MANZILAH AS SYUKR

MANZILAH AS SYUKR

Beritahu yang lain

Share on twitter
Share on telegram
Share on whatsapp

Waktu pun tiba, seorang suami bersiap-siap untuk berdagang guna mencari penghidupan utk keluarganya. Sang istri melepas kepergian suaminya yg akan pergi mencari fadhilah Allah. Terucap: “Hati-hati ya Mas, semoga dagangannya laku”.

Sang suami pun mulai pergi seraya melihat sang istri dengan penuh kasih sayang. Tatapan istri terus tertuju kpd suaminya dari belakang jendela rumah sampai suami benar-benar hilang dari pandangannya.

Keesokan harinya suaminya pun datang dengan disambut hangat sang istri dan dengan rasa harap. “Mas, bagaimana dagangannya?”. Terasa berat sang suami mengatakannya… “Alhamdulillah hari ini dagangannya ga laku Dik..”. Jawab istri dengan sabar dan syukur ” Alhamdulillah, tidak apa-apa Mas, mudah-mudahan besok kita diberi rizki…”.

Subhanallah! Allah jadikan seorang hamba tetap bersyukur memuji-Nya walaupun belum ditakdirkan mendapatkan harta atau keuntungan dlm berdagang.

Saudaraku rahimakumullah..

Seorang yang menuju Allah dan negeri akhirat senantiasa akan bersyukur kepada Allah subhanahuwata’ala sebagaimana Al-‘Allamah As Sa’di rahimahullah berkata:

شكروا الذي اولي الخلاءق فضله بالقلب والأقوال والأركان

“Mereka bersyukur kepada Allah subhanahuwata’ala yang telah memberikan kepada makhluknya kenikmatan.

Bersyukur dengan hatinya, lisannya dan anggota badannya”.

Syukur dilakukan dg hati yaitu hamba mengakui akan nikmat Allah, mengikrarkan akan ke-Esaan Allah, cinta dan kembali kepada-Nya, tunduk dan merendah di hadapan-Nya, dan meniadakan dirinya ketika kenikmatan tersebut didapatkannya bahkan meyakini bahwa kenikmatan hanya datang dari sisi Allah Ta’ala.

Syukur dilakukan dengan lisan yaitu dengan memuji-Nya dan memaparkan kenikmatan kpd para hamba-Nya.

Syukur dilakukan dengan anggota badan yaitu menahan diri dari kemaksiatan kepada Allah Subhanahuwata’ala, meminta bantuan kepada Allah atas nikmat tersebut agar tetap taat kepada-Nya.

Apabila Allahsubhanahuwata’ala memberinya kenikmatan dunia maka hamba tersebut bersyukur kepada-Nya. Apabila hilang darinya suatu kenikmatan hamba tersebut bersyukur juga kpd-Nya.

Saudaraku…

Hal itu semua di atas ada hikmah tersendiri di sisi Allah subhanahuwata’ala. Terkadang bila kenikmatan dunia itu ada pd hamba, kenikmatan tersebit justru memalingkannya dari ketaatan kepada Allah subhanahuwata’ala dan berakibat kejelekan yang besar bagi hamba tersebut. Akan tetapi terkadang juga kenikmatan dunia dg taufik Allah, menyebabkan hamba semakin taat kepada-Nya.

Ingatlah bahwa kenikmatan yang ada pada seorang hamba akan tetap langgeng dan bertambah tatkala hamba tersebut bersyukur kepada Allah subhanahuwata’ala. Allah Ta’ala berfirman:

و اذ تأذن ربكم لإن شكرتم لأزيدنكم ولإن كفرتم ان عذابي لشديد (ابراهيم: ٧)

Dan (ingatlah), tatkala Tuhanmu memaklumkan, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya adzab-Ku sangat pedih”. (Ibrahim: 7)

Syukur merupakan salah satu manzilah yang tinggi di sisi Allah subhanahuwata’ala. Manzilah ini tidak ada yang mampu meraihnya kecuali hanya sedikit dari kalangan hamba-Nya. Mereka adalah dari kalangan hamba-Nya yang bertaqwa..

و قليل من عبادي الشكور (سبأ: ١٣)

“Dan sungguh sedikit dari hamba-Ku yang bersyukur”. (Saba’: 13)

Semoga Allah subhanahuwata’ala menjadikan kita termasuk dari hamba-Nya yang bersyukur…amiin

Wallahu a’lam bis shawab.

(مرجع: شرح منظومة السير الي الله و الدار الأخرة)

Masjid Daril Hadits Fiyusy

Akhukum fillah, Abu Abdirrahman Arif ibnu Khairan As Syiribuni

WA Thullab Fiyusy

WA SALAFY LINTAS NEGARA