Nasihat untuk Allah dan untuk muslimin

Nasihat untuk Allah dan untuk muslimin

Beritahu yang lain

Share on twitter
Share on telegram
Share on whatsapp

ÈÓã Çááå ÇáÑÍãä ÇáÑÍíã

Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala, shalawat serta salam bagi Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam, keluarga, para sahabatnya dan mereka yang mengikuti petunjuk Beliau.

Amma ba’du
Sesungguhnya dengan sebab perkara yang menimpa Islam dan kaum muslimin berupa kejadian-kejadian yang suram, kehinaan dan keterpurukan di hadapan musuh-musuh Islam. Nasib kaum muslimin di depan musuh-musuhnya bagaikan santapan -di nampan – di hadapan para pemangsanya. Maka kami menyeru kepada para ulama kaum muslimin dan lembaga-lembaga ilmiah di tiap-tiap daerah yang ada di penjuru dunia, juga pemerintah kaum muslimin agar semuanya bertaqwa kepada Allah tentang kondisi ummat dewasa ini.
Hendaklah mereka mengetahui betapa ummat ini terancam mara bahaya, bahkan tertimpa bencana dan malapetaka. Hendaklah mereka tersadar akan tanggung-jawab di hadapan Allah untuk menyelamatkan ummat ini dari bala’ (malapetaka) dan kecelakaan yang menimpa mereka kemudian bersegera mencurahkan daya dan upayanya dengan melaksanakan sebab-sebab yang dapat membantu mereka keluar (dari malapetaka ini). Diantaranya yang terpenting adalah kembali kepada agama mereka yang benar baik di dalam aqidah, ibadah, akhlaq dan siyasah (strategi/politik yang syar’i).
Hendaklah mereka berpegang teguh dengan manhaj yang benar yang bersandarkan Al-Qur’an dan Sunnah Rasul serta apa yang dipahami oleh salafus shalih di dalam mendidik generasi (ummat ini) di masjid-masjid serta lembaga pendidikan di berbagai jenjang dengan memanfaatkan berbagai sarana informasi yang ada, sambil selalu mengingat sabda Rasulullah :
ßáßã ÑÇÚ æßáßã ãÓÆæá Úä ÑÚíÊå
Artinya : “Setiap kalian adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggung-jawaban tentang kepemimpinannya”. (HR Ibnu Majah dari Anas radiyallahu ‘anhu)

Juga sabda Rasul shalallahu alaihi wa sallam:
ÅÐÇ ÊÈÇíÚÊã ÈÇáÚíäÉ æÑÖíÊã ÈÇáÒÑÚ æÇÊÈÚÊã ÃÐäÇÈ ÇáÈÞÑ æÊÑßÊã ÇáÌåÇÏ Ýí ÓÈíá Çááå ÓáØ Çááå Úáíßã ÐáÇð áÇ íäÒÚå Úäßã ÍÊì ÊÑÌÚæÇ Åáì Ïíäßã
Artinya : “Jika kalian telah melakukan jual beli dengan cara ‘inah (sejenis riba, pent), telah larut dalam bercocok tanam, mengikuti ekor-ekor lembu dan meninggalkan jihad di jalan Allah, maka Allah akan menimpakan atas kalian kehinaan yang tidak akan tercabut kehinaan itu sampai kalian kembali kepada ajaran agama kalian (Islam, pent). (HR Abu Dawud dari Ibnu Umar)”

Tidak diragukan bahwa ummat ini terjatuh pada keterpurukan di dalam beberapa perkara bahkan terjatuh pada kondisi yang sangat pahit. Para pemimpin ummat ini (ulama, pemerintah dan lembaga-lembaga ilmiah) agar selalu mengingat firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

