islam yang tidak mengeluarkan seseorang dari agama, batalnya keislaman berakibat fatal kepada pelakunya di dunia dan di akhirat.

Sepuluh Pembatal Keislaman itu ialah:
1. Syirik
2. Murtad
3. Tidak mengkafirkan orang kafir
4. Meyakini kebenaran hukum thaghut
5. Membenci sunnah Rasul, meskipun
diamalkan
6. Mengolok-ngolok agama
7. Sihir
8. Menolong orang kafir untuk memerangi
kaum muslimin
9. Meyakini bolehnya keluar dari syariat Allah
10.Tidak mau mempelajari dan mengamalkan
agama

Mari kita jadikan tulisan beliau sebagai bahan koreksi bagi kita semua, jangan sampai gara-gara kebodohan dan kelalaian kita selama ini keislaman kita sudah tidak lagi diakui Allah Ta’ala. Berikut adalah tulisan beliau yang sudah diringkas. (redaksi).

Pertama, Syirik kepada Allah, yaitu menjadikan perantara (sekutu) antara si hamba dengan Allah. Si hamba berdoa kepada para perantara ini, meminta syafa’at, bertawakkal, beristighatsah kepada mereka, bernazar untuk mereka, dan menyembelih kurban dengan menyebut nama mereka. Si hamba berkeyakinan segala perbuatannya tersebut dapat menolak mudharat atau mendatangkan manfaat. Orang yang semacam ini telah kafir.

Berfirman Allah Subhanahu wa Ta’ala,
Åöäøó Çááøóåó áóÇ íóÛúÝöÑõ Ãóäú íõÔúÑóßó Èöåö æóíóÛúÝöÑõ ãóÇ Ïõæäó Ðóáößó áöãóäú íóÔóÇÁõ (48)
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya.”(An-Nisa: 48)

Dan firman Allah :
Åöäøóåõ ãóäú íõÔúÑößú ÈöÇááøóåö ÝóÞóÏú ÍóÑøóãó Çááøóåõ Úóáóíúåö ÇáúÌóäøóÉó æóãóÃúæóÇåõ ÇáäøóÇÑõ æóãóÇ áöáÙøóÇáöãöíäó ãöäú ÃóäúÕóÇÑ
“Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun.” (Al Maidah: 72)
Kedua, murtad dari Islam. Masuk dan memeluk agama Yahudi, Nasrani, Majusi, Komunisme, Ba’tsi, paham sekuler, Freemasonry, dan faham-faham kufur lainnya.

Allah berfirman :
æóáóÇ íóÒóÇáõæäó íõÞóÇÊöáõæäóßõãú ÍóÊøóì íóÑõÏøõæßõãú Úóäú Ïöíäößõãú Åöäö ÇÓúÊóØóÇÚõæÇ æóãóäú íóÑúÊóÏöÏú ãöäúßõãú Úóäú Ïöíäöåö ÝóíóãõÊú æóåõæó ßóÇÝöÑñ ÝóÃõæáóÆößó ÍóÈöØóÊú ÃóÚúãóÇáõåõãú Ýöí ÇáÏøõäúíóÇ æóÇáúÂÎöÑóÉö æóÃõæáóÆößó ÃóÕúÍóÇÈõ ÇáäøóÇÑö åõãú ÝöíåóÇ ÎóÇáöÏõæäó
“Mereka tidak henti-hentinya memerangi kamu sampai mereka (dapat) mengembalikan kamu dari agamamu (kepada kekafiran), seandainya mereka sanggup. Barangsiapa yang murtad di antara kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, maka mereka itulah yang sia-sia amalannya di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.” (Al-Baqarah, 217)

