Hati-hati dari sepuluh perusak keislaman kita (II)

Hati-hati dari sepuluh perusak keislaman kita (II)

Beritahu yang lain

Share on twitter
Share on telegram
Share on whatsapp

Kelima, orang yang membenci apa yang dibawa oleh Rasul Shallallahu ‘alaihi wasallam. Kendati dia tetap mengamalkannya. Maka, orang ini dihukumi kafir.
æóÇáøóÐöíäó ßóÝóÑõæÇ ÝóÊóÚúÓðÇ áóåõãú æóÃóÖóáøó ÃóÚúãóÇáóåõãú(8)Ðóáößó ÈöÃóäøóåõãú ßóÑöåõæÇ ãóÇ ÃóäúÒóáó Çááøóåõ ÝóÃóÍúÈóØó ÃóÚúãóÇáóåõãú(9)
“Dan orang-orang yang kafir maka kecelakaanlah bagi mereka dan Allah menghapus amal-amal mereka. Yang demikian itu adalah karena sesungguhnya mereka benci kepada apa yang diturunkan Allah (Al Qur’an) lalu Allah menghapuskan (pahala-pahala) amal-amal mereka.” (Muhammad:8-9)

Åöäøó ÇáøóÐöíäó ÇÑúÊóÏøõæÇ Úóáóì ÃóÏúÈóÇÑöåöãú ãöäú ÈóÚúÏö ãóÇ ÊóÈóíøóäó áóåõãõ ÇáúåõÏóì ÇáÔøóíúØóÇäõ Óóæøóáó áóåõãú æóÃóãúáóì áóåõãú(25)Ðóáößó ÈöÃóäøóåõãú ÞóÇáõæÇ áöáøóÐöíäó ßóÑöåõæÇ ãóÇ äóÒøóáó Çááøóåõ ÓóäõØöíÚõßõãú Ýöí ÈóÚúÖö ÇáúÃóãúÑö æóÇááøóåõ íóÚúáóãõ ÅöÓúÑóÇÑóåõãú(26)ÝóßóíúÝó ÅöÐóÇ ÊóæóÝøóÊúåõãõ ÇáúãóáóÇÆößóÉõ íóÖúÑöÈõæäó æõÌõæåóåõãú æóÃóÏúÈóÇÑóåõãú(27)Ðóáößó ÈöÃóäøóåõãõ ÇÊøóÈóÚõæÇ ãóÇ ÃóÓúÎóØó Çááøóåó æóßóÑöåõæÇ ÑöÖúæóÇäóåõ ÝóÃóÍúÈóØó ÃóÚúãóÇáóåõãú(28)
“Sesungguhnya orang-orang yang kembali ke belakang (kepada kekafiran) sesudah petunjuk itu jelas bagi mereka, syaitan telah menjadikan mereka mudah (berbuat dosa) dan memanjangkan angan-angan mereka. Yang demikian itu karena sesungguhnya mereka (orang-orang munafik) itu berkata kepada orang-orang yang benci kepada apa yang diturunkan Allah (orang-orang Yahudi): “Kami akan mematuhi kamu dalam beberapa urusan”, sedang Allah mengetahui rahasia mereka. Bagaimanakah (keadaan mereka) apabila malaikat (maut) mencabut nyawa mereka seraya memukul muka mereka dan punggung mereka? Yang demikian itu adalah karena sesungguhnya mereka mengikuti apa yang menimbulkan kemurkaan Allah dan (karena) mereka membenci (apa yang menimbulkan) keridhaan-Nya; sebab itu Allah menghapus (pahala) amal-amal mereka.” (Muhammad: 25-28)