æóãóÇ ßóÇäó áöãõÄúãöäò æóáÇó ãõÄúãöäóÉò ÅöÐóÇ ÞóÖóì Çááøóåõ æóÑóÓõæáõåõ ÃóãúÑðÇ Ãóäú íóßõæäó áóåõãõ ÇáúÎöíóÑóÉõ ãöäú ÃóãúÑöåöãú
“Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mu’min dan tidak (pula) bagi perempuan yang mu’min, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka.” (QS. Al-Ahzab: 36)

Ketahuilah bahwa sama sekali tidak ada jalan bagi kalian untuk menyelamatkan ummat ini kecuali dengan cara ini (kembali kepada Al-Qur’an dan Sunnah Rasul dengan pemahaman salafussholih, pent). Dan apabila mengambil jalan selain itu, maka tidak akan bertambah kepada ummat ini kecuali kebinasaan dan kehinaan.

Sungguh musuh-musuh Islam tidaklah rela melainkan ingin agar mereka keluar dari agamanya. Aku memohon kepada Allah yang Maha Mulia Rabb Arsy yang Agung agar memberikan taufik kepada ummat ini baik pemerintah muslim, ulama maupun rakyatnya untuk bersegera melakukan sebab-sebab yang bermanfaat dimana Allah tidak akan menerima selainnya.

Mudah-mudahan Allah menyatukan hati ummat Islam dan kalimat mereka di atas al-haq (kebenaran). Pada kesempatan ini aku tujukan nasehatku kepada mereka yang diberi taufik oleh Allah -untuk mengikuti manhaj salafusshaleh agar bertaqwa kepada Allah dan memantau diri mereka lahir maupun batin, mengikhlaskan pada Allah baik ucapan maupun perbuatan mereka. Juga bersegera untuk menuntut ilmu yang bermanfaat.

Kemudian aku nasehatkan kepada pengelola situs internet, agar menjadikan situs internet ini sebagai sarana yang efektif untuk menyebarkan manhaj salafi secara ilmiah dan benar pada setiap materi yang disuguhkan pada kaum muslimin melalui sarana ini yang dipermudah untuk mereka. Hendaknya yang menanganinya adalah para ulama manhaj salafy ini, khususnya yang menguasai bidangnya masing-masing. Maka yang menguasai bidang tafsir Al-Qur’an, hendaklah menulis tentang tafsir; ilmu-ilmunya, hendaklah menyinggung (pembahasan) dengan aqidah dan macam-macamnya, ibadah, mu’amalah serta akhlaq, di celah-celah ayat yang ia tafsirkan, demikian pula pembahasan tentang ushulut tafsir (pokok-pokok) dan macam-macamnya. Kemudian yang ahli dalam bidang hadits hendaklah menulis makalah-makalah yang terambil dari sunnah Rasulullah shalallahu’alaihi wasallam serta terfokus dalam masalah aqidah dan yang lainnya, seperti yang telah saya sebutkan atas saudaranya yang menguasai tafsir tadi sebagaimana iapun semestinya menulis tentang ilmu musthalahul hadits dan biografi para ulama hadits.

Bagi yang menguasai bidang fiqih, hendaknya dia menulis makalah yang berkaitan dengan bidang ini, memilih pembahasan yang membantu para penuntut ilmu di dalam memahami Al-Qur an dan Sunnah Rasulullah shallallhu’alaihi wasallam serta membahas masalah fiqh yang disertai dalil. Bagi yang menguasai bidang tarikh (sejarah), hendaklah dia menulis sejarah Nabi shallallhu’alaihi wasallam, para sahabatnya dan figur para ulama ummat ini yang terbukti nyata dalam pembelaannya terhadap Islam. Kemudian yang menguasai bacaan (Al Qur’an) dan tajwid, hendaklah menulis makalah di bidang ini, juga yang menguasai bidang bahasa, hendaklah menulis pembahasan makalah di bidang tersebut, dengan syarat menjauhkan perkara yang tidak dikenal dalam manhaj salafy ini seperti: Majaz dan semisalnya.
Hendaknya jangan melakukan bantahan terhadap ahlul bid’ah dan membongkar kesesatan mereka kecuali para ulama.

