You are currently viewing Pelajaran Dari Surat Al Ashr (masa)

Pelajaran Dari Surat Al Ashr (masa)

  • Post author:
  • Post category:Aqidah

بسم الله الرحمن الرحيم

وَالْعَصْرِ

إِنَّ الْإِنسَانَ لَفِي خُسْرٍ

إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang
1. Demi massa
2. Sesungguhnya manusia itu benar – banar berada dalam kerugian
3. Kecuali orang orang yang beriman, beramal shaleh, saling menasehati dengan kesabaran dan saling menasehati dengan kesabaran.
Dinamakan surat Al Ashr (Masa) karena Allah Subhanahuwata’ala bersumpah dengan kata itu pada awal surat, dengan firmanya :

وَالْعَصْرِ , إِنَّ الْإِنسَانَ لَفِي خُسْرٍ

“ Demi masa, sesungguhnya manusia itu benar benar dalam kerugian”

Penjelasan kosa kata

وَالْعَصْرِ

( demi masa )
Masa yang padanya ada ibrah (pelajaran) dari perjalanan malam dan siang serta pergantiannya. ada yang berpendapat bahwa Al – Ashar ialah waktu terjadinya gerak – gerik bani Adam ( manusia) dari kebaikan dan keburukan yakni saat perbuatan para hamba.

إِنَّ الْإِنسَانَ

( sesungguhnya manusia)
Golongan manusia.

لَفِي خُسْرٍ

( benar – benar berada dalam kerugian)
Dalam kekurangan dan kerugian. Sebab hidup adalah modalnya, jika dia mati sementara belum beriman dan beramal shaleh, maka dia rugi dengan sebenar benarnya.

وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ

( saling menasehati dengan kebenaran)
Sebagian mereka menasehati sebagian yang lain bersabar dalam meyakini kebenaran, mengatakannya dan mengamalkannya.

وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ

( saling menasehati dengan kesabaran)
Sebagian mereka menasehati sebagian yang lain untuk bersabar dalam menyakini sebagian yang lain untuk bersabar dalam meyakini kebenaran. Mengatakan dan mengamalkannya

لصَّبْرِ

( kesabaran)
Kekuatan dalam jiwa yang memberi kesiapan mental untuk kuat memikul beban dalam beramal.

إِنَّ الْإِنسَانَ لَفِي خُسْرٍ

( sesungguhnya manusia itu benar – benar berada dalam kerugian)
Ini kelanjutan (isi) sumpah kerugian : kekurangan dan hilangnya modal. Maknanya : sesungguhnya semua manusia yang berada di tempat berdagang, dan tempat bekerja yang menghabiskan umurnya dalam pekerjaan dunia ( niatnya semata – mata mencari harta dunia) benar – benar dalam berada dalam kekurangan dan kesesatan dari kebenaran hingga dia mati.

إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ

( kecuali orang – orang yang beriman dan beramal shaleh )
Mereka mengumpulkan antara iman dan amal shaleh. Maka sesungguhnya mereka berada dalam keberuntungan bukan kerugian. Karena mereka beramal untuk akherat. Masuk dalam pengecualian ini : semua mukmin dan mukminat ( yang memiliki karakter – karakter seperti yang tertera pada surat ini).

وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ

( saling menasehati dengan kebenaran )
Sebagian mereka menasehati yang lain dengan kebenaran yang menjadi kewajiban baginya menegangkan kebenaran itu, yaitu : iman pada Allah satu- satunya, melaksanakan syariatNya dan sabar atas taqdir –Nya berupa cobaan pahit.

Tatkala Allah menjelaskan pada surat yang lalu bahwa kesibukan dengan urusan – urusan dunia hingga membinasakan diri dengannya adalah tercela, maka di surat ini. Allah Ta’ala ingin menjelaskan apa yang seharusnya kita sibuk denganya, berupa : iman pada Allah, Amal Shaleh, Saling menasehat menasehati dengan kebenaran dan saling menasehat menasehati dengan kesabaran yang pada semuanya terhadap kebaikan bagi individu dan masyarakat.

Keutamaannya
Imam Thabrany menyebutkan dari Ubaidillah bin Hafsh , ia berkata : “Dua orang sahabat Rasulullah jika bertemu mereka tidak akan berpisah kecuali setelah salah satu dari mereka membacakan kepada yang lain surat Al Ashar, kemudian memberi salam”
Imam Syafi’i berkata : “ Andai Allah Ta’ala tidak menurunkan pada hamba-Nya kecuali surat ini sudah cukup bagi mereka”. Karena pada surat ini ada tahapan yang jika di laksanakan seluruhnya dengan sempurna, maka seorang akan mendapatkan puncak kesempurnaannya.
Tahapan itu adalah :
1. Mengetahui kebenaran.
2. Mengamalkannya
3. Mengajarkan kepada orang yang belum mengerti benar.
4. Kesabaran untuk mempelajari, mengamalkan, dan mengajarkan dengan memperbaiki dua kekuatan diri sendiri ( Kekuatan ilmu dan amal).
Surat ini walaupun singkat, namun dia adalah surat yang paling merangkum kebaikan dalam alquran seluruhnya.

Makna secara global
Allah mempunyai hak untuk bersumpah dengan apa saja dari makluknya, sedangkan selain Allah maka tidak boleh bersumpah kecuali dengan Allah. Allah bersumpah dengan Al Ashr yaitu masa. Bahwa semua manusia dalam kerugian kecuali  orang – orang yang beriman dan beramal shaleh yaitu mereka yang mengetahui kebenaran dan meyakininya. Inilah tahapan pertama.

Mereka yang beramal dengan apa yang mereka ketahui dari kebenaran. Hal ini merupakan tahapan kedua. Tahapan yang ketiga adalah saling menasehati dengan mengajarkan dan member pentunjuk dan tahapan yang ke empat yaitu mereka sabar di atas kebenaran dan mereka saling menasehati untuk sabar dan tegar.
Kesempurnaan adalah keberadaan seorang yang sempurna pada dirinya sendiri dan dapat menyempurnakan orang lain dengan memperbaiki kekuatan ilmu dan amal. Baiknya ilmu dengan iman pada Allah dan baiknya amal dengan amal – amal shaleh. Dan usaha menyempurnakan orang lain adalah dengan mengajarkan kepada orang lain iman dan amal shaleh, sabar dalam mengajar, dan memberi wasiat kepada merka untuk sabar pula dalam ilmu dan amal.

Faedah surat
1. Keutamaan surat ini, karena dia mencakup jalan keselamatan hanya dalam tiga ayat, hingga Imam Syafi’i berkata : “ Andai Allah tidak menurunkan kepada hamba-Nya kecuali surat ini maka tentu sudah cukup bagi merena”.
2. Penjelasan tempat kembali orang yang kafir dan bahwasannya itu adalah puncak kerugian.
3. Penjelasan kemenangan ahli iman dan amal shaleh ( orang beriman dan beramal shaleh) yang menjahui syirik dan maksiat.
4. kewajiban saling menasehati dengan kebenaran dan saling menasehati dengan kesabaran di antara kaum muslimin.
5. Allah bersumpah dengan Al Ashr ( masa) karena padanya terdapat peringatan dari adanya perubahan keadaan dan pergantianya, serta padanya ada petunjuk – petunjuk.

(dikutip dari bukuAd Durusil Muhimmah Li Ammati Ummah, Cahaya Tauhid press)