Keenam, orang yang memperolok-olok Allah atau Rasul-Nya, Al-Qur`an, agama Islam, malaikat, dan para ulama yakni ilmu yang dihasung ulama tersebut. Atau, memperolok-olok salah satu syiar Islam, seperti shalat, zakat, puasa, haji, thawaf di Ka’bah, wukuf di Arafah, masjid, azan, jenggot, sunnah-sunnah Nabi, dan lain-lain dari syiar-syiar Allah dan kesucian Islam, maka orang yang semacam ini dihukumi kafir.
æóáóÆöäú ÓóÃóáúÊóåõãú áóíóÞõæáõäøó ÅöäøóãóÇ ßõäøóÇ äóÎõæÖõ æóäóáúÚóÈõ Þõáú ÃóÈöÇááøóåö æóÁóÇíóÇÊöåö æóÑóÓõæáöåö ßõäúÊõãú ÊóÓúÊóåúÒöÆõæäó(65)áóÇ ÊóÚúÊóÐöÑõæÇ ÞóÏú ßóÝóÑúÊõãú ÈóÚúÏó ÅöíãóÇäößõãú Åöäú äóÚúÝõ Úóäú ØóÇÆöÝóÉò ãöäúßõãú äõÚóÐøöÈú ØóÇÆöÝóÉð ÈöÃóäøóåõãú ßóÇäõæÇ ãõÌúÑöãöíäó(66)
“Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentulah mereka akan menjawab: “Sesungguhnya kami hanyalah bersenda gurau dan bermain-main saja”. Katakanlah: “Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?” Tidak usah kamu minta ma`af, karena kamu kafir sesudah beriman. Jika Kami mema`afkan segolongan daripada kamu (lantaran mereka taubat), niscaya Kami akan mengazab golongan (yang lain) disebabkan mereka adalah orang-orang yang selalu berbuat dosa.” (At-Taubah :65,66)

Åöäøó ÇáøóÐöíäó ÃóÌúÑóãõæÇ ßóÇäõæÇ ãöäó ÇáøóÐöíäó ÁóÇãóäõæÇ íóÖúÍóßõæäó(29)æóÅöÐóÇ ãóÑøõæÇ Èöåöãú íóÊóÛóÇãóÒõæäó(30)æóÅöÐóÇ ÇäúÞóáóÈõæÇ Åöáóì Ãóåúáöåöãõ ÇäúÞóáóÈõæÇ Ýóßöåöíäó(31)æóÅöÐóÇ ÑóÃóæúåõãú ÞóÇáõæÇ Åöäøó åóÄõáóÇÁö áóÖóÇáøõæäó(32)æóãóÇ ÃõÑúÓöáõæÇ Úóáóíúåöãú ÍóÇÝöÙöíäó(33)ÝóÇáúíóæúãó ÇáøóÐöíäó ÁóÇãóäõæÇ ãöäó ÇáúßõÝøóÇÑö íóÖúÍóßõæäó(34)Úóáóì ÇáúÃóÑóÇÆößö íóäúÙõÑõæäó(35)åóáú ËõæøöÈó ÇáúßõÝøóÇÑõ ãóÇ ßóÇäõæÇ íóÝúÚóáõæäó(36)
“Sesungguhnya orang-orang yang berdosa, adalah mereka yang dahulunya (di dunia) menertawakan orang-orang yang beriman. Dan apabila orang-orang yang beriman lalu di hadapan mereka, mereka saling mengedip-ngedipkan matanya. Dan apabila orang-orang berdosa itu kembali kepada kaumnya, mereka kembali dengan gembira. Dan apabila mereka melihat orang-orang mu’min, mereka mengatakan: “Sesungguhnya mereka itu benar-benar orang-orang yang sesat”, padahal orang-orang yang berdosa itu tidak dikirim untuk penjaga bagi orang-orang mu’min. Maka pada hari ini, orang-orang yang beriman menertawakan orang-orang kafir, mereka (duduk) di atas dipan-dipan sambil memandang. Sesungguhnya orang-orang kafir telah diberi ganjaran terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan.” (Muthaffifin:29-36)

æóÅöÐóÇ ÑóÃóíúÊó ÇáøóÐöíäó íóÎõæÖõæäó Ýöí ÁóÇíóÇÊöäóÇ ÝóÃóÚúÑöÖú Úóäúåõãú ÍóÊøóì íóÎõæÖõæÇ Ýöí ÍóÏöíËò ÛóíúÑöåö æóÅöãøóÇ íõäúÓöíóäøóßó ÇáÔøóíúØóÇäõ ÝóáóÇ ÊóÞúÚõÏú ÈóÚúÏó ÇáÐøößúÑóì ãóÚó ÇáúÞóæúãö ÇáÙøóÇáöãöíäó(68)
“Dan apabila kamu melihat orang-orang memperolok-olokkan ayat-ayat Kami, maka tinggalkanlah mereka sehingga mereka membicarakan pembicaraan yang lain. Dan jika syaitan menjadikan kamu lupa (akan larangan ini), maka janganlah kamu duduk bersama orang-orang yang zalim itu sesudah teringat (akan larangan itu).” (Al-An’am :68)