Saya berharap bagi para penanggungjawab situs Sahab dan yang lainnya, agar tidak menerima tulisan-tulisan kecuali yang benar-benar jelas menyebutkan namanya dan jangan menerima yang hanya menggunakan nama-nama yang tidak jelas (samaran). Demikian pula saya berharap kepada salafiyyin secara umum agar menjauhkan diri dari perdebatan yang batil dan sebab-sebab yang menyeret pada perpecahan. Kalaupun hal itu terjadi (di kalangan salafiyyin), maka jangan sampai memperbanyak perdebatan dan jangan sama sekali mencantumkan permasalahan ini pada situs internet Salafiyah atau yang lainnya. Namun segera dikembalikan kepada para ulama agar mereka membimbing dengan perkataan yang benar yang dapat menyelesaikan perselisihan ini, Insya Allah. Saya nasehatkan kepada ikhwah agar semangat dalam menyebarkan ilmu yang bermanfaat di antara mereka dan menyebarkan sebab-sebab yang dapat mengantarkan kecintaan dan persaudaraan di antara mereka.

Mudah-mudahan Allah Subhanahu wa Ta’ala senantiasa memberikan taufik kepada semuanya terhadap apa yang dicintai dan diridhaiNya serta menyatukan hati-hati mereka. Sesungguhnya Rabbku Maha Mendengar (mengabulkan ) doa.

Penulis: Asy-Syaikh Al Allamah Rabi’ bin Hadi Al-Madkhali
25 Dzulhijjah 1424 H. Makkah Al-Mukarramah

Teksi asli
———————————————————————————-
äÕíÍÉ ááå æááãÓáãíä
ÈÓã Çááå ÇáÑÍãä ÇáÑÍíã

ÇáÍãÏ ááå æÇáÕáÇÉ æÇáÓáÇã Úáì ÑÓæá Çááå æÚáì Âáå æÕÍÈå æãä ÇÊÈÚ åÏÇå.

ÃãÇ ÈÚÏ :

ÝÅäå ÈÓÈÈ ãÇ äÒá ÈÇáÅÓáÇã æÃåáå ãä äæÇÒá æÃÍÏÇË ãÏáåãÉ æãÇ äÒá Èåã ãä Ðá æåæÇä Úáì ÃíÏí ÃÚÏÇÁ ÇáÅÓáÇã ÅÐ ÊÏÇÚæÇ Úáíåã ßãÇ ÊÏÇÚì ÇáÃßáÉ Úáì ÞÕÚÊåÇ .

