Awas, Jangan Tertipu Oleh Ahli Bid’ah

  • Post author:
  • Post category:Manhaj

BAB 14
Jangan Tertipu Oleh Ahli Bid’ah

133. Dari Ismail bin Ishaq As Siraj ia mengatakan, Imam Ahmad bin Hanbal pada suatu hari berkata kepadaku :
“Saya dengar bahwa Al Harits Al Muhasibi sering berkumpul di tempatmu, kalau kamu mengundangnya ke rumahmu dan kau tempatkan saya di tempat yang tidak terlihat olehnya tentu saya akan dapat mendengar perkataannya.” Maka saya berkata : “Saya dengar dan saya patuhi untuk Anda, hai Abu Abdillah dan ini menyenangkan saya.” Lalu saya mendatangi Al Harits dan memintanya datang malam ini, saya katakan : “Engkau ajaklah shahabatmu hadir bersamamu.”
Katanya : “Hai Abu Ismail, mereka banyak maka jangan beri mereka lebih dari minyak dan kurma dan perbanyaklah keduanya semampumu.”
Saya pun melakukan apa yang dia minta dan saya berangkat ke tempat Imam Ahmad dan menceritakan hal ini kepadanya, beliau hadir sesudah maghrib dan naik ke kamar dan berusaha untuk tetap hadir sampai selesai. Kemudian Al Harits datang beserta shahabat-shahabatnya lalu mereka makan kemudian shalat pada sepertiga awal malam dan tidak shalat lagi sesudahnya. Setelah itu mereka duduk di hadapan Al Harits dan diam tidak berbicara hingga tengah malam kemudian mulailah salah seorang bertanya kepada Al Harits tentang sesuatu dan ia mulai berbicara sementara shahabatnya memperhatikan seakan-akan di atas kepala mereka bertengger seekor burung (karena tenangnya), di antara mereka ada yang menangis adapula yang menjerit dan Al Harits tetap berbicara kemudian saya naik ke kamar melihat keadaan Imam Ahmad, saya dapati beliau menangis sampai tidak sadarkan diri. Saya pun berpaling melihat keadaan orang-orang itu ternyata mereka tetap dalam keadaan seperti itu sampai shubuh lalu mereka berdiri dan berpisah. Saya segera menemui Imam Ahmad sedang ia terlihat lain maka saya berkata : “Bagaimana pendapat Anda tentang mereka ini, wahai Abu Abdillah?”
Beliau menjawab : “Belum pernah saya mengetahui ada orang-orang seperti. Mereka ini dan saya belum pernah mendengar tentang ilmu hakikat seperti ucapan laki-laki itu (Al Harits) dan meskipun saya terangkan keadaan mereka ini, saya tetap tidak memandang perlunya kamu bergaul dengan mereka.” Lalu ia berdiri dan keluar. (Tarikh Baghdad 8/214-215)

(Sumber : Kilauan Mutiara Hikmah Dari Nasihat Salaful Ummah, terjemah dari kitab Lamudduril Mantsur minal Qaulil Ma’tsur, karya Syaikh Abu Abdillah Jamal bin Furaihan Al Haritsi. Diterjemahkan oleh Ustadz Idral Harits, Pengantar Ustadz Muhammad Umar As Sewwed. Diambil dari www.assunnah.cjb.net.)