æóÞóÏú äóÒøóáó Úóáóíúßõãú Ýöí ÇáúßöÊóÇÈö Ãóäú ÅöÐóÇ ÓóãöÚúÊõãú ÁóÇíóÇÊö Çááøóåö íõßúÝóÑõ ÈöåóÇ æóíõÓúÊóåúÒóÃõ ÈöåóÇ ÝóáóÇ ÊóÞúÚõÏõæÇ ãóÚóåõãú ÍóÊøóì íóÎõæÖõæÇ Ýöí ÍóÏöíËò ÛóíúÑöåö Åöäøóßõãú ÅöÐðÇ ãöËúáõåõãú Åöäøó Çááøóåó ÌóÇãöÚõ ÇáúãõäóÇÝöÞöíäó æóÇáúßóÇÝöÑöíäó Ýöí Ìóåóäøóãó ÌóãöíÚðÇ(140)
“Dan sungguh Allah telah menurunkan kepada kamu di dalam Al Qur’an bahwa apabila kamu mendengar ayat-ayat Allah diingkari dan diperolok-olokkan (oleh orang-orang kafir), maka janganlah kamu duduk beserta mereka, sehingga mereka memasuki pembicaraan yang lain. Karena sesungguhnya (kalau kamu berbuat demikian), tentulah kamu serupa dengan mereka. Sesungguhnya Allah akan mengumpulkan semua orang-orang munafik dan orang-orang kafir di dalam Jahannam,” (An-Nisa’ :140)

Ðóáößó æóãóäú íõÚóÙøöãú ÍõÑõãóÇÊö Çááøóåö Ýóåõæó ÎóíúÑñ áóåõ ÚöäúÏó ÑóÈøöåö æóÃõÍöáøóÊú áóßõãõ ÇáúÃóäúÚóÇãõ ÅöáøóÇ ãóÇ íõÊúáóì Úóáóíúßõãú ÝóÇÌúÊóäöÈõæÇ ÇáÑøöÌúÓó ãöäó ÇáúÃóæúËóÇäö æóÇÌúÊóäöÈõæÇ Þóæúáó ÇáÒøõæÑö(30)
“Demikianlah (perintah Allah). Dan barangsiapa mengagungkan apa-apa yang terhormat di sisi Allah maka itu adalah lebih baik baginya di sisi Tuhannya. Dan telah dihalalkan bagi kamu semua binatang ternak, terkecuali yang diterangkan kepadamu keharamannya, maka jauhilah olehmu berhala-berhala yang najis itu dan jauhilah perkataan-perkataan dusta.”(Al-Hajj :30)

Ðóáößó æóãóäú íõÚóÙøöãú ÔóÚóÇÆöÑó Çááøóåö ÝóÅöäøóåóÇ ãöäú ÊóÞúæóì ÇáúÞõáõæÈö(32)
“Demikianlah (perintah Allah). Dan barangsiapa mengagungkan syi`ar-syi`ar Allah, maka sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan hati.” (Al-Hajj :32)

