Sesungguhnya termasuk tugas pengajar tidaklah hanya mengajarkan ilmu – ilmu saja, bahkan lebih dari itu, seorang pengajar harus mampu menegakkan pendidikan yang mencakup pembersihan akidah – akidah dan perilaku yang bertolak belakang dengan agama islam. Allah berfirman :
قُلْ إِن كُنتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ۗ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ
“katankanlah : jika kamu (benar – benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa – dosamu. Allah Maha pengampun Lagi Maha Penyayang” [ Ali Imran : 31]
Seorang pengajar harus bersifat dengan sifat – sifat bijaksana, pengajar dan pengarah, selalu berkeinginan baik, lembut, cinta dan ikhlas. apabila dia diberi walaupun sedikit harus bersyukur, dan apabila tidak di beri bersabar, dan allah akan memberikan rizki di dunia dan menulis pahala di akherat.
Ada beberapa kewajiban – kewajiban yang harus dilaksanakan seorang pengajar yaitu ;
1. mengucapkan salam. Seorang pengajar apabila masuk kelas harus mengatakan assalammu’alaikum yang artinya : semoga keselamatan, rahmat dan barakah dari Allah atas kalian. Hal itu Rasulullah mengatakan :
“ maukah aku tunjukan kalian kepada sesuatu yang apabila kalian melakukannya kalian akan saling mencintai? Sebarkan salam di antara kalian” [Diriwayatkan oleh Muslim]
Dan di sini harus di ingatkan tentang perkara yang penting, banyak kaum muslimin yang terjatuh ke dalam hal ini, karena pengaruh adat-adat dan taklid yaitu : para pelajar menyambut pengajar dengan berdiri, mereka menyangka hal itu termasuk adab yang di tuntut, dan lambang penghormatan dan pemuliaan kepada pengajar. Mereka telah salah, tidaklah dinamakan yang menyelisihi syariat itu sebagai adab kecuali di kamusnya orang – orang yang berpaling dari syariat Allah karena Anas bin malik mengatakan :
“tidak ada seorang yang lebih mereka (para sahabat)cintai daripada Rasulullah dan mereka apabila melihat beliau tidak berdiri untuk beliau, karena mengetahui kebencian beliau dari hal itu “ [Hadist shahih diriwayatkan oleh At Tirmidzi]
Rasulullah bersabda memperingatkan manusia dari adat berdiri :
“siapa yang suka untuk di sambut manusia dengan berdiri maka siapkanlah tempat duduknya di neraka [Hadist shahih diriwayatkan oleh Ahmad]
Dan boleh bagi tuan rumah untuk berdiri menyambuat tamu-tamunya, atau berdiri untuk memeluk orang yang baru datang dari safar, karena para sahabat ridhwanullahi’alaihim melakukanya, dan ini termasuk memuliakan tamu dan mempersilahkan orang yang baru datang.
2. Termasuk kewajiban seorang pengajar hendaknya mengajarkan kepada muridnya untuk meminta pertolongan kepada kepada Allah, dan mengajarkan kepada mereka hadist Ibnu Abbas yaitu sabda beliau :
“apabila kamu meminta, maka mintalah kepada Allah, dan apabila kamu memohon pertolongan, maka mohonlah kepada Allah” [Diriwayatkan oleh At Tirmidzi dan beliau berkata : hasan shahih].
3. seorang pengajar hendaknya memperingatkan muridnya dari ke syirikan yaitu memalingkan peribadahan kepada selain Allah, seperti berdoa kepada para nabi, orang – orang yang shalih dan selain mereka. Firman allah
يَا بُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللَّهِ ۖ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ
“Hai anakku, janganlah kamu pempersekutukan Allah sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar”[Luqman : 13].
4. Pengajar harus mengajarkan shalat kepada para muridnya di sekolah, dan membawa mereka ke masjid untuk shalat berjamaah, mengajarkan adab-adabnya, memulai pelajaran mereka dengan wudhu dan shalat mulai usia tujuh tahun, berdasarkan perintah nabi :
“Ajarilah anak – anak kalian shalat apabila sudah berumur tujuh tahun, pukullah mereka (apabila tidak mau shalat) ketika berumur sepuluh tahun, dan pisahlah tempat tidur mereka” [Hadist shahih diriwayatkan oleh Al Bazzar, lihat Shahihul Jami’].
