SYARAT PENGINGKARAN KEMUNKARAN DENGAN HATI ADALAH MENINGGALKAN TEMPAT KEMUNKARAN ITU

SYARAT PENGINGKARAN KEMUNKARAN DENGAN HATI ADALAH MENINGGALKAN TEMPAT KEMUNKARAN ITU

Beritahu yang lain

Share on twitter
Share on telegram
Share on whatsapp

Penerjemah: Al ustadz Abu Utsman Kharisman

Syaikh Muhammad bin Sholih al-Utsaimin rahimahullah menyatakan:

يقول رحمه الله في الترجمة هل يرجع إذا رأى منكرا في الدعوة ؟
الجواب : أن هذا تفصيل لأن (( هل )) هنا استفهامية , يعني: أنه إذا كان يمكنه إزالة هذا المنكر فإنه لا يرجع بل يمضي في الدعوة , ويستفيد من مضيه أمرين :
الأمر الأول : إجابة الدعوة.
الأمر الثاني : إزالة المنكر. فأما إذا كان لا يستطيع أن يزيل هذا المنكر فإنه يرجع, لا يقول : أنا أذهب وأنكر بقلبي, لأن الإنكار بالقلب من شرطه مغادرة المكان. فإن من بقي وهو قادر على المغادرة فقد رضي, وقد قال الله تعالى : وَقَدْ نَزَّلَ عَلَيْكُمْ فِي الْكِتَابِ أَنْ إِذَا سَمِعْتُمْ آَيَاتِ اللَّهِ يُكْفَرُ بِهَا وَيُسْتَهْزَأُ بِهَا فَلَا تَقْعُدُوا مَعَهُمْ حَتَّى يَخُوضُوا فِي حَدِيثٍ غَيْرِهِ إِنَّكُمْ إِذًا مِثْلُهُمْ إِنَّ اللَّهَ جَامِعُ الْمُنَافِقِينَ وَالْكَافِرِينَ فِي جَهَنَّمَ جَمِيعًا (النساء : 140)
(شرح صحيح البخاري لابن عثيمين 6-361)

(al-Imam al-Bukhari) semoga Allah merahmatinya, menyatakan dalam penulisan judul bab (dalam Shahihnya pada Kitabun Nikaah): Apakah seseorang kembali pulang jika melihat kemunkaran di tempat undangan?

Jawabannya adalah : dalam hal ini ada perincian. Karena penggunaan kata “apakah” itu adalah bentuk pertanyaan. Artinya, jika ia memungkinkan untuk menghilangkan kemunkaran ini, semestinya tidak pulang, namun tetap terus memenuhi undangan. Sehingga keadaannya ini memberikan 2 manfaat:

Pertama: ia memenuhi undangan
Kedua: menghilangkan kemunkaran

Adapun jika ia tidak mampu menghilangkan kemunkaran ini, ia mestinya kembali (pulang). Ia tidak bisa mengatakan: Aku akan tetap pergi dan aku ingkari dengan hatiku. Karena pengingkaran dengan hati, di antara persyaratannya adalah meninggalkan tempat. Seseorang yang tetap tinggal di situ padahal ia mampu untuk meninggalkannya, maka ia terhitung ridha. Allah Ta’ala berfirman:

وَقَدْ نَزَّلَ عَلَيْكُمْ فِي الْكِتَابِ أَنْ إِذَا سَمِعْتُمْ آَيَاتِ اللَّهِ يُكْفَرُ بِهَا وَيُسْتَهْزَأُ بِهَا فَلَا تَقْعُدُوا مَعَهُمْ حَتَّى يَخُوضُوا فِي حَدِيثٍ غَيْرِهِ إِنَّكُمْ إِذًا مِثْلُهُمْ إِنَّ اللَّهَ جَامِعُ الْمُنَافِقِينَ وَالْكَافِرِينَ فِي جَهَنَّمَ جَمِيعًا (النساء : 140)

Dan sungguh telah diturunkan kepada kalian dalam al-Kitab bahwasanya jika kalian mendengar ayat-ayat Allah dikufuri dan dijadikan bahan ejekan, janganlah duduk bersama mereka hingga mereka berpindah pada pembicaraan lainnya. Sesungguhnya jika kalian tetap bersama mereka saat mereka memperolok-olok ayat Allah, kalian seperti mereka. Sesungguhnya Allah akan mengumpulkan orang-orang munafik dan kafir di Jahannam seluruhnya (Q.S anNisaa’ ayat 140)

(Syarh Shahih al-Bukhari libni Utsaimin (6/361)