Allah Ta’ala berfirman :
íóÇÃóíøõåóÇ ÇáøóÐöíäó ÁóÇãóäõæÇ ãóäú íóÑúÊóÏøó ãöäúßõãú Úóäú Ïöíäöåö ÝóÓóæúÝó íóÃúÊöí Çááøóåõ ÈöÞóæúãò íõÍöÈøõåõãú æóíõÍöÈøõæäóåõ ÃóÐöáøóÉò Úóáóì ÇáúãõÄúãöäöíäó ÃóÚöÒøóÉò Úóáóì ÇáúßóÇÝöÑöíäó íõÌóÇåöÏõæäó Ýöí ÓóÈöíáö Çááøóåö æóáóÇ íóÎóÇÝõæäó áóæúãóÉó áóÇÆöãò Ðóáößó ÝóÖúáõ Çááøóåö íõÄúÊöíåö ãóäú íóÔóÇÁõ æóÇááøóåõ æóÇÓöÚñ Úóáöíãñ
“Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mu’min, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad di jalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui..” (Al Maidah: 54)

Allah Ta’ala berfirman:
Åöäøó ÇáøóÐöíäó ÇÑúÊóÏøõæÇ Úóáóì ÃóÏúÈóÇÑöåöãú ãöäú ÈóÚúÏö ãóÇ ÊóÈóíøóäó áóåõãõ ÇáúåõÏóì ÇáÔøóíúØóÇäõ Óóæøóáó áóåõãú æóÃóãúáóì áóåõãú(25)Ðóáößó ÈöÃóäøóåõãú ÞóÇáõæÇ áöáøóÐöíäó ßóÑöåõæÇ ãóÇ äóÒøóáó Çááøóåõ ÓóäõØöíÚõßõãú Ýöí ÈóÚúÖö ÇáúÃóãúÑö æóÇááøóåõ íóÚúáóãõ ÅöÓúÑóÇÑóåõãú(26)ÝóßóíúÝó ÅöÐóÇ ÊóæóÝøóÊúåõãõ ÇáúãóáóÇÆößóÉõ íóÖúÑöÈõæäó æõÌõæåóåõãú æóÃóÏúÈóÇÑóåõãú(27)Ðóáößó ÈöÃóäøóåõãõ ÇÊøóÈóÚõæÇ ãóÇ ÃóÓúÎóØó Çááøóåó æóßóÑöåõæÇ ÑöÖúæóÇäóåõ ÝóÃóÍúÈóØó ÃóÚúãóÇáóåõãú(28)Ãóãú ÍóÓöÈó ÇáøóÐöíäó Ýöí ÞõáõæÈöåöãú ãóÑóÖñ Ãóäú áóäú íõÎúÑöÌó Çááøóåõ ÃóÖúÛóÇäóåõãú(29) æóáóæú äóÔóÇÁõ áóÃóÑóíúäóÇßóåõãú ÝóáóÚóÑóÝúÊóåõãú ÈöÓöíãóÇåõãú æóáóÊóÚúÑöÝóäøóåõãú Ýöí áóÍúäö ÇáúÞóæúáö æóÇááøóåõ íóÚúáóãõ ÃóÚúãóÇáóßõãú(30)
“Sesungguhnya orang-orang yang kembali ke belakang (kepada kekafiran) sesudah petunjuk itu jelas bagi mereka, syaitan telah menjadikan mereka mudah (berbuat dosa) dan memanjangkan angan-angan mereka. Yang demikian itu karena sesungguhnya mereka (orang-orang munafik) itu berkata kepada orang-orang yang benci kepada apa yang diturunkan Allah (orang-orang Yahudi): “Kami akan mematuhi kamu dalam beberapa urusan”, sedang Allah mengetahui rahasia mereka. Bagaimanakah (keadaan mereka) apabila malaikat (maut) mencabut nyawa mereka seraya memukul muka mereka dan punggung mereka? Yang demikian itu adalah karena sesungguhnya mereka mengikuti apa yang menimbulkan kemurkaan Allah dan (karena) mereka membenci (apa yang menimbulkan) keridhaan-Nya; sebab itu Allah menghapus (pahala) amal-amal mereka. Atau apakah orang-orang yang ada penyakit dalam hatinya mengira bahwa Allah tidak akan menampakkan kedengkian mereka? Dan kalau Kami menghendaki, niscaya Kami tunjukkan mereka kepadamu sehingga kamu benar-benar dapat mengenal mereka dengan tanda-tandanya. Dan kamu benar-benar akan mengenal mereka dari kiasan-kiasan perkataan mereka dan Allah mengetahui perbuatan-perbuatan kamu.” (Muhammad, 25-30)