ÃæÌå ÏÚæÊí Åáì ÚáãÇÁ ÇáãÓáãíä æÇáãÄÓÓÇÊ ÇáÚáãíÉ Ýí ßá ÕÞÚ ãä ÃÕÞÇÚ ÇáÏäíÇ æÅáì ÍßÇã ÇáãÓáãíä ÌãíÚÇð Ãä íÊÞæÇ Çááå Ýí åÐå ÇáÃãÉ¡ æÃä íÏÑßæÇ ãÇ ÃÍÏÞ ÈåÇ ãä ÃÎØÇÑ Èá ããÇ äÒá ÈåÇ ãä ßæÇÑË æãÂÓ ÝíÊÍÑßæÇ ãä ãäØáÞ ÇáÔÚæÑ ÈÇáãÓÄæáíÉ ÃãÇã Çááå ááÎÑæÌ ÈÇáÃãÉ ããÇ äÒá ÈåÇ ãä ÈáÇÁ ææíáÇÊ æÃä íÈÇÏÑæÇ ÈÈÐá ßá ÇáÃÓÈÇÈ ÇáÊí ÊÓÇÚÏåã Úáì ÇáÎÑæÌ æÚáì ÑÃÓ Ðáß ÇáÑÌæÚ Åáì Ïíäåã ÇáÍÞ ÚÞíÏÉ æÚÈÇÏÉ æÃÎáÇÞÇð æÓíÇÓÉ ¡ ÝíÖÚæÇ ÇáãäÇåÌ ÇáÕÍíÍÉ ÇáãÓÊãÏÉ ãä ßÊÇÈ Çááå æÓäÉ ÑÓæáå Õáì Çááå Úáíå æÓáã æãÇ ßÇä Úáíå ÇáÓáÝ ÇáÕÇáÍ áÊÑÈíÉ ÇáÃÌíÇá ÚáíåÇ Ýí ÇáãÓÇÌÏ æÇáãÏÇÑÓ Ýí ãÎÊáÝ ãÑÇÍáåÇ æÝí ßá æÓÇÆá ÇáÅÚáÇã ¡ æÇÖÚíä äÕÈ ÃÚíäåã Þæá ÇáÑÓæá ÇáßÑíã Õáì Çááå Úáíå æÓáã :” ßáßã ÑÇÚ æßáßã ãÓÆæá Úä ÑÚíÊ唡 ææÇÖÚíä äÕÈ ÃÚíäåã Þæá ÇáÑÓæá ÇáßÑíã Õáì Çááå Úáíå æÓáã :” ÅÐÇ ÊÈÇíÚÊã ÈÇáÚíäÉ æÑÖíÊã ÈÇáÒÑÚ æÇÊÈÚÊã ÃÐäÇÈ ÇáÈÞÑ æÊÑßÊã ÇáÌåÇÏ Ýí ÓÈíá Çááå ÓáØ Çááå Úáíßã ÐáÇð áÇ íäÒÚå Úäßã ÍÊì ÊÑÌÚæÇ Åáì Ïíäßã”.

æáÇ Ôß Ãä ÇáÃãÉ ÞÏ æÞÚÊ Ýí ÔÑ ãä åÐå ÇáÃãæÑ ÍÊì Âá Èåã ÇáÃãÑ Åáì åÐÇ ÇáæÖÚ ÇáãÑíÑ.

ææÇÖÚíä äÕÈ ÃÚíäåã Þæá Çááå ÊÚÇáì:(æãÇ ßÇä áãÄãä æáÇ ãÄãäÉ ÅÐÇ ÞÖì Çááå æÑÓæáå ÃãÑÇð Ãä Êßæä áåã ÇáÎíÑÉ ãä ÃãÑåã).

æÇÚáãæÇ Ãäå áÇ ÓÈíá áßã ÃÈÏÇð Åáì ÅäÞÇÐ ÇáÃãÉ ÅáÇ åÐÇ ÇáÓÈíá æÃä ÇÊÎÇÐ ÓÈíáÇð ÛíÑå áÇ íÒíÏ ÇáÃãÉ ÅáÇ åáÇßÇð æÐáÇðð¡ æÃä ÃÚÏÇÁ ÇáÅÓáÇã áÇ íÑÖíåã ÅáÇ ÎÑæÌ ÇáÃãÉ ãä ÏíäåÇ (æáä ÊÑÖì Úäß ÇáíåæÏ æáÇ ÇáäÕÇÑì ÍÊì ÊÊÈÚ ãáÊåã).

ÃÓÃá Çááå ÇáßÑíã ÑÈ ÇáÚÑÔ ÇáÚÙíã Ãä íæÝÞ ÇáÃãÉ ÍßÇãÇð æÚáãÇÁ æÔÚæÈÇð ááãÈÇÏÑÉ Åáì ÇáÃÎÐ ÈåÐå ÇáÃÓÈÇÈ ÇáäÇÝÚÉ ÇáÊí áÇ íÞÈá ÑÈäÇ ÓæÇåÇ æÃä íÌãÚ ÞáæÈåã æßáãÊåã Úáì ÇáÍÞ.

