BAGAIMANA BERSIKAP TERHADAP AHLUL BID’AH

BAGAIMANA BERSIKAP TERHADAP AHLUL BID’AH

Beritahu yang lain

Share on twitter
Share on telegram
Share on whatsapp

Penerjemah: Al Ustadz Abu Utsman Kharisman

Pertanyaan:

….Bagaimana nasihat anda terhadap kami dalam hal berinteraksi dengan Ahlul Bid’ah yang kami lihat, kami berbicara dengan mereka, dan berinteraksi dengan mereka hampir setiap hari?

Jawaban Syaikh Abdul Aziz bin Abdillah bin Baz rahimahullah:

Wajib menjauhi mereka dalam kebid’ahannya. Jika mereka menampakkan kebid’ahan, wajib menjauhi mereka setelah disampaikan nasihat dan pengarahan. Karena seorang muslim mestinya memberikan nasihat dan memperingatkan kepada saudaranya hal-hal yang diharamkan Allah berupa kebid’ahan dan kemaksiatan yang nampak. Jika ia bertaubat (itulah yang diharapkan).
Kalau tidak, dia layak untuk dijauhi dan tidak berinteraksi dengannya. Semoga dia bertaubat dan menyesal serta kembali kepada kebenaran.

Kecuali apabila dia dijauhi menyebabkan hal yang tidak baik akibatnya. Ia dijauhi jika sikap menjauhinya itu lebih baik akibatnya dalam agama, memberikan kebaikan yang lebih banyak, dan lebih dekat pada keselamatan. (Tapi kalau saat dijauhi akibat buruknya lebih besar, pent), ia tidak dijauhi. Justru seharusnya terus menerus dinasihati dan diperingatkan dari kebatilan. Jangan dijauhi, dengan harapan Allah memberikan hidayah kepada dia dengan sebab itu.

Seorang yang beriman adalah bagaikan dokter. Jika ia melihat ada pengobatan yang bermanfaat, hendaknya ia lakukan. Kalau ia melihat bahwa upaya pengobatan itu tidak bermanfaat, ia tinggalkan. Menjauhi (meninggalkan orang yang melakukan kebid’ahan, pent) adalah bagian dari pengobatan. Jika sikap menjauhinya itu memberikan pengaruh yang baik dan bermanfaat, ia mestinya dijauhi. Itu bagian dari obat. Semoga ia bertaubat. Semoga ia kembali dari kesalahan (menuju kebenaran), kalau ia melihat saudara-saudaranya meninggalkan dia.

Adapun jika dengan menjauhinya menyebabkan semakin bertambah keburukannya, jumlah pengikut keburukan dan dukungan mereka, maka ia tidak ditinggalkan. Namun terus memberikan nasihat, arahan, dan menampakkan ketidaksukaan terhadap apa yang ia perbuat. Jangan menampakkan persetujuan atas kebatilannya. Namun terus dinasihati dan diberi pengarahan.

Transkrip Fatwa dalam Bahasa Arab:

السؤال: رسالة وصلت إلى البرنامج من المستمع أحمد البابطين من الدمام يسأل في سؤاله الأول: ويقول: بم تنصحونا في كيفية التعامل مع المبتدعة الذين نراهم ونتكلم معهم ونتعامل معهم كل يوم تقريباً؟
الجواب: الواجب هجرهم على بدعتهم، إذا أظهروا البدعة فالواجب هجرهم بعد النصيحة والتوجيه، فإن المسلم ينصح أخاه ويحذره مما حرم الله عليه من البدع والمعاصي الظاهرة، فإن تاب وإلا استحق أن يهجر ولا يعامل، لعله يتوب لعله يندم لعله يرجع إلى الصواب، إلا إذا كان الهجر يترتب عليه ما لا تحمد عقباه، فإنه يتركه إذا كان تركه أصلح في الدين وأكثر في الخير وأقرب إلى النجاح فإنه لا يهجره بل يداوم نصحه وتحذيره من الباطل ولا يهجره رجاء أن يهديه الله بسبب ذلك. فالمؤمن كالطبيب إذا رأى العلاج نافعاً فعله وإذا رأى أنه ليس بنافع تركه، فالهجر من باب العلاج، فإن كان الهجر يؤثر خيراً وينفع هجر، وكان ذلك من باب العلاج لعله يتوب ولعله يرجع عن الخطأ إذا رأى من إخوانه أنهم يهجرونه، أما إذا كان الهجر يسبب مزيداً من الشر وكثرة أهل الشر وتعاونهم، فإنه لا يهجر ولكن يديم النصح والتوجيه وإظهار الكراهة لما عمل، ولا يبين له موافقته على باطله، ولكن يستمر في النصيحة والتوجيه.

Sumber: https://binbaz.org.sa/fatwas/10789/كيفية-التعامل-مع-اهل-البدع