Dan Allah berfirman,
Çáúíóæúãó ÃõÍöáøó áóßõãõ ÇáØøóíøöÈóÇÊõ æóØóÚóÇãõ ÇáøóÐöíäó ÃõæÊõæÇ ÇáúßöÊóÇÈó Íöáøñ áóßõãú æóØóÚóÇãõßõãú Íöáøñ áóåõãú æóÇáúãõÍúÕóäóÇÊõ ãöäó ÇáúãõÄúãöäóÇÊö æóÇáúãõÍúÕóäóÇÊõ ãöäó ÇáøóÐöíäó ÃõæÊõæÇ ÇáúßöÊóÇÈó ãöäú ÞóÈúáößõãú ÅöÐóÇ ÁóÇÊóíúÊõãõæåõäøó ÃõÌõæÑóåõäøó ãõÍúÕöäöíäó ÛóíúÑó ãõÓóÇÝöÍöíäó æóáóÇ ãõÊøóÎöÐöí ÃóÎúÏóÇäò æóãóäú íóßúÝõÑú ÈöÇáúÅöíãóÇäö ÝóÞóÏú ÍóÈöØó Úóãóáõåõ æóåõæó Ýöí ÇáúÂÎöÑóÉö ãöäó ÇáúÎóÇÓöÑöíäó(5)
“Pada hari ini dihalalkan bagimu yang baik-baik. Makanan (sembelihan) orang-orang yang diberi Al Kitab itu halal bagimu, dan makanan kamu halal pula bagi mereka. (Dan dihalalkan mengawini) wanita-wanita yang menjaga kehormatan di antara wanita-wanita yang beriman dan wanita-wanita yang menjaga kehormatan di antara orang-orang yang diberi Al Kitab sebelum kamu, bila kamu telah membayar mas kawin mereka dengan maksud menikahinya, tidak dengan maksud berzina dan tidak (pula) menjadikannya gundik-gundik. Barangsiapa yang kafir sesudah beriman (tidak menerima hukum-hukum Islam) maka hapuslah amalannya dan ia di hari akhirat termasuk orang-orang merugi.” (Al Maidah ayat 5).

Dari Ibnu Abbas Rahuma katanya: “Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, ‘Barangsiapa yang mengubah agamanya, maka bunuhlah dia!’”(Riwayat Bukhari, No. 2854)

Dari Abdullah bin Mas’ud RA, beliau berkata: “Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda: ‘Tidak halal (menumpahkan darah seorang muslim) yang bersaksi bahwa tidak ada yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Allah, dan bersaksi pula bahwa aku adalah utusan Allah, kecuali dengan tiga perkara: orang sudah menikah tapi berzina, orang yang membunuh jiwa (tanpa hak), dan orang yang meninggalkan agama dan memisahkan diri dari jamaah.” (Bukhari 6484, Muslim 1674)

Ketiga, tidak mengkafirkan orang yang jelas-jelas kafir. Baik itu Yahudi, Nasrani (Kristen/Katolik), Majusi, Musyrik, Atheis, atau lainnya dari jenis bentuk kekufuran. Atau, meragukan kekafiran mereka, membenarkan mazhab dan pemikiran mereka. Yang demikian ini juga dihukumi kafir. Allah sendiri telah mengkafirkan, namun orang ini menentang dengan mengambil sikap yang berlawanan dengan ketentuan Allah dan Rasul-Nya. Karena itu, tidak mengkafirkan orang yang dikafirkan Allah, ragu, dan bahkan membenarkan mazhab mereka, sama dengan artinya berpaling dari keputusan Allah.