Ketujuh, sihir. Di antaranya ialah ash-sharf dan al-‘athf. Adapun ash-sharf ialah praktik sihir yang bertujuan mengubah hasrat dan keinginan manusia, seperti memalingkan kecintaan seorang suami kepada istrinya, dan sebaliknya. Adapun al-athf ialah praktik sihir yang dapat membuat orang menjadi cenderung mencintai sesuatu yang tadinya biasa-biasa saja dengan cara-cara syaitan.
æóÇÊøóÈóÚõæÇ ãóÇ ÊóÊúáõæ ÇáÔøóíóÇØöíäõ Úóáóì ãõáúßö ÓõáóíúãóÇäó æóãóÇ ßóÝóÑó ÓõáóíúãóÇäõ æóáóßöäøó ÇáÔøóíóÇØöíäó ßóÝóÑõæÇ íõÚóáøöãõæäó ÇáäøóÇÓó ÇáÓøöÍúÑó æóãóÇ ÃõäúÒöáó Úóáóì Çáúãóáóßóíúäö ÈöÈóÇÈöáó åóÇÑõæÊó æóãóÇÑõæÊó æóãóÇ íõÚóáøöãóÇäö ãöäú ÃóÍóÏò ÍóÊøóì íóÞõæáóÇ ÅöäøóãóÇ äóÍúäõ ÝöÊúäóÉñ ÝóáóÇ ÊóßúÝõÑú ÝóíóÊóÚóáøóãõæäó ãöäúåõãóÇ ãóÇ íõÝóÑøöÞõæäó Èöåö Èóíúäó ÇáúãóÑúÁö æóÒóæúÌöåö æóãóÇ åõãú ÈöÖóÇÑøöíäó Èöåö ãöäú ÃóÍóÏò ÅöáøóÇ ÈöÅöÐúäö Çááøóåö æóíóÊóÚóáøóãõæäó ãóÇ íóÖõÑøõåõãú æóáóÇ íóäúÝóÚõåõãú æóáóÞóÏú ÚóáöãõæÇ áóãóäö ÇÔúÊóÑóÇåõ ãóÇ áóåõ Ýöí ÇáúÂÎöÑóÉö ãöäú ÎóáóÇÞòæóáóÈöÆúÓó ãóÇ ÔóÑóæúÇ Èöåö ÃóäúÝõÓóåõãú áóæú ßóÇäõæÇ íóÚúáóãõæäó(102)
“Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh syaitan-syaitan pada masa kerajaan Sulaiman (dan mereka mengatakan bahwa Sulaiman itu mengerjakan sihir), padahal Sulaiman tidak kafir (tidak mengerjakan sihir), hanya syaitan-syaitan itulah yang kafir (mengerjakan sihir). Mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua orang malaikat di negeri Babil yaitu Harut dan Marut, sedang keduanya tidak mengajarkan (sesuatu) kepada seorangpun sebelum mengatakan: “Sesungguhnya kami hanya cobaan (bagimu), sebab itu janganlah kamu kafir”. Maka mereka mempelajari dari kedua malaikat itu apa yang dengan sihir itu, mereka dapat menceraikan antara seorang (suami) dengan isterinya. Dan mereka itu (ahli sihir) tidak memberi mudharat dengan sihirnya kepada seorangpun kecuali dengan izin Allah. Dan mereka mempelajari sesuatu yang memberi mudharat kepadanya dan tidak memberi manfaat. Demi, sesungguhnya mereka telah meyakini bahwa barangsiapa yang menukarnya (kitab Allah) dengan sihir itu, tiadalah baginya keuntungan di akhirat dan amat jahatlah perbuatan mereka menjual dirinya dengan sihir, kalau mereka mengetahui.” (Al-Baqarah : 102)

Dari Abdullah bin Mas’ud Radiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Sesungguhnya jampi-jampi, tamimah (Penangkal pada anak-anak untuk menolak penyakit ‘ain atau bala, red), dan thiwalah (Semacam jimat supaya suami cinta istri atau sebaliknya , red) itu syirik.” (Riwayat Abu Dawud No.3883, dihasankan Syaikh Muqbil dalam Ash-Shahihul Musnad II/17-18, dishahihkan Syaikh Al-Albani dalam Shahihul Jami’ No.1632 dan di dalam Silsilah Ash-Shahihah No.331, dan dishahihkan Imam Hakim IV/217 dan disepakati oleh Imam Adz-Dzahabi, juga diriwayatkan Ibnu Majah No.3530, Thabrani dalam Al-Kabir X/262, Ibnu Hibban XIII/456, Al-Baihaqi IX/350)

Kedelapan, membantu orang-orang kafir memerangi kaum muslimin.
íóÇÃóíøõåóÇ ÇáøóÐöíäó ÁóÇãóäõæÇ áóÇ ÊóÊøóÎöÐõæÇ ÇáúíóåõæÏó æóÇáäøóÕóÇÑóì ÃóæúáöíóÇÁó ÈóÚúÖõåõãú ÃóæúáöíóÇÁõ ÈóÚúÖò æóãóäú íóÊóæóáøóåõãú ãöäúßõãú ÝóÅöäøóåõ ãöäúåõãú Åöäøó Çááøóåó áóÇ íóåúÏöí ÇáúÞóæúãó ÇáÙøóÇáöãöíäó(51)
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin (mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.” (Al-Maidah : 51)

