وعن أبي العباس عبد الله بن عباس بن عبد المطلب رضي الله عنهما، عن رسول الله، صلى الله عليه وسلم، فيما يروى عن ربه، تبارك وتعالى قال: ” إن الله كتب الحسنات والسيئات ثم بين ذلك: فمن هم بحسنة فلم يعملها كتبها الله تبارك وتعالى عنده حسنة كاملة، وإن هم بها فعملها كتبها الله عشر حسنات إلى سبعمائه ضعف إلى أضعاف كثيرة، وإن هم بسيئة فلم يعملها كتبها الله عنده حسنة كاملة، وإن هم بها فعملها كتبها الله سيئة واحدة ” ((متفق عليه)).
[12] Dari Abul ‘Abbas ‘Abdullah bin ‘Abbas bin ‘Abdil Muththalib, dari Rasulullah yang meriwayatkan dari Rabbnya:
“Sesungguhnya Allah sudah menetapkan semua kebaikan dan keburukan, kemudian Allah menerangkannya: Siapa saja yang bermaksud mengerjakan suatu kebaikan lalu tidak mengerjakannya, maka Allah mencatat di sisi-Nya sebagai satu kebaikan yang sempurna. Jika orang itu bermaksud melakukan kebaikan lalu mengerjakannya, maka Allah mencatat di sisi-Nya senilai sepuluh kebaikan sampai tujuh ratus kali lipat, bahkan sampai kelipatan yang banyak. Siapa saja yang bermaksud melakukan keburukan lalu tidak mengerjakan, maka Allah mencatatnya sebagai satu kebaikan yang sempurna. Apabila ia bermaksud melakukan keburukan kemudian mengerjakannya , maka Allah mencatatnya sebagai satu keburukan.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
وعن أبي عبد الرحمن عبد الله بن عمر بن الخطاب، رضي الله عنهما قال: سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول: ” انطلق ثلاثة نفر ممن كان قبلكم حتى آواهم المبيت إلى غار فدخلوه، فانحدرت صخرة من الجبل فسدت عليهم الغار، فقالوا: إنه لا ينجيكم من هذه الصخرة إلا أن تدعوا الله بصالح أعمالكم.
قال رجل منهم: اللهم كان لي أبوان شيخان كبيران، وكنت لا أغبق قبلهما أه ً لا ولا ما ًلا. فنأى بى طلب الشجر يومًا فلم أرح عليهما حتى ناما فحلبت لهما غبوقهما فوج يهما نائمين فكرهت أن أوقظهما وأن أغبق قبلهما أهلا أو ما ً لا، فلبثت- والقدح على
يدى- أنتظر استيقاظهما حتى برق الفجر والصبية يتضاغون عند قدمى- فاستيقظا فشربا
غبوقهما. اللهم إن كنت فعلت ذلك ابتغاء وجهك ففرج عنا ما نحن فيه من هذه الصخرة، فانفرجت شيئًا لا يستطيعون الخروج منه.
قال الآخر: اللهم إنه كانت لي ابنة عم كانت أحب الناس إلىّ “- وفى رواية: “كنت أحبها كأشد ما يحب الرجال النساء- فأردتها على نفسها فامتنعت منى حتى أّلمت بها سنة من السنين فجاءتنى فأعطيتها عشرين ومائة دينار على أن تخلى بينى وبين نفسها ففعلت، حتى إذا قدرت عليها” وفى رواية: “فلما قعدت بين رجليها، قالت: اتق الله ولا تفض الخاتم إلا بحقه، فانصرفت عنها وهى أحب الناس إلى وتركت الذهب الذى أعطيتها، اللهم إن كنت فعلت ذلك ابتغاء وجهك فافرج عنا ما نحن فيه، فانفرجت الصخرة غير أهم لا يستطيعون الخروج منها.
وقال الثالث: اللهم استأجرت أجراء وأعطيتهم أجرهم غير رجل واحد ترك الذى له وذهب، فثمرت أجره حتى كثرت منه الأموال، فجاءنى بعد حين فقال: يا عبد الله أد إلى أجرى، فقلت: كل ما ترى من أجرك: من الإبل والبقر والغنم والرقيق. فقال: يا عبد الله لا تستهزئ بى! فقلت: لا أستهزئ بك، فأخذه كله فاستاقه فلم يترك منه شيئًا، اللهم إن كنت فعلت ذلك ابتغاء وجهك فافرج عنا ما نحن فيه، فانفرجت الصخرة فخرجوا يمشون” ((متفق عليه)).