Allah berfirman :
Åöäøó ÇáøóÐöíäó ßóÝóÑõæÇ ãöäú Ãóåúáö ÇáúßöÊóÇÈö æóÇáúãõÔúÑößöíäó Ýöí äóÇÑö Ìóåóäøóãó ÎóÇáöÏöíäó ÝöíåóÇ ÃõæáóÆößó åõãú ÔóÑøõ ÇáúÈóÑöíøóÉö(6)
“Sesungguhnya orang-orang kafir yakni ahli Kitab dan orang-orang musyrik (akan masuk) ke neraka Jahannam; mereka kekal di dalamnya. Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk.” (Al-Bayyinah:6)

Yang dimaksud dengan ahli kitab adalah Yahudi dan Nasrani. Sedangkan yang dimaksud dengan musyrikin ialah orang yang menyembah Allah sekaligus menyembah sesembahan yang lain.

Allah berfirman :
áóÞóÏú ßóÝóÑó ÇáøóÐöíäó ÞóÇáõæÇ Åöäøó Çááøóåó åõæó ÇáúãóÓöíÍõ ÇÈúäõ ãóÑúíóãó Þõáú Ýóãóäú íóãúáößõ ãöäó Çááøóåö ÔóíúÆðÇ Åöäú ÃóÑóÇÏó Ãóäú íõåúáößó ÇáúãóÓöíÍó ÇÈúäó ãóÑúíóãó æóÃõãøóåõ æóãóäú Ýöí ÇáúÃóÑúÖö ÌóãöíÚðÇ æóáöáøóåö ãõáúßõ ÇáÓøóãóæóÇÊö æóÇáúÃóÑúÖö æóãóÇ ÈóíúäóåõãóÇ íÎúáõÞõ ãóÇ íóÔóÇÁõ æóÇááøóåõ Úóáóì ßõáøö ÔóíúÁò ÞóÏöíÑñ(17)
“Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: “Sesungguhnya Allah itu ialah Al Masih putera Maryam”. Katakanlah: “Maka siapakah (gerangan) yang dapat menghalang-halangi kehendak Allah, jika Dia hendak membinasakan Al Masih putera Maryam itu beserta ibunya dan seluruh orang-orang yang berada di bumi semuanya?” Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi dan apa yang di antara keduanya; Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (Al-Maidah: 17)

áóÞóÏú ßóÝóÑó ÇáøóÐöíäó ÞóÇáõæÇ Åöäøó Çááøóåó åõæó ÇáúãóÓöíÍõ ÇÈúäõ ãóÑúíóãó æóÞóÇáó ÇáúãóÓöíÍõ íóÇÈóäöí ÅöÓúÑóÇÆöíáó ÇÚúÈõÏõæÇ Çááøóåó ÑóÈøöí æóÑóÈøóßõãú Åöäøóåõ ãóäú íõÔúÑößú ÈöÇááøóåö ÝóÞóÏú ÍóÑøóãó Çááøóåõ Úóáóíúåö ÇáúÌóäøóÉó æóãóÃúæóÇåõ ÇáäøóÇÑõ æóãóÇ áöáÙøóÇáöãöíäó ãöäú ÃóäúÕóÇÑò
“Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: “Sesungguhnya Allah adalah Al Masih putera Maryam”, padahal Al Masih (sendiri) berkata: “Hai Bani Israil, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu” Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun.” (Al-Maidah : 72)

Allah berfirman
áóÞóÏú ßóÝóÑó ÇáøóÐöíäó ÞóÇáõæÇ Åöäøó Çááøóåó ËóÇáöËõ ËóáóÇËóÉò æóãóÇ ãöäú Åöáóåò ÅöáøóÇ Åöáóåñ æóÇÍöÏñ æóÅöäú áóãú íóäúÊóåõæÇ ÚóãøóÇ íóÞõæáõæäó áóíóãóÓøóäøó ÇáøóÐöíäó ßóÝóÑõæÇ ãöäúåõãú ÚóÐóÇÈñ Ãóáöíãñ(73)
“Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan: “Bahwasanya Allah salah satu dari yang tiga”, padahal sekali-kali tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Tuhan Yang Esa. Jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan itu, pasti orang-orang yang kafir di antara mereka akan ditimpa siksaan yang pedih.” (Al-Maidah: 73).