íóÇÃóíøõåóÇ ÇáøóÐöíäó ÁóÇãóäõæÇ Åöäú ÊõØöíÚõæÇ ÝóÑöíÞðÇ ãöäó ÇáøóÐöíäó ÃõæÊõæÇ ÇáúßöÊóÇÈó íóÑõÏøõæßõãú ÈóÚúÏó ÅöíãóÇäößõãú ßóÇÝöÑöíäó(100) æóßóíúÝó ÊóßúÝõÑõæäó æóÃóäúÊõãú ÊõÊúáóì Úóáóíúßõãú ÁóÇíóÇÊõ Çááøóåö æóÝöíßõãú ÑóÓõæáõåõ æóãóäú íóÚúÊóÕöãú ÈöÇááøóåö ÝóÞóÏú åõÏöíó Åöáóì ÕöÑóÇØò ãõÓúÊóÞöíãò(101)
“Hai orang-orang yang beriman, jika kamu mengikuti sebahagian dari orang-orang yang diberi Al Kitab, niscaya mereka akan mengembalikan kamu menjadi orang kafir sesudah kamu beriman. Bagaimanakah kamu (sampai) menjadi kafir, padahal ayat-ayat Allah dibacakan kepada kamu, dan Rasul-Nya pun berada di tengah-tengah kamu? Barangsiapa yang berpegang teguh kepada (agama) Allah maka sesungguhnya ia telah diberi petunjuk kepada jalan yang lurus.”
(Ali Imran : 100,101)

íóÇÃóíøõåóÇ ÇáøóÐöíäó ÁóÇãóäõæÇ Åöäú ÊõØöíÚõæÇ ÇáøóÐöíäó ßóÝóÑõæÇ íóÑõÏøõæßõãú Úóáóì ÃóÚúÞóÇÈößõãú ÝóÊóäúÞóáöÈõæÇ ÎóÇÓöÑöíäó(149)Èóáö Çááøóåõ ãóæúáóÇßõãú æóåõæó ÎóíúÑõ ÇáäøóÇÕöÑöíäó(150)
“Hai orang-orang yang beriman, jika kamu menta`ati orang-orang yang kafir itu, niscaya mereka mengembalikan kamu ke belakang (kepada kekafiran), lalu jadilah kamu orang-orang yang rugi. Tetapi (ikutilah Allah), Allahlah Pelindungmu, dan Dia-lah sebaik-baik Penolong.” (Ali Imran : 149-150)

íóÇÃóíøõåóÇ ÇáøóÐöíäó ÁóÇãóäõæÇ áóÇ ÊóÊøóÎöÐõæÇ ÚóÏõæøöí æóÚóÏõæøóßõãú ÃóæúáöíóÇÁó ÊõáúÞõæäó Åöáóíúåöãú ÈöÇáúãóæóÏøóÉö æóÞóÏú ßóÝóÑõæÇ ÈöãóÇ ÌóÇÁóßõãú ãöäó ÇáúÍóÞøö íõÎúÑöÌõæäó ÇáÑøóÓõæáó æóÅöíøóÇßõãú Ãóäú ÊõÄúãöäõæÇ ÈöÇááøóåö ÑóÈøößõãú Åöäú ßõäúÊõãú ÎóÑóÌúÊõãú ÌöåóÇÏðÇ Ýöí ÓóÈöíáöí æóÇÈúÊöÛóÇÁó ãóÑúÖóÇÊöí ÊõÓöÑøõæäó Åöáóíúåöãú ÈöÇáúãóæóÏøóÉö æóÃóäóÇ ÃóÚúáóãõ ÈöãóÇ ÃóÎúÝóíúÊõãú æóãóÇ ÃóÚúáóäúÊõãú æóãóäú íóÝúÚóáúåõ ãöäúßõãú ÝóÞóÏú Öóáøó ÓóæóÇÁó ÇáÓøóÈöíáö(1) Åöäú íóËúÞóÝõæßõãú íóßõæäõæÇ áóßõãú ÃóÚúÏóÇÁð æóíóÈúÓõØõæÇ Åöáóíúßõãú ÃóíúÏöíóåõãú æóÃóáúÓöäóÊóåõãú ÈöÇáÓøõæÁö æóæóÏøõæÇ áóæú ÊóßúÝõÑõæäó(2)
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil musuh-Ku dan musuhmu menjadi teman-teman setia yang kamu sampaikan kepada mereka (berita-berita Muhammad), karena rasa kasih sayang; padahal sesungguhnya mereka telah ingkar kepada kebenaran yang datang kepadamu, mereka mengusir Rasul dan (mengusir) kamu karena kamu beriman kepada Allah, Tuhanmu. Jika kamu benar-benar keluar untuk berjihad pada jalan-Ku dan mencari keridhaan-Ku (janganlah kamu berbuat demikian). Kamu memberitahukan secara rahasia (berita-berita Muhammad) kepada mereka, karena rasa kasih sayang. Aku lebih mengetahui apa yang kamu sembunyikan dan apa yang kamu nyatakan. Dan barangsiapa di antara kamu yang melakukannya, maka sesungguhnya dia telah tersesat dari jalan yang lurus. (Mumtahanah : 1-2)

