Ditulis Oleh Ustadz Kharisman
Khadijah bintu Khuwailid, istri Nabi shollallaahu ‘alaihi wasallam yang pertama. Dari beliaulah Nabi mendapatkan anak. Seluruh anak Nabi berasal dari Khadijah kecuali Ibrahim.
Beliau adalah wanita pertama yang masuk Islam. Beliaulah yang mendukung, menghibur, dan menguatkan hati Nabi shollallahu ‘alaihi wasallam di masa-masa awal kenabian. Dukungan diberikannya secara penuh dalam segala hal, termasuk harta. Itu adalah masa-masa sulit penuh perjuangan, di saat sedikitnya dukungan dari sekitar, justru yang terbanyak adalah orang-orang yang menentang dakwah beliau.
Khadijah menguatkan Nabi pada saat beliau ketakutan karena baru didatangi Jibril di awal turunnya wahyu. Khadijah menghibur dan menyelimuti beliau dengan menyatakan:
كَلَّا أَبْشِرْ فَوَاللَّهِ لَا يُخْزِيكَ اللَّهُ أَبَدًا فَوَاللَّهِ إِنَّكَ لَتَصِلُ الرَّحِمَ وَتَصْدُقُ الْحَدِيثَ وَتَحْمِلُ الْكَلَّ وَتَكْسِبُ الْمَعْدُومَ وَتَقْرِي الضَّيْفَ وَتُعِينُ عَلَى نَوَائِبِ الْحَقِّ
Sekali-kali tidak. Bergembiralah. Demi Allah, Allah tidak akan pernah menghinakanmu selama-lamanya. Demi Allah, sungguh engkau adalah penyambung silaturrahmi, jujur dalam berkata, mau menanggung beban penderitaan orang lain, menyantuni pihak yang kekurangan, memulyakan tamu, suka menolong (H.R al-Bukhari dan Muslim).
Malaikat Jibril pernah menyampaikan kepada Nabi:
فَاقْرَأْ عَلَيْهَا السَّلَامَ مِنْ رَبِّهَا وَمِنِّي وَبَشِّرْهَا بِبَيْتٍ فِي الْجَنَّةِ مِنْ قَصَبٍ لَا صَخَبَ فِيهِ وَلَا نَصَبَ
Sampaikanlah salam untuknya dari Rabbnya dan dariku, dan berilah kabar gembira kepadanya dengan rumah (istana) di surga dari mutiara besar yang berongga, yang tidak ada kegaduhan di dalamnya dan tidak ada perasaan capek (H.R alBukhari dan Muslim)
Sebagian Ulama’ menjelaskan bahwa Khadijah akan mendapatkan surga dengan sifat tidak ada kegaduhan dan tidak ada capek di dalamnya, karena Khadijah telah bersikap sebagai istri yang baik. Tidak akan ia dapati kegaduhan di surga karena ia sebagai istri tidak pernah menimbulkan kegaduhan. Perintah suaminya ia laksanakan dengan senang hati. Ia tidak mengangkat suara untuk membantah suaminya. Ia akan mendapatkan surga yang tidak ada perasaan capek di dalamnya, karena ia senantiasa berusaha agar rumah menjadi sarana bagi suaminya untuk menghilangkan capek dan penat.
As-Suhaily menyatakan: Dua sifat yang dinafikan darinya (kegaduhan dan capek) tepat (untuk didapatkan oleh Khadijah) karena Nabi shollallaahu ‘alaihi wasallam ketika berdakwah kepadanya ia terima dengan senang hati, tidak ditentang dengan mengangkat suara. Bahkan Khadijah berusaha untuk menghilangkan seluruh kepenatan pada Nabi, menenangkan beliau pada saat keadaan gawat, memudahkan bagi beliau pada keadaan yang sulit, sehingga tepatlah balasan tempat tinggalnya yang diberi kabar gembira oleh Tuhannya dengan sifat yang sesuai dengan perbuatannya (Fathul Baari karya Ibnu Hajar al-Asqolaany (7/138))
Al-Munawi juga menjelaskan: Ia (Khadijah) berusaha semaksimal mungkin untuk mendapatkan keridhaan beliau (suaminya) dan agar ia tidak melakukan hal yang menyebabkan kemarahan beliau (suaminya) (Faidhul Qodiir (2/241))
(Abu Utsman Kharisman)