Allah berfirman
Åöäøó ÇáøóÐöíäó íóßúÝõÑõæäó ÈöÇááøóåö æóÑõÓõáöåö æóíõÑöíÏõæäó Ãóäú íõÝóÑøöÞõæÇ Èóíúäó Çááøóåö æóÑõÓõáöåö æóíóÞõæáõæäó äõÄúãöäõ ÈöÈóÚúÖò æóäóßúÝõÑõ ÈöÈóÚúÖò æóíõÑöíÏõæäó Ãóäú íóÊøóÎöÐõæÇ Èóíúäó Ðóáößó ÓóÈöíáðÇ(150)ÃõæáóÆößó åõãõ ÇáúßóÇÝöÑõæäó ÍóÞøðÇ æóÃóÚúÊóÏúäóÇ áöáúßóÇÝöÑöíäó ÚóÐóÇÈðÇ ãõåöíäðÇ(151)
“Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada Allah dan rasu-rasul-Nya, dan bermaksud memperbedakan antara (keimanan kepada) Allah dan rasul-rasul-Nya, dengan mengatakan: “Kami beriman kepada yang sebahagian dan kami kafir terhadap sebahagian (yang lain)”, serta bermaksud (dengan perkataan itu) mengambil jalan (tengah) di antara yang demikian (iman atau kafir), merekalah orang-orang yang kafir sebenar-benarnya. Kami telah menyediakan untuk orang-orang yang kafir itu siksaan yang menghinakan.” (An-Nisa: 150-151)

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
æóÞóÏú äóÒøóáó Úóáóíúßõãú Ýöí ÇáúßöÊóÇÈö Ãóäú ÅöÐóÇ ÓóãöÚúÊõãú ÁóÇíóÇÊö Çááøóåö íõßúÝóÑõ ÈöåóÇ æóíõÓúÊóåúÒóÃõ ÈöåóÇ ÝóáóÇ ÊóÞúÚõÏõæÇ ãóÚóåõãú ÍóÊøóì íóÎõæÖõæÇ Ýöí ÍóÏöíËò ÛóíúÑöåö Åöäøóßõãú ÅöÐðÇ ãöËúáõåõãú Åöäøó Çááøóåó ÌóÇãöÚõ ÇáúãõäóÇÝöÞöíäó æóÇáúßóÇÝöÑöíäó Ýöí Ìóåóäøóãó ÌóãöíÚðÇ(140)
“Dan sungguh Allah telah menurunkan kepada kamu di dalam Al Qur’an bahwa apabila kamu mendengar ayat-ayat Allah diingkari dan diperolok-olokkan (oleh orang-orang kafir), maka janganlah kamu duduk beserta mereka, sehingga mereka memasuki pembicaraan yang lain. Karena sesungguhnya (kalau kamu berbuat demikian), tentulah kamu serupa dengan mereka. Sesungguhnya Allah akan mengumpulkan semua orang-orang munafik dan orang-orang kafir di dalam Jahannam,” (An-Nisa’:140)

Keempat, orang yang meyakini bahwa petunjuk selain Nabi lebih sempurna daripada petunjuk beliau. Atau, meyakini bahwa hukum selain hukumnya lebih baik. Seperti orang-orang yang lebih mengutamakan hukum thagut daripada hukum-hukum-Nya. Termasuk ke dalamnya orang yang beryakinan bahwa aturan dan perundangan yang dibuat oleh manusia lebih utama daripada syariat Islam. Atau, meyakini bahwa hukum-hukum Islam tidak layak diterapkan pada masa sekarang. Atau, meyakini bahwa Islam merupakan penyebab kemunduran kaum muslimin.

Atau, meyakini bahwa Islam itu sebatas hubungan seorang hamba dengan tuhannya, dan tidak mencakup perkara-perkara kehidupan lainnya.

Termasuk dalam kategori ini adalah orang yang berpandangan bahwa pelaksanaan hukum Allah dalam masalah memotong tangan pencuri, atau merajam pelaku zina muhshan (yang sudah pernah nikah, red), tidak relevan dengan kondisi sekarang.

