Siapakah Dia Ahli Hadits / Ahlusunnah itu ?

  • Post author:
  • Post category:Manhaj

Siapakah Ahlul Hadits/Ahlusunnah
Mereka yakni siapa-siapa yang berjalan diatas jalan Sahabat Rasulullah dan mengikutinya dalam perkara kebaikan, dalam mengamalkan Kitab (Al Quran) dan Sunnah, dengan menggigit (keduanya) dengan gigi geraham mereka (berpegang teguh), dan memahami secara tepat ( yaitu., Qur’an dan Sunnah), (yang keduanya) harus didahulukan daripada statemen atau perkataan siapapun dan bertindak diatasnya – mengimaninya, atau beramal dengannya dalam bentuk dan jenis peribadahan, tindakan, politik atau hidup sehari-hari.

Mereka adalah pihak yang secara sungguh-sungguh memperhatikan pokok agama dan cabang-cabangnya, yang telah Allah turunkan dan sampaikan kepada Nabi Muhammad dan utusanNya Shallallahu ‘alaihi wasalam. Mereka adalah siapa-siapa yang melancarkan dakwah untuk itu dengan segenap usaha, ketulusan dan pendirian mereka. Mereka akan senantiasa membawa serta ilmu dari Nabi (Shallallahu ‘alaihi wasalam), mengikis penyimpangan dalam sikap mereka yang berlebih-lebihan dalam menghormati beliau (Shallallahu ‘alaihi wasalam), juga klaim yang tidak pada tempatnya dari orang-orang yang menyimpang serta penafsiran orang-orang yang lemah akal.

Mereka adalah siapa-siapa yang bersiaga dan menentang tiap-tiap kelompok yang telah menyimpang dari jalan Islam, seperti Jahmisme (Jahmiyah) dan Mu’tazilisme (Mu’tazilah), Khawarij dan Rawafidz (Syiah Rafidah), Murji’ah dan Qadariyyah dan semua dari mereka yang sudah menyimpang dari jalan Allah yang hanya mengikuti hawa nafsu mereka, mereka selalu menentangnya dalam setiap kesempatan di berbagai tempat, dan mereka tidak terpengaruh oleh celaan orang-orang yang mencela, dalam mencari keridloan Allah

Mereka adalah kelompok yang Nabi Allah Shallallahu ‘alaihi wasalam telah memujinya dengan sabda pujian beliau, ” Akan terus-menerus muncul (tidak akan lenyap) suatu kelompok dari ummatku yang di atas kebenaran, (mereka) tidak dirugikan oleh yang meninggalkannya dan juga oleh yang menentangnya sampai waktu yang ditentukan (Hari Kiamat).” [ 1]

Mereka adalah golongan yang diselamatkan, yang mengacu diatas apa yang Nabi dan Shahabatnya diatasnya, mereka yang telah dipisahkan dan digambarkan oleh Nabi Allah Shallallahu ‘alaihi wasalam ketika beliau menyebutkan bahwa ummat (Islam) akan terpecah dalam 73 tiga sekte, seluruhnya masuk api Neraka kecuali satu dan seperti yang beliau telah sabdakan, “(Sahabat bertanya) Siapa mereka, ya Nabi Allah?” Rasulullah bersabda, ” Mereka adalah mereka adalah yang diatas apa yang aku dan sahabatku diatasnya hari ini.”

Dan apa yang kita katakan bukanlah semata-mata klaim belaka, tetapi kita bersungguh-sungguh dalam berbicara sesuai kenyataan bahwa yang nampak teks Al Qur’an dan Sunnah saksinya, sejarah telah mencatat, bahwa statmen tentang mereka ( yaitu Ahlul-Hadits/Ahli Hadits, red), kenyataan mereka, karya-karya tulis mereka dan amalan mereka menjadi saksi. Ahlul Hadits menempatkan perhatian mereka dan mengedepankan firman Allah:

“Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali ALLAH (Dienul Islam), dan janganlah kamu bercerai-berai.” (Al Quran Surat Ali Imran 103)

Dan firmanNya: “ Dan barangsiapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mu’min, Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu dan Kami masukkan ia ke dalam Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali.” (Al Quran Surat An Nisa 115)

“(Ketentuan) yang demikian itu adalah karena sesungguhnya mereka menentang Allah dan Rasul-Nya; dan barangsiapa menentang Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya Allah amat keras siksaan-Nya.” (Al Quran Surat Al Anfaal 13)

Mereka adalah paling menjauhkan dirinya dari sikap yang menentang perintah Nabi dan yang paling menjauhi diri dari fitnah (kesesatan). Mereka adalah mereka yang membuat konstitusi mereka:

“Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu (Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasalam dan tuntunannya) sebagai hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya.” (Al Quran Surat An Nisa 65)

Mereka (Ahlul Hadits) yang memberikan penghargaan yang layak atas Al Qur’an dan Sunnah dan memberinya penghormatan dan pengagungan yang layak, memprioritaskan diatas segala statemen umat manusia, dan memberikan hak yang lebih tinggi dengan bimbingan (Al Quran dan Sunnah) dibanding bimbingan dari seluruh manusia, dan mereka memutuskan dengan keduanya dalam seluruh masalah dengan sepenuh keikhlasan, dengan yang dada yang lapang dan bebas dari kekangan atau himpitan, dan mereka mengembalikan ketundukan kepada Allah dan Nabi Nya (dengan) suatu ketundukan paripurna dalam ‘ aqidah, peribadatan dan amalan sesuai dengannya. Mereka selalu membenarkan seluruh titah ALLAH Ta’ala.