íóÇÃóíøõåóÇ ÇáøóÐöíäó ÁóÇãóäõæÇ áóÇ ÊóÊóæóáøóæúÇ ÞóæúãðÇ ÛóÖöÈó Çááøóåõ Úóáóíúåöãú ÞóÏú íóÆöÓõæÇ ãöäó ÇáúÂÎöÑóÉö ßóãóÇ íóÆöÓó ÇáúßõÝøóÇÑõ ãöäú ÃóÕúÍóÇÈö ÇáúÞõÈõæÑö(13)
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu jadikan penolongmu kaum yang dimurkai Allah, sesungguhnya mereka telah putus asa terhadap negeri akhirat sebagaimana orang-orang kafir yang telah berada dalam kubur berputus asa.” (Mumtahanah : 13)

Kesembilan, orang yang meyakini bahwa ada manusia yang boleh keluar dari syariat Muhammad sebagaimana bolehnya Khidir keluar dari syariatnya Musa AS maka orang yang semacamn ini pu dihukumi kafir. Karena menurutnya, Nabi itu diutus pada suatu kaum tertentu, dan setiap orang tidak mwajib mengikutinya.

Adapun nabi kita Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam diutuskan kepada sluruh umat Manusia, sehingga tidak dihalalkan bagvi siapapun menyelisihi beliau ataupun keluar dari syariat beliau.
Þõáú íóÇÃóíøõåóÇ ÇáäøóÇÓõ Åöäøöí ÑóÓõæáõ Çááøóåö Åöáóíúßõãú ÌóãöíÚðÇ ÇáøóÐöí áóåõ ãõáúßõ ÇáÓøóãóæóÇÊö æóÇáúÃóÑúÖö áóÇ Åöáóåó ÅöáøóÇ åõæó íõÍúíöí æóíõãöíÊõ ÝóÂãöäõæÇ ÈöÇááøóåö æóÑóÓõæáöåö ÇáäøóÈöíøö ÇáúÃõãøöíøö ÇáøóÐöí íõÄúãöäõ ÈöÇááøóåö æóßóáöãóÇÊöåö æóÇÊøóÈöÚõæåõ áóÚóáøóßõãú ÊóåúÊóÏõæäó(158)
“Katakanlah: “Hai manusia sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu semua, yaitu Allah yang mempunyai kerajaan langit dan bumi; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Yang menghidupkan dan mematikan, maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul Nya, Nabi yang ummi yang beriman kepada Allah dan kepada kalimat-kalimat-Nya (kitab-kitab-Nya) dan ikutilah dia, supaya kamu mendapat petunjuk”. (Al-A’raf :158)

æóãóÇ ÃóÑúÓóáúäóÇßó ÅöáøóÇ ÑóÍúãóÉð áöáúÚóÇáóãöíäó(107)
“Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.“ (Al-Anbiya’:107)

