KEUTAMAAN IBADAH PUASA (Bag ke-1)

KEUTAMAAN IBADAH PUASA (Bag ke-1)

Beritahu yang lain

Share on twitter
Share on telegram
Share on whatsapp

Ibadah puasa memiliki banyak keutamaan, di antaranya:

  1. Kadar besarnya pahala hanya Allah saja yang tahu. Jika amal lain mendapatkan kelipatan pahala 10 kali lipat hingga 700 kali lipat, maka puasa bisa lebih dari itu.

كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ يُضَاعَفُ الْحَسَنَةُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعمِائَة ضِعْفٍ قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ إِلَّا الصَّوْمَ فَإِنَّهُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ يَدَعُ شَهْوَتَهُ وَطَعَامَهُ مِنْ أَجْلِي

Semua amal anak Adam dilipatgandakan kebaikannya 10 kali hingga 700 kali. Allah Azza Wa Jalla berfirman: Kecuali puasa. Karena amal puasa adalah untukKu, dan Aku yang akan membalasnya. Ia meninggalkan syahwat dan makan karenaKu (H.R Muslim no 1945)

  1. Amal kebaikan lain bisa menjadi kaffaroh (penebus kesalahan) terhadap orang lain, kecuali puasa.

قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ كُلُّ الْعَمَلِ كَفَّارَةٌ إِلَّا الصَّوْمَ وَالصَّوْمُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ

Allah Azza Wa Jalla berfirman (dalam hadits qudsi): Seluruh amalan adalah kaffaroh kecuali puasa. Puasa adalah untukKu dan Aku yang akan membalasnya (H.R Ahmad, shahih sesuai syarat Muslim)

Jika seseorang mendzhalimi orang lain, maka kebaikannya akan dilimpahkan kepada orang yang didzhalimi itu, kecuali puasa. Puasa tidak akan dilimpahkan pada orang lain. Puasa yang diterima oleh Allah hanya akan terhitung sebagai pahala bagi pelakunya, tidak akan dipindahkan pada orang lain. Ini adalah pendapat Sufyan bin Uyainah (guru al-Imam asy-Syafi’i)

  1. Puasa sebagai tameng. Tameng dari perbuatan kotor, sia-sia, kebodohan, berteriak yang tidak perlu serta tameng dari api neraka.

الصِّيَامُ جُنَّةٌ فَلَا يَرْفُثْ وَلَا يَجْهَلْ

Puasa adalah tameng, maka janganlah berbuat rofats (ucapan atau perbuatan kotor), dan jangan berbuat kebodohan (H.R al-Bukhari no 1761, dalam riwayat Muslim no 1944 dinyatakan: “jangan berteriak-teriak”)

إِنَّمَا الصِّيَامُ جُنَّةٌ يَسْتَجِنُّ بِهَا الْعَبْدُ مِنْ النَّارِ

Hanyalah puasa itu adalah tameng, yang dijadikan tameng oleh seorang hamba dari neraka (H.R Ahmad, dinyatakan sanadnya hasan oleh al-Mundziri)

  1. Tidak ada yang menyamai puasa.

عَنْ أَبِي أُمَامَةَ قَالَ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ مُرْنِي بِعَمَلٍ قَالَ عَلَيْكَ بِالصَّوْمِ فَإِنَّهُ لَا عَدْلَ لَهُ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ مُرْنِي بِعَمَلٍ قَالَ عَلَيْكَ بِالصَّوْمِ فَإِنَّهُ لَا عِدْلَ لَهُ

Dari Abu Umamah beliau berkata: Aku berkata: Wahai Rasulullah, perintahkan kepadaku (untuk mengerjakan) suatu amalan. Rasul bersabda: Hendaknya engkau berpuasa, karena (amalan itu) tidak ada tandingannya. Aku (Abu Umamah) berkata (lagi): Wahai Rasulullah, perintahkan kepadaku (untuk mengerjakan) suatu amalan. Rasul bersabda: Hendaknya engkau berpuasa, karena (amalan itu) tidak ada bandingannya (H.R anNasaai, dishahihkan oleh Ibnu Hibban dan al-Albany)

Dalam riwayat Ibnu Hibban, Abu Umamah bertanya : Wahai Rasulullah, tunjukkan kepadaku suatu amalan yang dengan itu aku bisa masuk surga. Rasul menjawab: Hendaknya engkau berpuasa, karena (amalan itu) tidak ada yang menandinginya

  1. Bau mulut orang yang berpuasa, lebih harum di sisi Allah dibandingkan keharuman misk (yang sangat wangi).

لَخُلُوفُ فَمِ الصَّائِمِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللَّهِ تَعَالَى مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ

Sungguh bau mulut orang yang berpuasa di sisi Allah lebih harum dibandingkan bau misk (H.R alBukhari dan Muslim)

  1. Orang yang berpuasa akan mendapatkan dua kebahagiaan: kebahagiaan ketika berbuka dan kebahagiaan ketika menghadap Allah.

لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ يَفْرَحُهُمَا إِذَا أَفْطَرَ فَرِحَ وَإِذَا لَقِيَ رَبَّهُ فَرِحَ بِصَوْمِهِ

Orang berpuasa akan mendapatkan dua kegembiraan: gembira ketika berbuka puasa dan ketika berjumpa dengan Rabb-nya ia bergembira dengan (membawa) pahala puasanya (H.R alBukhari dan Muslim)

  1. Orang yang berpuasa akan masuk surga dengan dipanggil dari pintu ar-Royyan. Barangsiapa yang memasukinya, tidak akan kehausan selamanya

إِنَّ فِي الْجَنَّةِ لَبَابًا يُدْعَى الرَّيَّانَ يُدْعَى لَهُ الصَّائِمُونَ فَمَنْ كَانَ مِنْ الصَّائِمِينَ دَخَلَهُ وَمَنْ دَخَلَهُ لَمْ يَظْمَأْ أَبَدًا

Sesungguhnya di surga terdapat sebuah pintu yang disebut arRoyyaan. Orang-orang yang berpuasa akan dipanggil melalui pintu tersebut. Barangsiapa yang memasukinya, tidak akan kehausan selamanya (H.R atTirmidzi, anNasaai, Ibnu Majah, dishahihkan oleh Ibnu Khuzaimah dan al-Albany)

  1. Puasa bisa menghilangkan fitnah seseorang pada harta, diri, keluarga, dan tetangganya.

فِتْنَةُ الرَّجُلِ فِي أَهْلِهِ وَمَالِهِ وَنَفْسِهِ وَوَلَدِهِ وَجَارِهِ يُكَفِّرُهَا الصِّيَامُ وَالصَّلَاةُ وَالصَّدَقَةُ وَالْأَمْرُ بِالْمَعْرُوفِ وَالنَّهْيُ عَنْ الْمُنْكَرِ

Fitnah seseorang pada keluarga, harta, diri, anak, dan tetangganya, akan dihapuskan dengan puasa, sholat, shodaqoh, amar ma’ruf (memerintahkan pada kebajikan) dan nahi munkar (melarang dari kemungkaran)(H.R Muslim no 5150)

<< bersambung, insyaallah…>>

(dikutip dari buku “Ramadhan Bertabur Berkah”, Abu Utsman Kharisman)