æÈåÐå ÇáãäÇÓÈÉ ÃæÌå äÕÍí Åáì ãä æÝÞåã Çááå áÅÊÈÇÚ ãäåÌ ÇáÓáÝ ÇáÕÇáÍ ÈÃä íÊÞæÇ Çááå æíÑÇÞÈæå Ýí ßá ÇáÃÍæÇá ÙÇåÑÇð æÈÇØäÇð¡ æÃä íÎáÕæÇ áå Ýí ÇáÃÞæÇá æÇáÃÚãÇá ¡ æÃä íÔãÑæÇ Úä ÓÇÚÏ ÇáÌÏ Ýí ØáÈ ÇáÚáã ÇáäÇÝÚ .

æÃæÕí ÃÕÍÇÈ ÇáãæÇÞÚ Ýí ÇáÔÈßÇÊ ÇáÚäßÈæÊíÉ – ÇáÇäÊÑäíÊ- Ãä íÌÚáæÇ åÐå ÇáãæÇÞÚ æÓÇÆá äÇÌÍÉ Ýí äÔÑ ÇáãäåÌ ÇáÓáÝí Úáì ÇáæÌå ÇáÚáãí ÇáÕÍíÍ Ýí ßá ãÇ íÞÏãæäå ááäÇÓ ÚÈÑ åÐå ÇáæÓÇÆá ÇáÊí ÃÊíÍÊ áåã.

æÃä íÊÕÏì áÐáß ÇáÃßÝÇÁ ãä ÚáãÇÁ åÐÇ ÇáãäåÌ æáÇÓíãÇ ÇáãÊÎÕÕæä.

Ýãä ßÇä ãÊÎÕÕÇð Ýí ÊÝÓíÑ ÇáÞÑÂä ÇáßÑíã ÝíßÊÈ Ýí ÇáÊÝÓíÑ æÚáæãå æáíÊØÑÞ ááÚÞÇÆÏ æÃäæÇÚåÇ æááÚÈÇÏÇÊ æÇáãÚÇãáÇÊ æÇáÃÎáÇÞ ãä ÎáÇá ÇáÂíÇÊ ÇáÊí íÝÓÑåÇ¡ ßãÇ íÊØÑÞ Åáì ÃÕæá ÇáÊÝÓíÑ ÈÃäæÇÚå.

æÇáãÊÎÕÕ Ýí ÇáÍÏíË íÓÊãÏ ãÞÇáÇÊå ãä ÓäÉ ÑÓæá Çááå Õáì Çááå Úáíå æÓáã æáíÑßÒ Úáì ÇáÚÞÇÆÏ æÛíÑåÇ ßãÇ ÐßÑäÇ Úä ÃÎíå ÇáãÝÓÑ ßãÇ íäÈÛí Ãä íßÊÈ ãÞÇáÇÊ Ýí Úáæã ÇáãÕØáÍ æÝí ÊÑÇÌã ÃÆãÉ ÇáÍÏíË.

æáíßÊÈ ÇáãÊÎÕÕ Ýí ÇáÝÞå ãÞÇáÇÊ Ýí åÐÇ ÇáÝä æáíÎÊÑ Ýí ãÞÇáÇÊå ãÇ íÓÇÚÏ ØáÇÈ ÇáÚáã Úáì Ýåã ßÊÇÈ Çááå æÓäÉ ÑÓæáå Õáì Çááå Úáíå æÓáã ÞÇÑäÇð ÇáãÓÇÆá ÇáÊí íÚÇáÌåÇ ÈÃÏáÊåÇ.

æáíßÊÈ ÇáãÊÎÕÕ Ýí ÇáÊÇÑíÎ Ýí ÓíÑÉ ÇáäÈí Õáì Çááå Úáíå æÓáã æÓíÑ ÃÕÍÇÈå æÝí ÊÑÇÌã ÃÚáÇã åÐå ÇáÃãÉ ÇáÐíä áåã ÂËÑ ÈÇÑÒÉ Ýí äÕÑÉ ÇáÅÓáÇã.