ÊóÈóÇÑóßó ÇáøóÐöí äóÒøóáó ÇáúÝõÑúÞóÇäó Úóáóì ÚóÈúÏöåö áöíóßõæäó áöáúÚóÇáóãöíäó äóÐöíÑðÇ(1)
“Maha Suci Allah yang telah menurunkan Al-Furqaan (Al Qur’an) kepada hamba-Nya, agar dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam” (Al-Furqan:1)
æóãóÇ ÃóÑúÓóáúäóÇßó ÅöáøóÇ ßóÇÝøóÉð áöáäøóÇÓö ÈóÔöíÑðÇ æóäóÐöíÑðÇ æóáóßöäøó ÃóßúËóÑó ÇáäøóÇÓö áóÇ íóÚúáóãõæäó(28)
“Dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui.” (As-Saba:28)

Dari Jabir bin Abdillah Al-Anshari Radiyallahu ‘anhuma, bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Aku diberi oleh Allah lima perkara yang tidak pernah diberikan kepada seorang rasul pun sebelumku: aku ditolong dengan rasa takut yang dialami musuh sejauh perjalanan selama satu bulan, dijadikan bagiku bumi sebagai tempat sujud dan suci, maka siapa saja dari umatku yang mendapati waktu shalat hendaklah dia shalat, dan dihalalkan bagiku ghanimah yang tidak dihalalkan bagi seorang pun sebelumku, diberikan kepadaku syafaat, dan adalah para nabi itu diutus kepada kaumnya saja, sedangkan aku diutus kepada seluruh manusia.” (Bukhari 328, Muslim 521)

Åöäøó ÇáÏøöíäó ÚöäúÏó Çááøóåö ÇáúÅöÓúáóÇãõ æóãóÇ ÇÎúÊóáóÝó ÇáøóÐöíäó ÃõæÊõæÇ ÇáúßöÊóÇÈó ÅöáøóÇ ãöäú ÈóÚúÏö ãóÇ ÌóÇÁóåõãõ ÇáúÚöáúãõ ÈóÛúíðÇ Èóíúäóåõãú æóãóäú íóßúÝõÑú ÈöÂíóÇÊö Çááøóåö ÝóÅöäøó Çááøóåó ÓóÑöíÚõ ÇáúÍöÓóÇÈö(19)
“Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah Islam. Tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya.” (Ali Imran :19)
æóãóäú íóÈúÊóÛö ÛóíúÑó ÇáÅöÓúáÇóãö ÏöíäðÇ Ýóáóäú íõÞúÈóáó ãöäúåõ æóåõæó Ýöí ÇáÂÎöÑóÉö ãöäó ÇáúÎóÇÓöÑöíäó ﴿۸٥﴾ [Âá ÚãÑÇä: ۸٥]
[85] Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi. [QS Aali ‘Imroon: 85]

Çáúíóæúãó ÃóßúãóáúÊõ áóßõãú Ïöíäóßõãú æóÃóÊúãóãúÊõ Úóáóíúßõãú äöÚúãóÊöí æóÑóÖöíÊõ áóßõãõ ÇáÅöÓúáÇóãó ÏöíäðÇ
Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu ni`mat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu. [QS Al Maaidah: 3]

ÃóÝóÛóíúÑó Ïöíäö Çááøóåö íóÈúÛõæäó æóáóåõ ÃóÓúáóãó ãóäú Ýöí ÇáÓøóãóæóÇÊö æóÇáÃóÑúÖö ØóæúÚðÇ æóßóÑúåðÇ æóÅöáóíúåö íõÑúÌóÚõæäó ﴿۸۳﴾ [Âá ÚãÑÇä: ۸۳]
[83] Maka apakah mereka mencari agama yang lain dari agama Allah, padahal kepada-Nya-lah berserah diri segala apa yang di langit dan di bumi, baik dengan suka maupun terpaksa dan hanya kepada Allahlah mereka dikembalikan. [QS Aali ‘Imroon: 83]

Dan di dalam hadits:”Demi Allah seadainya Musa AS itu hidup niscaya dia mengikutiku.” (dihasankan Al-Albani Al Irwaul Ghalil II/34 no.1589, dan beliau menyebutkan delapan jalan dan Ibnu Katsir juga menyebutkannya dalam tafsir ayat 81-82 dari surat Ali Imran, II/78, edisi revisi dan diha’ifkan Syaikh Muqbil dalam Hdazal Maudhi’.