5. Wajib atas pengajar untuk mengajarkan tawakkal kepada Allah. Firman Allah :
فَعَلَيْهِ تَوَكَّلُوا إِن كُنتُم مُّسْلِمِينَ
“maka bertaqwalah kepada Allah jika kalian orang – orang yang berserah diri” [Yunus : 84]
6. Demikian pula seorang pengajar harus menanamkan ruh pengorbanan dan jihad di jalan Allah melawan musuh-musuh Islam dari kalangan orang – orang kafir, Yahudi, maupun atheis. Selain itu, membangkitkan semangat mereka untuk mengkuti Sahabat – sahabat Nabi dalam keimanan dan akhlaq – akhlaq para sahabat.
7.Kemudian pengajar harus berbuat qona’ah ( rasa kecukupan) terhadap para pelajar bahwasanya Arab adalah kaum yang telah Allah muliakan dengan Islam. Tidaklah pertolongan untuk mengalahkan orang – orang kafir kecuali dengan kembali kepada berhukum dengan kitabullah dan sunnah Nabinya dalam kehidupan kita.
Pengajar yang sesuai dengan kemampuan, apabila mengikhlaskan amalnya dan berpegang teguh dengan metode yang islami dalam pengajaran dan pendidikanya akan mampu membangun bangsa yang kuat, mampu melawan permusuhan orang – orang yang melampaui batas, dan mampu membawa bendera tauhid untuk merobohkan benteng – benteng kekufuran dan kesyirikan. Oleh karena itu Allah berfirman kepada Rasul-Nya Muhammad, Pengajar pertama dan Guru besar dengan firmannya :
الر ۚ كِتَابٌ أَنزَلْنَاهُ إِلَيْكَ لِتُخْرِجَ النَّاسَ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ بِإِذْنِ رَبِّهِمْ إِلَىٰ صِرَاطِ الْعَزِيزِ الْحَمِيدِ
“Alif, laam Ra. (ini adalah) kitab yang Kami turunkan kepadamu supaya kamu mengeluarkan manusia dari gelap gulita kepada cahaya terang dengan izin Tuhan mereka, (yaitu) menuju Tuhan Yang Maha Perkasa Lagi Maha Terpuji” [Ibrahim : 1]
Sehingga seorang pengajar dan pelajar haruslah menjadikan panutan para pelajarnya adalah RasulNya Rabb semesta alam yang telah diutus untuk seluruh manusia. Allah berfirman :
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِّلْعَالَمِينَ
“dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam” [Al Anbiyaa :107]
8. Seorang guru harus mengingatkan pelajarnya akan asas-asas yang menghancurkan seperti : Komunis, atheis, freemansory, sosialisme, marxisme, dan sukulerisme yang tidak beragama. Dan memperingatkan dari nasionalisme yang mendahulukan non muslim Arab atas muslim bukan Arab, berdasarkan Firman Allah :
وَمَن يَبْتَغِ غَيْرَ الْإِسْلَامِ دِينًا فَلَن يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الْآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ
“barang siapa mencari agama selain agama islam, maka sekali kali tidaklah di terima (agama itu) darinya, dia di akherat termasuk orang – orang yang rugi” [Ali Imran : 85]
Dan juga memperingatkan dari sifat diktator dan demokrasi yang berhukum dengan selain syariat Allah, selain itu memperingatkan dari durhaka kepada orang tua dan mengingatkan kewajiban – kewajiban kepada orang tua. Firman Allah :
وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا ۚ إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِندَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُل لَّهُمَا أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُل لَّهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا –
وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُل رَّبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرًا
“dan tuhanmu telah memerintahkan supaya jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pad ibu bapakmu dengan sebaik baiknya. Jika salah seorang diantara mereka berdua atau keduanya – duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali kali janganlah kamu mengatakan kepadanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapankanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah “ Wahai tuhanku, kasihinilah mereka keduanya, sebaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecul “ [Al Israa” 23-24]
(dikutip dari buku Kiat Sukses Mendidik Anak, Pustaka Al Haura)