Satu-satunya ucapan orang yang beriman ketika mereka diseru untuk menaati perintah Allah dan Nabi Nya (Shallallahu ‘alaihi wasalam) dalam memutuskan perkara antara mereka, seperti yang mereka ucapkan, “Kami dengar dan kami ta’ati. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Mengetahui isi hati(mu). ” (Al Quran Surat Al Maidah ayat 7) atau ucapan yang semisalnya.

Merekalah (Ahlul Hadits) seluruh Sahabat-sahabat Rasulullah – yang diantaranya berkedudukan sebagai Khulafaur Rasyidin (Pemimpin yang diberi petunjuk) – lalu para pemuka Tabi’in yang utama, diantaranya : Ibn Sa’id Al-Musayyib ( wafat 90H), ‘ Urwah ibn Zubair ( wafat 94H), ‘ Ali ibn al-Hussain Zain Al-‘Abidin ( wafat 93H), Muhammad Ibn Hanafiyah ( wafat 80H), ‘ Ubaidullah Ibn ‘ Abdillah Ibn ‘ Utbah ibn Mas’ud ( wafat 94H atau setelahnya), Salim Ibn ‘ Abdillah Ibn ‘ Umar ( wafat 106H), Qasim ibn Muhammad Ibn Abi Bakr As-Sadiq ( wafat 106H), al-Hasan al-Basri ( wafat 110H), Muhammad Ibn Sirin ( wafat 110H), ‘ Umar Ibn ‘ Abdul-‘Aziz ( wafat 101H) dan Muhammad Ibn Syihaab Az-Zuhri ( wafat 125H).

Kemudian para pengikut Tabi’in and pemuka diantara mereka : Imam Malik (wafat 179H), al-Auza’i (wafat 157H), Sufyan ibn Sa’id ats-Tsauri (wafat 161H), Sufyan ibn Uyainah (wafat 198H), Isma’il ibn Ubia ??? (wafat 193H), Laits ibn Sa’d (wafat 175H) dan Abu Hanifah an-Nu’man (wafat 150H).

Kemudian mereka yang mengikutinya dan yang berkedudukan utama : ‘ Abdullah ibn Al-Mubarak ( wafat 181H), Waqi’ Ibn Al-Jarrah ( wafat 197H), Imam Muhammad Ibn Idrees asy-Syafi’i ( wafat 204H), ‘ Abdur-Rahmaan ibn Mahdi ( wafat 198H), Yahya ibn Al-Qatan Sa’id ( wafat 198H) dan Afan ibn Muslim ( wafat 219H).

Setelah itu para murid-murid mereka yang mengikutinya dalam manhaj ini, dan berkedudukan utama diantaranya: Imam Ahmad ibn Hanbali ( wafat 241H), Yahya ibn Ma’in ( wafat 233H) dan ‘ Ali ibn Al-Madini ( wafat 234H).

Lalu para siswa mereka seperti al-Bukhari ( wafat 256H), Imam Muslim ( wafat 261H), Abi Hatim ( wafat 277H), Abi Zara’ ( Abu Zur’ah?) ( wafat 264H), Abu Dawud ( wafat 275H), at-Tirmidzi ( wafat 279H) dan an-Nasa’i ( wafat 303H).

Kemudian mereka yang meneruskan jalan mereka seperti generasi yang mendahuluinya, yakni Ibn Jarir ( at-Tabari) ( wafat 310H), Ibn Khuzaimah ( wafat 311H), ad-Daaraqutni (wafat 385H) dalam waktunya, al-Khatib al-Baghdadi ( wafat 463H) dan Ibn ‘ Abdul-Barr An-Niwari ( wafat 463H).

Lalu ‘ Abdul-Ghani Al-Maqdasi ( wafat 620H), Ibn Salah (wafat. 643H), Ibn Taimiyyah ( wafat 728H), al-Mizzi ( wafat 743H), adz-Dzahabi ( wafat 748H), Ibn Katsir ( wafat 774H) dan yang ada di jaman ini, mereka yang hidup di waktu masing-masing dengan mengikutinya dan menapaki langkah kaki mereka dalam berpegang pada Al Quran dan Sunnah yang hingga zaman sekarang.

Inilah yang aku (Syaikh Rabi bin Hadi) maksud sebagai Ahlul Hadits.

[CATATAN]

[1] Hadits sahih, riwayat Muslim (3/1523), Ahmad (5/278-279), Abu Dawud (3/4), Tirmidzi (4/420), Ibn Majah (1/4-5), Hakim (4/449-450), at-Tabarani dalam Mu’jam al-Kabir (7643) dan Abu Dawud at-Tayalisi (hal. 94, no. 689). Disahihkan oleh al-Albaani dalam As-Sahihah (270-1955).

Sumber : Spubs ID SLF010003 – dari Makaanat Ahl ul-Hadits Syaikh Rabi’ bin Hadi terjemah English oleh Bilal Davis)