[13] Dari Abu ‘Abdirrahman ‘Abdullah bin Umar bin Khaththab, ia berkata: Saya mendengar Rasulullah bercerita:
“Sebelum kalian ada tiga orang sedang melakukan perjalanan hingga akhirnya mereka terpaksa bermalam di sebuah gua, merekapun masuk. Tiba-tiba ada batu besar dari atas gunung menggelinding dan menutup pintu gua sehingga mereka tidak dapat keluar. Salah seorang di antara mereka berkata: “Sungguh tidak ada yang dapat menyelamatkan kalian dari batu besar ini, kecuali bila kalian berdoa kepada Allah dengan menyebutkan amal-amal shaleh yang pernah kalian perbuat.”
Maka salah seorang di antara mereka berdoa: “Ya Allah, dahulu saya mempunyai orang tua yang sudah renta, sedangkan kebiasaanku selalu mendahulukan mereka dalam memberi minum susu pada malam hari sebelum saya berikan kepada anak, istri, dan budakku. Suatu hari, saya terlambat pulang karena mencari kayu terlalu jauh sehingga keduanya telah tertidur. Saya menyiapkan susu untuk keduanya namun saya mendapati keduanya sudah tertidur, saya enggan membangunkan mereka dan tidak ingin memberi minum kepada keluarga maupun budakku sebelum keduanya minum.
demikianlah dengan teko di tanganku saya terus menunggu keduanya bangun hingga terbitnfajar, padahal anakku menangis terisak-isak –minta susu karena lapar- sambil memegangi kakiku.
akhirnya keduanya pun bangun dan minum susu itu.
“Ya Allah, jika aku telah melakukan itu karena mengharap Wajah-Mu, maka berilah solusi akan kesusahan kami menghadapi batu besar ini.”
kemudian nergeserlah sedikit batu itu, tetapi mereka belum bias keluar dari gua itu.
orang keduapun berdoa: “Ya Allah, sesungguhnya saya dulu mempunyai saudara sepupu wanita yang paling saya cintai (dalam riwayat lain disebutkan: saya sangat mencintainya sebagai seorang laki-laki yang sangat mencintai seorang perempuan), maka saya ingin berbuat zina dengannya, tetapi ia menolak.
beberapa lama kemudian, ia tertimpa paceklik. ia pun datang (untuk meminta bantuanku), saya berikan kepadanya seratus dua puluh dinar dengan syarat ia menyerahkan dirinya, maka ia pun melakukannya. sampai ketika saya sudah mampu untuk berbuat atasnya (pada riwayat yang lain: ketika saya sudah berada di antara kedua kakinya), ia berkata: “Takutlah kamu kepada Allah. janganlah kamu sobek selaput daraku kecuali dengan jalan yang benar”. (mendengar yang demikian), saya langsung meninggalkannya- padahal ia orang yang paling saya cintai- dan saya merelakan emas yang tadi saya berikan padanya.
ya Allah, jika aku telah melakukan itu karena mengharap Wajah-Mu, maka berilah solusi atas kesusahan kami menghadapi batu besar ini.”
kemudian bergeserlah batu itu, tetapi mereka belum bias keluar dari gua itu.
orang yang ketiga berdoa: “ya Allah, saya pernah memperkerjakan beberapa karyawan dan saya telah memberikan gaji mereka semua, kecuali ada satu orang yang meninggalkan gajinya dan pergi. kemudian gaji itu saya kembangkan sehingga menjadi banyak.
selang beberapa tahun, ia datang dan berkata: “Wahai hamba Allah, berikanlah gajiku!” maka saya berkata: “semua yang kamu lihat berasal dari gajimu, baik unta, sapi, kambing, maupun budak”. ia berkata: “wahai hamba Allah, janganlah engkau mengolokku”. saya menjawab: “saya tidak mengolokmu.”
kemudian dia pun mengambil semua itu, membawanya dan tidak meninggalkan apapun.
ya Allah, jika aku telah melakukan itu karena mengharap Wajah-Mu, maka berilah solusi akan kesusahan kami menghadapi batu besar ini.”
kemudian bergeserlah batu itu dan mereka pun bias keluar berjalan (meninggalkan gua).”
(HR. al-bukhari dan muslim)
( Diambil dari Terjemahan Riyadush Shalihin, Hikmah Ahlus Sunnah)