KAJIAN SHAHIH MUSLIM KITABUL BIRRI WASSHILAH WAL ADAB

KAJIAN SHAHIH MUSLIM KITABUL BIRRI WASSHILAH WAL ADAB

Beritahu yang lain

Share on twitter
Share on telegram
Share on whatsapp

di tulis oleh al ustadz abu utsman kharisman

Bab ke-21: Kabar Gembira Bagi Orang yang Allah Telah Menyembunyikan Aibnya di Dunia, Allah akan Tutup di Akhirat

Hadits no (72 – …)

حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِى شَيْبَةَ حَدَّثَنَا عَفَّانُ حَدَّثَنَا وُهَيْبٌ حَدَّثَنَا سُهَيْلٌ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ « لاَ يَسْتُرُ عَبْدٌ عَبْدًا فِى الدُّنْيَا إِلاَّ سَتَرَهُ اللَّهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ».

Telah menceritakan kepada kami Abu Bakr bin Abi Syaibah (ia berkata) telah menceritakan kepada kami Affaan (ia berkata) telah menceritakan kepada kami Wuhaib (ia berkata) telah menceritakan kepada kami Suhail dari ayahnya dari Abu Hurairah –semoga Allah meridhainya- dari Nabi shollallahu alaihi wasallam beliau bersabda: << Tidaklah seorang hamba menutupi (aib) hamba yang lain di dunia, kecuali Allah akan tutup baginya pada hari kiamat >>

*PENJELASAN:*

Menutupi aib seseorang bukanlah terpuji dalam setiap keadaan. Bukan pula tercela dalam setiap keadaan. Ada 2 macam.

*Macam pertama:* Menutupi aib yang terpuji. Hal itu diberlakukan terhadap seseorang yang lurus yang tidak melakukan perbuatan keji atau permusuhan kecuali jarang. Orang yang semacam ini selayaknya diperlakukan dengan sikap ditutupi aibnya, dinasihati dan dijelaskan bahwa hal itu adalah kesalahan. Ini adalah menutupi aib yang terpuji.

*Macam kedua:* menutupi aib seseorang yang suka bertindak ngawur, sembrono, sering melakukan perbuatan melampaui batas (sewenang-wenang) terhadap hamba-hamba Allah. Suka berbuat kejahatan. Orang semacam ini tidak layak ditutupi aibnya. Bahkan, yang disyariatkan adalah menjelaskan keadaan orang ini kepada Waliyyul Amr hingga bisa memberikan efek jera padanya. Juga agar bisa menjadi pelajaran bagi yang lain (sehingga tidak melakukan kejahatan yang serupa, pent).

Sikap menutupi aib hendaknya memperhatikan maslahat. Jika maslahat akan tercapai dengan ditutupi aib (orang itu), menutupi aib adalah yang lebih utama. Namun jika maslahat akan tercapai jika ditampakkan aib itu, itulah yang lebih utama. Jika seseorang ragu apakah sebaiknya ditutupi atau ditampakkan, menutupi aib lebih utama (penjelasan Syaikh Ibn Utsaimin dalam Syarh Riyadhus Sholihin (1/276)).

<< Materi Kajian Ummahat Ma’had al I’tishom bissunnah Sumberlele Kraksaan Probolinggo 18 Dzulhijjah 1438 H/ 9 September 2017 M sebelum Dzhuhur – al ustadz Abu Utsman Kharisman >>