æáíßÊÈ ÇáãÊÎÕÕ Ýí ÇáÞÑÇÁÇÊ æÇáÊÌæíÏ ãÞÇáÇÊ Ýí åÐÇ ÇáÝä .

æáíßÊÈ ÇáãÊÎÕÕ Ýí ÇááÛÉ ãÞÇáÇÊ Ýí åÐÇ ÇáÝä ÈÔÑØ Ãä íÌÊäÈ ãÇ áÇ íÚÊÑÝ Èå ÇáãäåÌ ÇáÓáÝí ßÇáãÌÇÒ ÈÃäæÇÚå.

æÃä áÇ íÊÕÏì áäÞÏ Ãåá ÇáÈÏÚ æÊÝäíÏ ÈÇØáåã ÅáÇ Ãåá ÇáÚáã.

æÃÑÌæÇ ãä ÇáãÓÆæáíä Úáì åÐå ÇáãæÇÞÚ ßÓÍÇÈ æÃÎæÇÊåÇ ÃáÇ íÞÈáæÇ ãä ÇáãÞÇáÇÊ ÅáÇ ÇáÊí æÞÚ ÚáíåÇ ÃÕÍÇÈåÇ ÈÃÓãÇÆåã ÇáÕÑíÍÉ æÃáÇ íÞÈáæÇ ÃÕÍÇÈ ÇáÃÓãÇÁ ÇáãÓÊÚÇÑÉ.

ßãÇ ÃÑÌæ ãä ÇáÓáÝííä ÚãæãÇð Ãä íÌÊäÈæÇ ÇáÎÕæãÇÊ æÃÓÈÇÈ ÇáÎáÇÝÇÊ æÅä ÍÕá ÔíÁ ãä Ðáß Èíä ÈÚÖ ÇáÅÎæÉ ÃáÇ íßËÑæÇ ÇáÌÏÇá æÃä áÇ íäÞáæÇ ãäå ÔíÆÇð Ýí ãæÇÞÚ ÇáÅäÊÑäÊ ÇáÓáÝíÉ Ãæ ÛíÑåÇ¡ Èá íÍíáæÇ Ðáß Åáì Ãåá ÇáÚáã áíÞæáæÇ ÝíåÇ ßáãÉ ÇáÍÞ ÇáÊí ÊÞÖí Åä ÔÇÁ Çááå Úáì ÇáÎáÇÝ .

æÃäÕÍ ÇáÅÎæÉ ÈÇáÍÑÕ Úáì ÅÔÇÚÉ ÇáÚáã ÇáäÇÝÚ ÝíãÇ Èíäåã æÅÔÇÚÉ ÃÓÈÇÈ ÇáãÍÈÉ æÇáÃÎæÉ ÝíãÇ Èíäåã .

æÝÞ Çááå ÇáÌãíÚ áãÇ íÍÈå æíÑÖÇå æÃáÝ Èíä ÇáÞáæÈ Åä ÑÈí áÓãíÚ ÇáÏÚÇÁ.

æßÊÈå
ÑÈíÚ Èä åÇÏí ÚãíÑ ÇáãÏÎáí
Ýí 25/ Ðí ÇáÞÚÏÉ 1424ãä ÇáåÌÑÉ ÇáäÈæíÉ
ãßÉ ÇáãßÑãÉ
———————————————————————————-

(Dikutip dari fatwa Asy-Syaikh Al Allamah Rabi’ bin Hadi Al-Madkhali
25 Dzulhijjah 1424 H. Makkah Al-Mukarramah. Diterjemahkan oleh al Ustadz Usamah Mahri. URL Sumber : http://www.sahab.net/sahab/showthread.php?s=f1c1ef6de9b68f00597fcc9bf1e7faab&threadid=300720%20.)