Juga termasuk ke dalamnya orang yang meyakini bolehnya berhukum dengan selain hukum Allah dalam muamalah, penerapan hukum pidana, dan yang lainnya. Meskipun dia tidak meyakini bahwa hal itu lebih baik daripada hukum yang ditetapkan oleh syariat Islam. Lantaran dengan begitu dia telah menghalalkan apa yang diharamkan oleh Allah. Dan setiap orang yang menghalalkan apa yang diharamkan Allah dan Rasul-Nya dari perkara-perkara agama yang sudah pasti secara ijma’ seperti zina, riba, khamr, dan berhukum dengan selain syariat Allah maka dia itu kafir berdasarkan kesepakatan kaum muslimin.

Allah Ta’ala berfirman :
ÃóÝóÍõßúãó ÇáúÌóÇåöáöíøóÉö íóÈúÛõæäó æóãóäú ÃóÍúÓóäõ ãöäó Çááøóåö ÍõßúãðÇ áöÞóæúãò íõæÞöäõæäó(50)
“Apakah hukum Jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin?” (Al-Maidah : 50)
ÅöäøóÇ ÃóäúÒóáúäóÇ ÇáÊøóæúÑóÇÉó ÝöíåóÇ åõÏðì æóäõæÑñ íóÍúßõãõ ÈöåóÇ ÇáäøóÈöíøõæäó ÇáøóÐöíäó ÃóÓúáóãõæÇ áöáøóÐöíäó åóÇÏõæÇ æóÇáÑøóÈøóÇäöíøõæäó æóÇáúÃóÍúÈóÇÑõ ÈöãóÇ ÇÓúÊõÍúÝöÙõæÇ ãöäú ßöÊóÇÈö Çááøóåö æóßóÇäõæÇ Úóáóíúåö ÔõåóÏóÇÁó ÝóáóÇ ÊóÎúÔóæõÇ ÇáäøóÇÓó æóÇÎúÔóæúäö æóáóÇ ÊóÔúÊóÑõæÇ ÈöÂíóÇÊöí ËóãóäðÇ ÞóáöíáðÇ æóãóäú áóãú íóÍúßõãú ÈöãóÇ ÃóäúÒóáó Çááøóåõ ÝóÃõæáóÆößó åõãõ ÇáúßóÇÝöÑõæäó(44)
“Sesungguhnya Kami telah menurunkan Kitab Taurat di dalamnya (ada) petunjuk dan cahaya (yang menerangi), yang dengan Kitab itu diputuskan perkara orang-orang Yahudi oleh nabi-nabi yang menyerah diri kepada Allah, oleh orang-orang alim mereka dan pendeta-pendeta mereka, disebabkan mereka diperintahkan memelihara kitab-kitab Allah dan mereka menjadi saksi terhadapnya. Karena itu janganlah kamu takut kepada manusia, (tetapi) takutlah kepada-Ku. Dan janganlah kamu menukar ayat-ayat-Ku dengan harga yang sedikit. Barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir.” (Al-Maidah : 44)

æóßóÊóÈúäóÇ Úóáóíúåöãú ÝöíåóÇ Ãóäøó ÇáäøóÝúÓó ÈöÇáäøóÝúÓö æóÇáúÚóíúäó ÈöÇáúÚóíúäö æóÇáúÃóäúÝó ÈöÇáúÃóäúÝö æóÇáúÃõÐõäó ÈöÇáúÃõÐõäö æóÇáÓøöäøó ÈöÇáÓøöäøö æóÇáúÌõÑõæÍó ÞöÕóÇÕñ Ýóãóäú ÊóÕóÏøóÞó Èöåö Ýóåõæó ßóÝøóÇÑóÉñ áóåõ æóãóäú áóãú íóÍúßõãú ÈöãóÇ ÃóäúÒóáó Çááøóåõ ÝóÃõæáóÆößó åõãõ ÇáÙøóÇáöãõæäó(45)
“Dan kami telah tetapkan terhadap mereka di dalamnya (At Taurat) bahwasanya jiwa (dibalas) dengan jiwa, mata dengan mata, hidung dengan hidung, telinga dengan telinga, gigi dengan gigi, dan luka-luka (pun) ada kisasnya. Barangsiapa yang melepaskan (hak kisas) nya, maka melepaskan hak itu (menjadi) penebus dosa baginya. Barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang zalim.” (Al-Maidah :45)