Kesepuluh, berpaling dari agama Allah Ta’ala. Tidak mau mempelajari dan mengamalkannya: berpaling dari pokok-pokok agama ini, yang menjadikan seseorang itu muslim meskipun dia jahil dalam masalah-masalah agama yang rinci. Karena mengetahui tentang masalah agama yang rinci itu, terkadang tidak bisa dilakukan kecuali oleh ulama dan penuntut ilmu.
(Surat-surat lain yang mendukung masalah ini) :
ãóÇ ÎóáóÞúäóÇ ÇáÓøóãóæóÇÊö æóÇáÃóÑúÖó æóãóÇ ÈóíúäóåõãóÇ ÅöáÇøó ÈöÇáúÍóÞøö æóÃóÌóáò ãõÓóãøðì æóÇáøóÐöíäó ßóÝóÑõæÇ ÚóãøóÇ ÃõäúÐöÑõæÇ ãõÚúÑöÖõæäó ﴿۳﴾ [ÇáÃÍÞÇÝ: ۳]
Kami tiada menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya melainkan dengan (tujuan) yang benar dan dalam waktu yang ditentukan. Dan orang-orang yang kafir berpaling dari apa yang diperingatkan kepada mereka. (Al Ahqaf : 3)

æóãóäú ÃóÙúáóãõ ãöãøóäú ÐõßøöÑó ÈöÂíóÇÊö ÑóÈøöåö Ëõãøó ÃóÚúÑóÖó ÚóäúåóÇ ÅöäøóÇ ãöäó ÇáúãõÌúÑöãöíäó ãõäúÊóÞöãõæäó
Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang telah diperingatkan dengan ayat-ayat Tuhannya, kemudian ia berpaling daripadanya? Sesungguhnya Kami akan memberikan pembalasan kepada orang-orang yang berdosa. (Sajadah: 22)

æóãóäú ÃóÚúÑóÖó Úóäú ÐößúÑöí ÝóÅöäøó áóåõ ãóÚöíÔóÉð ÖóäúßðÇ æóäóÍúÔõÑõåõ íóæúãó ÇáúÞöíóÇãóÉö ÃóÚúãóì ﴿١٢٤﴾ [Øå: ١٢٤] Dan Barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta”. (Thaha:124)
ßóÐóáößó äóÞõÕøõ Úóáóíúßó ãöäú ÃóäúÈóÇÁö ãóÇ ÞóÏú ÓóÈóÞó æóÞóÏú ÁóÇÊóíúäóÇßó ãöäú áóÏõäøóÇ ÐößúÑðÇ ﴿۹۹﴾ ãóäú ÃóÚúÑóÖó Úóäúåõ ÝóÅöäøóåõ íóÍúãöáõ íóæúãó ÇáúÞöíóÇãóÉö æöÒúÑðÇ ﴿١۰۰﴾ ÎóÇáöÏöíäó Ýöíåö æóÓóÇÁó áóåõãú íóæúãó ÇáúÞöíóÇãóÉö ÍöãúáÇð ﴿١۰١﴾ [Øå: ۹۹ – ١۰١]
[99] Demikianlah Kami kisahkan kepadamu (Muhammad) sebagian kisah umat yang telah lalu, dan sesungguhnya telah Kami berikan kepadamu dari sisi Kami suatu peringatan (Al Qur’an). [100] Barangsiapa berpaling daripada Al Qur’an maka sesungguhnya ia akan memikul dosa yang besar di hari kiamat, [101] mereka kekal di dalam keadaan itu. Dan amat buruklah dosa itu sebagai beban bagi mereka di hari kiamat. (Thaha:99-101). /**

(Diterjemahkan oleh al akh Luqman Yazid edisi Bahasa Indonesia SEPULUH PEMBATAL KEISLAMAN, judul asli Al-Qaulul Mufid fi Adillati At-Tauhid, karya Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab Al-Washabi Al-Yamani, Ulama Ahlusunnah era ini dari Yaman, dikirimkan al Akh Khudori, Malang)