Ada Apa Dengan al-Hajuri? (1) : al-Hajuri dengan Abul Hasan dan ‘Ali Hasan

Ada Apa Dengan al-Hajuri? (1) : al-Hajuri dengan Abul Hasan dan ‘Ali Hasan

Beritahu yang lain

Share on twitter
Share on telegram
Share on whatsapp

al-Hajuri dengan Abul Hasan al-Ma’ribi

بسم الله الرحمن الرحيم
الحمد لله، والصلاة والسلام على رسول الله، أما بعد :

Tidaklah seseorang itu berbuat sebuah kebid’ahan kecuali pasti Allah beri bala’ padanya berupa kontradiksi, menentang para ‘ulama, takabbur terhadap al-Haq, dan memutarbalikkan dalil-dalil agar sesuai denga hawa nafsunya, dan berbagai bala’ malapetaka lainnya, semoga Allah melindungi kita darinya.

Al-Hajuri termasuk yang mendapatkan bagian dari berbagai bala’ tersebut atau sebagiannya.

Tertulis di lembar pribadi miliki al-Hasan as-Sulaimani putra dari Abul Hasan al-Ma’ribi berita “gembira” berikut :

 Hajuri_abulHasan

“Pada malam ini (yakni 19 Februari, pen) Fadhilatu al-Walid (yakni Abul Hasan al-Ma’ribi, pen) – hafizhahullah – mengunjungi asy-Syaikh Yahya al-Hajuri – hafizhahullah – di tempat dia tinggal selama di Kerajaan Saudi Arabia. Fadhilatu al-Walid menyampaikan rasa belasungkawa kepada al-Hajuri atas (kematian) putranya, saudaranya, dan saudara-saudaranya serta saudara-saudara kita, semoga Allah merahmati mereka. Pertemuan tersebut merupakan pertemuan yang sangat baik – walillah al-hamd –

Seraya memohon kepada al-Maula agar menjadikan pertemuan mulia tersebut termasuk dalam timbangan amal kebaikan ayahanda dan yang bersamanya, serta timbangan kebaikan amal kebaikan semua, serta membuat hina para syaithan dan para pendukungnnya. Semoga Allah menguatkan persatuan kaum muslimin di atas kebenaran, serta menyatukan barisan mereka di atas hidayah. Allahu al-Muwafiq.” – sekian –

Dalam berita tersebut, terdapat beberapa kontradiksi pada diri al-Hajuri:

Pertama : Ketika asy-Syaikh Muqbil rahimahullah wafat, datanglah Abul Hasan al-Ma’ribi untuk mengucapkan belasungkawa terhadap Dammaj. Maka al-Hajuri menolak untuk menyambutnya. Namun dengan perantaraan penduduk setempat, Abul Hasan berhasil berbicara di markiz Dammaj. Dan tidak berhenti, sampai al-Hajuri berdiri dan mengomentarinya dengan ucapan yang indah – ketika itu – intinya bahwa markiz Dammaj tidak mau menerima orang yang menyeleweng dan menyimpang.

Bentuk kontradiksinya : al-Hajuri menolak ucapan belasungkawa Abul Hasan untuk asy-Syaikh Muqbil, namun dia mau menerima ucapan belasungkawa Abul Hasan untuk putra dan saudaranya

Kedua : beberapa tahun lalu, datang ke Markiz Darul Hadits Dammaj ‘Abdul ‘Aziz al-Fauzan dan al-Jaizani, ketika itu kedua orang tersebut bermaksud mengunjungi asy-Syaikh ‘Abdurrahman al-’Adani. Maka peristiwa ini dijadikan oleh al-Hajuri sebagai tanda/bukti bahwa ‘Abdurrahman al-’Adani itu menyeleweng dan menyimpang, karena hizbi itu akan dikunjungi oleh hizbiyyun.

Bentuk kontradiksinya : kunjungan Abul Hasan al-Ma’ribi kepada al-Hajuri, bahkan ini merupakan kunjungan salah satu pembesar ahlul bid’ah dan hizbiyyah kepada al-Hajuri, maka tentu saja hal ini “tidak menunjukkan” bahwa al-Hajuri adalah hizbi, menyeleweng, dan menyimpang. Kenapa?  Karena al-Hajuri adalah Imamuts Tsaqalain, yang sudah lolos seleksi. Namun kalau ‘Abdurrahman al-’Adeni adalah hizbi, kenapa? Karena dia belum mencapai tingkatan ini, sebuah gelar yang disandang di pundak al-Hajuri.

* * *

al-Hajuri dengan ‘Ali Hasan al-Halabi

Sementara itu, di sisi lain, ternyata al-Hajuri pun juga ada hubungan dengan ‘Ali Hasan al-Halabi!!

hajuri_aliHasan

Ditulis sendiri oleh al-Akh Musawi al-’Ati di lembar pribadinya sebagai berikut :
“Selepas shalat Zhuhur di al-Haram al-Madani (Masjid Nabawi, pen) asy-Syaikh al-Mujahid Yahya bin ‘Ali al-Hajuri dan sebagian masyaikh beserta para thullab, bertolak menuju bandara Madinah hendak menuju Riyadh. Kami ucapkan salam kepadanya. Sungguh sedih hati kami. Sebenarnya kami ingin agar dia (al-Hajuri) tinggal lebih lama lagi di Madinah.
Kemudian mereka mengabarkan kepada dia (al-Hajuri) bahwa asy-Syaikh al-Hasan al-Halabi ingin menyampaikan salam kepadanya (yakni kepada al-Hajuri, pen). Maka dia (al-Hajuri) pun menunggu di mobil sampai dia (Ali Hasan) datang dan mengucapkan salam kepadanya. Ali Hasan berkata kepadanya, “Kami senantiasa berdoa untukmu agar Allah menolongmu atas musuh-musuhmu.”
Maka al-Hajuri menjawab, “Musuh semua pihak. Dan mewasiatinya dengan taqwa kepada Allah dan kokoh di atas sunnah.”
Kami melihat – demi Allah – tawadhu’ yang sangat menakjubkan dari asy-Syaikh Yahya. Demikian juga dari asy-Syaikh ‘Ali menyampaikan belasungkawa atas terbunuhnya putranya – semoga Allah merahmatinya dan merahmati semua korban dari muslimin.” – selesai –

sumber http://m-sobolalhoda.net/salafi/showthread.php?t=7660

* * *

Sungguh suatu yang sulit tergambar. Al-Hajuri yang tidak meninggalkan satu pun dari Masyaikh Sunnah kecuali pasti dia cela dan dia keluarkan dari daerah Sunnah … sehingga tidak tersisa orang yang tetap di atas manhaj Salaf kecuali dirinya dan orang-orang yang mendukungnya. Seakan-akan dia telah menetapkan kemaksuman untuk dirinya.

Namun, sekarang dia meletakkan tangannya dia atas tangan para pembesar tamayyu’, yaitu Abul Hasan al-Ma’ribi dan ‘Ali Hasan al-Halabi.

http://miratsul-anbiya.net/