æóáúíóÍúßõãú Ãóåúáõ ÇáúÅöäúÌöíáö ÈöãóÇ ÃóäúÒóáó Çááøóåõ Ýöíåö æóãóäú áóãú íóÍúßõãú ÈöãóÇ ÃóäúÒóáó Çááøóåõ ÝóÃõæáóÆößó åõãõ ÇáúÝóÇÓöÞõæäó(47)
“Dan hendaklah orang-orang pengikut Injil, memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah di dalamnya. Barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang fasik.” (Al-Maidah : 47)

Åöäøó ÇáÏøöíäó ÚöäúÏó Çááøóåö ÇáúÅöÓúáóÇãõ æóãóÇ ÇÎúÊóáóÝó ÇáøóÐöíäó ÃõæÊõæÇ ÇáúßöÊóÇÈó ÅöáøóÇ ãöäú ÈóÚúÏö ãóÇ ÌóÇÁóåõãõ ÇáúÚöáúãõ ÈóÛúíðÇ Èóíúäóåõãú æóãóäú íóßúÝõÑú ÈöÂíóÇÊö Çááøóåö ÝóÅöäøó Çááøóåó ÓóÑöíÚõ ÇáúÍöÓóÇÈö(19)
“Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah Islam. Tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya.” (Ali Imran : 19)

æóãóäú íóÈúÊóÛö ÛóíúÑó ÇáúÅöÓúáóÇãö ÏöíäðÇ Ýóáóäú íõÞúÈóáó ãöäúåõ æóåõæó Ýöí ÇáúÂÎöÑóÉö ãöäó ÇáúÎóÇÓöÑöíäó(85)
“Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.” (Ali Imran : 85)

Åöäøó ÇáøóÐöíäó ßóÝóÑõæÇ ÈöÂíóÇÊöäóÇ ÓóæúÝó äõÕúáöíåöãú äóÇÑðÇ ßõáøóãóÇ äóÖöÌóÊú ÌõáõæÏõåõãú ÈóÏøóáúäóÇåõãú ÌõáõæÏðÇ ÛóíúÑóåóÇ áöíóÐõæÞõæÇ ÇáúÚóÐóÇÈó Åöäøó Çááøóåó ßóÇäó ÚóÒöíÒðÇ ÍóßöíãðÇ(56)
“Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami, kelak akan Kami masukkan mereka ke dalam neraka. Setiap kali kulit mereka hangus, Kami ganti kulit mereka dengan kulit yang lain, supaya mereka merasakan azab. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (Ali Imran : 56)

ÝóáóÇ æóÑóÈøößó áóÇ íõÄúãöäõæäó ÍóÊøóì íõÍóßøöãõæßó ÝöíãóÇ ÔóÌóÑó Èóíúäóåõãú Ëõãøó áóÇ íóÌöÏõæÇ Ýöí ÃóäúÝõÓöåöãú ÍóÑóÌðÇ ãöãøóÇ ÞóÖóíúÊó æóíõÓóáøöãõæÇ ÊóÓúáöíãðÇ(65)
“Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya.”
(An Nisaa :65). /**

Bersambung ke artikel Hati-hati dari sepuluh perusak keislaman kita (II).

(Diterjemahkan oleh al akh Luqman Yazid edisi Bahasa Indonesia SEPULUH PEMBATAL KEISLAMAN, judul asli Al-Qaulul Mufid fi Adillati At-Tauhid, karya Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab Al-Washabi Al-Yamani, Ulama Ahlusunnah era ini dari Yaman, dikirimkan al Akh Khudori, Malang)