You are currently viewing Pelajaran Surat Al Ma’un ( Barang – barang Yang Berguna )

Pelajaran Surat Al Ma’un ( Barang – barang Yang Berguna )

  • Post author:
  • Post category:Aqidah

بسم الله الرحمن الرحيم

أَرَأَيْتَ الَّذِي يُكَذِّبُ بِالدِّينِ

فَذَٰلِكَ الَّذِي يَدُعُّ الْيَتِيمَ

وَلَا يَحُضُّ عَلَىٰ طَعَامِ الْمِسْكِينِ

فَوَيْلٌ لِّلْمُصَلِّينَ

الَّذِينَ هُمْ عَن صَلَاتِهِمْ سَاهُونَ

الَّذِينَ هُمْ يُرَاءُونَ

وَيَمْنَعُونَ الْمَاعُونَ

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

  1. Tahukah kamu orang yang mendustakan agama?
  2. Itukah orang  yang menghardik anak yatim
  3. Dan tidak menganjurkan memberi makan orang yang miskin
  4. Maka kecelakaanlah bagi orang yang shalat
  5. Yaitu orang-orang yang lalai dari shalatnya
  6. Orang-orang yang berbuat Riya’
  7. Dan menahan barang – barang berguna ( untuk menolong )

Penamaan surat

Dinamakan surat Al Ma’uun karena di akhir surat  Allah Ta’ala mencela orang-orang yang menahan al ma’un ( barang – barang yang berguna). Juga dinamakan surat ad din karena Allah mengabarkan di awal surat tentang keburukan orang – orang yang mendustakan ad din ( balasan akherat ).

Tatkala Allah Subhanahuwata’ala berfirman :

أَطْعَمَهُم مِّن جُوعٍ

( yang memberi makanan mereka untuk menghilangkan lapar )

Maka dalam surat ini, Dia mencela siapa saja yang tidak menganjurkan memberi makan bagi orang miskin.

Firman Allah Ta’ala:

فَلْيَعْبُدُوا رَبَّ هَٰذَا الْبَيْتِ

(maka haruslah mereka menyembah Rabb rumah ini)

Sedangkan pada surat ini Allah Ta’ala mencela orang yang lalai dari shalatnya.

Arti kosa kata

أَرَأَيْتَ

“Apakah kamu tahu”

Maksudnya untuk menarik perhatian pendengar

لدِّينِ

“ balasan dan perhitungan “

وَلَا يَحُضُّ عَلَىٰ طَعَامِ الْمِسْكِينِ

“ dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin”

Tidak mendorong dirinya dan orang – orang yang shalat untuk memberi makan orang miskin.

فَوَيْلٌ لِّلْمُصَلِّينَ

“ maka kecelakaanlah bagi orang – orang yang shalat”

Kehinaan dan azab pedih bagi orang – orang yang shalat namun lalai dari shalat mereka.

مْ عَن صَلَاتِهِمْ سَاهُونَ

“ yang lupa dari shalat mereka “

Mengakhirkan shalat hingga lewat waktunya.

مْ يُرَاءُونَ

“ orang – orang yang berbuat riya’ “

Memamerkan pada manusia shalat dan amalan dan tidak ikhlas pada Allah dalam melakukanya,

وَيَمْنَعُونَ الْمَاعُونَ

“barang – barang yang berguna “

Semua bisa di pakai dan dimanfaatkan, misal : jarum, kapak, perabot rumah tangga. Artinya mereka tidak mau meminjamkan kepada siapa yang telah meminta barang itu untuk di manfaatkan dan akan dikembalikan seperti sedia kala.

Makna secara global

Surat ini membicarakan tentang dua kelompok manusia , yaitu :

  1. Orang kafir, mereka yang menyangkal akan nikmat Allah serta mendustakan hari perhitungan dan balasan
  2. Orang munafik mereka yang tidak ditujukan amalanya untuk wajah Allah tetapi hanya riya’ dalam amalan dan shalatnya.

Adapun kelompok yang pertama, maka Allah telah menyebutkan sifat-sifat mereka yang tercela. Mereka menghinakan anak yatim, menghardiknya dengan kasar tanpa sikap mendidik dan enggan melakukan kebaikan walaupun sekedar mengingatkan orang lain akan hak orang – orang miskin dan faqir. Jadi, mereka tidak berbuat baik dalam hubungan mereka dengan Rabb, tidak juga dalam hubungan mereka dengan hambaNya dengan yang lain.

Adapun kelompok yang kedua, maka mereka adalah orang – orang yang munafik yang lalai dari shalatnya, mereka adalah orang – orang yang tidak menunaikan shalat waktunya dan mereka adalah orang yang dilahiriyahnya berdiri melakukan shalat namun tanpa ruhnya, serta pamer dengan amalanya.

Faedah surat ini

  1. Dorongan untuk memberi makan anak yatim dan orang miskin serta menganjurkan hal itu.
  2. Penetapan Akidah kebangkitan, perhitungan, dan balasan.
  3. Menjaga shalat dan memelihara waktunya serta ikhlas dalam melakukannya, begitu pula dalam melakukan amalan yang lain.
  4. Dorongan untuk melakukan kebaikan dan mengeluarkan barang yang biasa digunakan. Karena Allah mencela siapa saja yang tidak melakukanya.
  5. Peringatan dari sifat-sifat orang munafiq

(diambil dari buku Ad Durusil Muhimmah Li Ammatil Ummah, Cahaya Tauhid Pres)