Bagaimana Seseorang Bertaubat dari Hizbiyyah?

Bagaimana Seseorang Bertaubat dari Hizbiyyah?

Beritahu yang lain

Share on twitter
Share on telegram
Share on whatsapp

Pertanyaan
Bagaimana seorang yang terjatuh kepada Hizbiyyah bertaubat?

Jawaban
Dijabwa oleh Syaikh Rabi’ bin Hady al-Madkhaly, Ulama yang dikenal dan mantan dosen dari Universitas Islam al-Madinah:

Dia mengakui perbuatan(-perbuatan) yang dia jatuh ke dalamnya, atau kebid’ahan(-kebid’ahan) yang dia terjatuh ke dalamnya. Dia juga harus menerangkan kebohongan dari perbuatannya, sebagaimana Allah, ‘Azza wa Jalla telah berfirman:

“Kecuali mereka yang telah taubat dan mengadakan perbaikan dan menerangkan (kebenaran), maka terhadap mereka itulah Aku menerima taubatnya dan Akulah Yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang” [1].

Maka dia harus menyebutkan kebid’ahan yang dia terjatuh padanya, menerangkan kebohongannya, menyatakan penyesalannya karena terjatuh ke dalamnya, mengumumkan pengabaiannya dari perbuatan itu bersamaan dengan niatnya yang kuat untuk tidak pernah kembali lagi ke dalamnya.

Ini adalah syarat-syarat taubat(nya): sebuah perasaan penyesalan yang dalam dan benar, mengabaikan (kebid’ahan tersebut), dan ketetapan hati yang kuat untuk tidak pernah kembali kepada kebid’ahannya.

Dan jika dia telah merusak orang-orang, semoga Allah memberkahimu, dan kebid’ahannya telah menyebar di antara mereka, maka dia harus menerangkan secara terbuka kepalsuannya, dan menyebarkan bukti-bukti yang membuktikan kesia-siaan hal tersebut.

Ada orang-orang yang mengatakan bahwa mereka telah bertaubat, maka menjadi jelas dari tindakan-tindakan dan posisi mereka bahwa mereka tidaklah benar-benar jujur di dalamnya. Tidak ada tanda-tanda penyesalan yang dalam atau malu.

Aku telah melihat beberapa orang berkata, “Aku telah bertaubat,” dan kemudian mereka terus dalam hal-hal yang mereka bertaubat darinya! Ini adalah seperti halnya orang-orang kafir yang menerima Islam, namun kemudian terus-menerus menghunuskan pedang kepada Muslimin. Dia mengatakan, “Aku telah bertaubat (dari kekafiran), namun pedangku masih tak bersarung hari ini…” Ini jelas sebuah bukti bahwa dia tidak jujur, dan dia tidak benar-benar bertaubat.

Catatan Kaki
[1] arti dari Surat al-baqarah (2):160

Sumber
Ini diterjemahkan secara eksklusif untuk www.bakkah.net dari sebuah kaset rekaman dengan pengetahuan dan izin dari as-Syaikh, file no. AARM010, tertanggal 1423/9/3.