Amal Shalih Adalah Suatu Kelaziman

Amal Shalih Adalah Suatu Kelaziman

Beritahu yang lain

Share on twitter
Share on telegram
Share on whatsapp

                              Di Tulis Oleh Al Ustadz Marwan

Para pembaca rahimakumullah.

Kehidupan di dunia ini adalah bukan untuk kehidupan dunia semata, kalau demikian halnya yaitu  kehidupan di dunia ini semata untuk dunia maka  kehidupan seseorang tersebut adalah tercela dan bukan merupakan kebahagiaan kehidupan.  Karena kehidupan dunia semata tanpa adanya amalan shalih sungguh akan cepat berlalu dan diakhiri dengan kerugian di hari kemudian nanti. Allah Ta’aala berfirman :

لَّهُمْ عَذَابٌ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا ۖ وَلَعَذَابُ الْآخِرَةِ أَشَقُّ ۖ وَمَا لَهُم مِّنَ اللَّهِ مِن وَاقٍ

Bagi mereka azab dalam kehidupan dunia dan Sesungguhnya azab akhirat adalah lebih keras dan tak ada bagi mereka seorang pelindungpun dari (azab) Allah.(ar-Ra’du : 34).

Demikianlah gambaran kehidupan orang-orang kafir, karena jelas bagi mereka bahwa mereka hidup di dunia ini adalah semata untuk dunia dan sedikitpun tidak terdapat bagi mereka amalan shalih, sehingga kehidupan mereka itu adalah terhitung sebagai kehidupan yang tercela, sekalipun ada pada mereka keistimewaan-keistimewaan fasilitas kehidupan dunia, yang bahkan mungkin tidak dimiliki oleh orang-orang yang beriman sekalipun. Akan tetapi sungguh apa yang mereka miliki itu begitu cepat akan sirna, hingga kemudian mereka akan mati dan diadzab di dalam kuburnya, kemudian mereka akan dibangkitkan untuk selanjutnya memenuhi neraka, sungguh neraka adalah sejelek-jelek tempat kembali. Demikianlah yang dimaksud dengan adzab yang bersambung sebagaimana yang termaktub pada ayat di atas.

Sehingga, amalan shalih adalah suatu kelaziman pada kehidupan ini. Adalah kebahagiaan kehidupan yang hakiki.  Adalah manusia terbaik,  yaitu seorang yang mengisi waktu-waktunya dan yang senantiasa menyertakan di dalam kehidupannya dengan amalan yang mengantarkan kepada kebaikan dunia dan akhiratnya. Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam  bersabda:

خَيْرُ النَّاسِ مَنْ طَالَ عُمُرُهُ وَحَسُنَ عَمَلُهُ، وَشَرُّ النَّاسِ مَنْ طَالَ عُمُرُهُ وَسَاءَ عَمَلُه

Sebaik-baik manusia adalah yang panjang umurnya dan baik amalannya. Dan sejelek-jelek manusia adalah orang yang panjang umurnya dan jelek amalannya.” (HR. Ahmad, At-Tirmidzi dan Al-Hakim dari Abu Bakrah –radhiallahu ‘anhu. Bisa dilihat di dalam kitab  Shahih Al-Jami’ no. 3297).

Dan kehidupan dunia yang senantiasa seseorang menyertainya dengan amalan shalih, sungguh akan tetap jejaknya dan akan bersambung kebaikannya tanpa ada akhir. Karena kehidupan dunia yang disertai dengan amalan shalih itu sungguh akan bersambung kebahagiannya hingga di kehidupan akhirat. Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda :

اللَّهُمَّ لا عَيشَ إلا عَيش الآخرة

Ya Allah sungguh tidaklah ada kehidupan (yang sesungguhnya) kecuali kehidupan akhirat.

Kehidupan seorang yang beriman, adalah kehidupan yang bersambung kebaikan dan kebahagiaannya hingga pada kehidupan di akhirat. Di dunia mereka bahagia dengan merasakan ketaatan kepada Allah Ta’aala, hatinya tenteram karena senantiasa lisannya berdzikir kepada Allah Ta’aala. Kelezatan iman ada pada kehidupan seorang yang beriman dan beramal shalih di dunia ini.

Masih berlanjut. Di alam barzakh (kubur) baginya dibukakan pintu surga, baginya kebaikan dan kenikmatan.

Tidak berhenti, di hari kebangkitan ia dalam keadaan sebaik-baik keadaan. Dihisab dengan hisab yang mudah, ia mendapatkan perlindungan Allah Ta’aala, di mana di hari tersebut tidaklah terdapat perlindungan kecuali perlindungan dari Allah Ta’aala. Hari yang sangat dahsyat, setiap individu hanya memikirkan nasibnya sendiri. Hari sebagaimana dinyatakan di dalam firman Allah Ta’aala :

فَإِذَا جَاءَتِ الصَّاخَّةُ () يَوْمَ يَفِرُّ الْمَرْءُ مِنْ أَخِيهِ () وَأُمِّهِ وَأَبِيهِ () وَصَاحِبَتِهِ وَبَنِيهِ () لِكُلِّ امْرِئٍ مِّنْهُمْ يَوْمَئِذٍ شَأْنٌ يُغْنِيهِ

Pada hari ketika manusia lari dari saudaranya, Dari ibu dan bapaknya, Dari istri dan anak-anaknya.Setiap orang dari mereka pada hari itu mempunyai urusan yang cukup menyibukkannya.(‘Abasa : 34-37).

 

Kemudian, terus-menerus dan kekal selamanya. Dimasukkan ke dalam surga, negeri kenikmatan dan negeri kekekalan, tidak berasa kepayahan dan kelelahan, tidak dikhawatirkan rasa kesedihan, kegalauan,  tidak akan mati dan tidak akan pernah dikeluarkan darinya, firman Allah Ta’aala :

لَا يَمَسُّهُمْ فِيهَا نَصَبٌ وَمَا هُم مِّنْهَا بِمُخْرَجِينَ

Mereka tidak merasa lelah di dalamnya dan mereka sekali-kali tidak akan dikeluarkan daripadanya. (al-Hijr : 48).

Para pembaca rahimakumullah.

Demikianlah kehidupan yang baik, sebagaimana disebutkan di dalam firman Allah Ta’aala :

مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِّن ذَكَرٍ أَوْ أُنثَىٰ وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً ۖ وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُم بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam Keadaan beriman, Maka Sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik[ dan Sesungguhnya akan Kami beri Balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.(an-Nahl : 97).

Wallahu Ta’aala A’lam.