Pelajaran Surat Al Humazah ( Pengumpat)

Pelajaran Surat Al Humazah ( Pengumpat)

Beritahu yang lain

Share on twitter
Share on telegram
Share on whatsapp

بسم الله الرحمن الرحيم

وَيْلٌ لِّكُلِّ هُمَزَةٍ لُّمَزَةٍ

الَّذِي جَمَعَ مَالًا وَعَدَّدَهُ

يَحْسَبُ أَنَّ مَالَهُ أَخْلَدَهُ

كَلَّا ۖ لَيُنبَذَنَّ فِي الْحُطَمَةِ

وَمَا أَدْرَاكَ مَا الْحُطَمَةُ

نَارُ اللَّهِ الْمُوقَدَةُ

الَّتِي تَطَّلِعُ عَلَى الْأَفْئِدَةِ

إِنَّهَا عَلَيْهِم مُّؤْصَدَةٌ

فِي عَمَدٍ مُّمَدَّدَةٍ

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
1. Kecelakaanlah bagi setiap pengumpat lagi pencela,
2. Yang mengumpulkan harta dan menghitung – hitungnya.
3. Dia mengira bahwa hartanya itu dapat mengekalkannya.
4. Sekali kali tidak! Sesungguhnya dia benar – benar akan di lemparkan ke dalam Huthamah.
5. Dan tauhkah kamu apakah Huthamah itu?
6. (yaitu) Api Allah yang dinyalakan,
7. Yang sampai ke hati,
8. Sesungguhnya nerak Huthamah itu di tutup rapat atas mereka
9. Dengan palang-palang yang panjang

dinamakan surat Al Humazah karena di mulai dengan kata itu yakni firman Allah Ta’ala :

وَيْلٌ لِّكُلِّ هُمَزَةٍ لُّمَزَةٍ

“ kecelakaanlah bagi setiap pengumpul lagi pencela”
setelah Allah menyebutkan di surat yang lalu bahwa manusia berada dalam kerugian, kekurangan, dan kebinasaan. Maka dia menjelaskan dalam surat ini keadaan orang yang rugi itu. dia menghendaki untuk menjelaskan kerudiatn itu dengan satu contoh dalam surat ini.

Sebab turunnya
berkata Abu Hayyan :” surat ini turun pada Al-Akhnas bin Syariq atau Al-Ash bin Wail atau Jamil bin Mu’ammar atau Al-Walid bin Al-Mughirah atau Ummayah bin Khalaf. Jadi ada beberapa pendapat, namun mungkin saja turun pada mereka semua. surat ini, walau demikian tapi sebenarnya ia mencakup semua orang yang memiliki sifat-sifat yang tertera di dalamnya”.

Makna kosa kata

وَيْلٌ

kehinaan dan azab yang pedih, sedangkan menurut pendapat lain : Wail adalah lembah di neraka jahannam.

لِّكُلِّ هُمَزَةٍ لُّمَزَةٍ

Al Humazah : orang yang suka melakukan ghibah dan menikam harga diri orang lain serta kemuliaannya ( mencela orang lain ) . Lumazah : yang suka menjelek – jelekan kadang dengan alis, mata, tangan, atau kepala sebagai penghinaan kepada orang dan membanggakan diri atas mereka.

جَمَعَ مَالًا وَعَدَّدَهُ

menghitung dan membilangkan untuk menghadapi kejadian-kejadian ( yang tidak di sangka sangka)

يَحْسَبُ

dia meyangka ,

أَنَّ مَالَهُ أَخْلَدَهُ

( bahwa hartanya itu dapat mengekalkannya) : menjadikan  hidup kelal dan tak kan mati.

كَلَّا

hardikan dan teguran, artinya : urusan ini tidaklah demikian

لَيُنبَذَنَّ

sungguh dia akan di lempar dan di buang secara terhina.

فِي الْحُطَمَةِ

ke dalam neraka huthamah. dinamakan demikian karena dia mematahkan apa yang di buang ke dalamnya. Dari kata al hathmu yang berarti mematahkan.

الْمُوقَدَةُ

: yang menyala – nyala

تَطَّلِعُ عَلَى الْأَفْئِدَةِ

: melewati pertengahan hati dan meliputinya.  disebutkan hati secara khusus ( sebagai sesuatu yang terbakar oleh api neraka) karena ia merupakan tempat keyakinan yang rusak dan palsu.

مُّؤْصَدَةٌ

: berlapis-lapis dan tertutup atas mereka ( pintunya). darinya kata ‘aushadtu al-baaba’ yang berarti saya menutup pintu.

فِي عَمَدٍ مُّمَدَّدَةٍ

dengan palang – palang yang panjang, lalu api berada di dalam palang palang itu.

Makna secara global
Allah mengancam dengan lembah di neraka jahannam yang mengalir padanya nanah penduduk neraka bagi mereka yang suka menghibah, menyebut aib orang lain, penyebar namimah ( adu domba) yang mencari aib kekurangan orang yang tidak bersalah.
sifat orang yang suka mencela ini tidak mempunyai perhatian selain mengumpulkan harta, menghitungnya, berambisi denganya, tidak ada keinginan untuk menafkahkan di jalan kebaikan dan menyambung silahturahmi. hidupnya kelelahan berkerja dan usahanya hanya pengemban harta dunia. bahkan berprasangka akan menambah umur sedang tanpa dia ketahui kebakhilan justru memotong umur dan menghancurkan negeri. sedangkan kebajikan akan menambah umur. Lalu Allah berfirman :

كَلَّا ۖ لَيُنبَذَنَّ فِي الْحُطَمَةِ وَمَا أَدْرَاكَ مَا الْحُطَمَةُ

“ jangan begitu !!  Sungguh-sungguh dia akan di buang ke pematah. Apakah yang kamu yang kamu tahu tentang pematah itu?

sebagai ungkapan dahsyatnya dan untuk membuat takut akan keadaanya. Lalu di jelaskan dengan firmanya :

نَارُ اللَّهِ الْمُوقَدَةُ

“ Api neraka Allah menyala”
yang bahan bakarnya adalah manusia dan bebebatuan, sementara kedahsyatanya:

 

“sampai ke hati”

bersama dengan panas yang sangat, mereka terkurung di dalamnya, berputus asa untuk keluar dari daripadanya ( karena tidak ada jalan keluar). oleh sebab itu Allah Ta’ala berfirman :

إِنَّهَا عَلَيْهِم مُّؤْصَدَةٌ

“ Sesungguhnya api itu ditutup rapat atas mereka”: artinya terkunci

فِي عَمَدٍ

” dengan palang – palang panjang yang berada di belakang pintu – pintu”

مُّمَدَّدَةٍ

( terbentang) hingga mereka tidak sanggup untuk keluar.

faedah yang dapat di ambil dari surat ini :
1. peringatan  akidah tentang kebangkitan dan balasan.
2. peringatan dari ghibah ( membicarakan aib orang lain) dan namimah ( adu domba).
3. menerangkan tercelanya orang  – orang yang terfitnah oleh harta dan ta’jub padanya.
4. Penjelasan tentang dahsyat dan sangat buruknya azab nereka.
5. kehinaan, azab dan kebinasaan bagi setiap penggibah, pencela, penikam harga diri orang, dan yang bakhil dengan hartanya.

(dikutip dari buku Ad Durusil Muhimmah Li Ammati Ummah, Cahaya Tauhid press)