Hukum Menziarahi Goa Hira’, Goa Tsur, dan semisalnya

  • Post author:
  • Post category:Aqidah

Al-’Allamah asy-Syaikh al-Walid Rabi’ bin Hadi al-Madkhali hafizhahullah

Pertanyaan :

Apa hukum naik ke Goa Tsur, atau Goa Hira’ (Jabal Nur) hanya sekedar untuk melihatnya, dan mengetahui tempat-tempat yang pernah didatangai oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam?

Jawab:

Apabila itu dilakukan pada hari-hari ramainya ziarah yang dilakukan oleh orang-orang jahil, ahli khurafat, dan ahlul bid’ah, maka tidak boleh bagi seorang thalibul ‘ilmi (penuntut ilmu) untuk turut serta bersama mereka dalam kejelekan ini. Karena mereka akan mengira bahwa dia bersama mereka.

Kecuali apabila dia pergi bersama mereka dengan maksud untuk memberikan nasehat dan teguran, serta menjelaskan kepada mereka menziarahi tempat-tempat tersebut bukan termasuk ajaran agama Allah, bukan pula perkara yang disyari’atkan.

Rasulullah ‘alahish shalatu wa as-Salam dilahirkan di lembah yang suci ini (Makkah). Jadi itu adalah negeri beliau sendiri. Dulu beliau pergi ke Gua Hira dalam rangka menjauhkan diri (dari masyarakat) sebelum diutusnya beliau, hingga Allah turunkan wahyu kepada beliau ketika beliau sedang berada di gua tersebut. kemudian setelah itu beliau tinggalkan gua tersebut, dan beliau tidak pernah mengunjungi/mendatanginya lagi sama sekali hingga beliau berhijrah (meninggalkan Makkah menuju Madinah). Ketika beliau kembali ke Makkah dan berhasil masuk ke Makkah dalam ‘Umrah qadha’, beliau tidak mendatangi gua Hira’. Demikian pula, ketika beliau berhasil masuk Makkah dalam peristiwa Fathu Makkah, pun beliau tidak mendatangi gua Hira’! bahkan ketika beliau datang mengunjungi Makkah dalam Hajjatul Wada’, beliau juga tidak mendatangi Hira’!! beliau tidak pernah mendatanginya, demikian pula para shahabat beliau tidak mendatangi tempat-tempat tersebut!!!

Gua Tsur, beliau singgah di gua tersebut karena terdesak/darurat.  Kemudian beliau tinggalkan gua tersebut dan tidak pernah mendatangi kembali ke tempat tersebut sama sekali. Maka kenapa ada keterkaitan (perhatian) dengan tempat-tempat tersebut?!

Di sana di dapati ada ajakan-ajakan. Ada media-media jelek, dari kalangan ahlul bathil!! Dibuat (tulisan-tulisan) tentang keutamaan-keutamaan, dan macam-macam lagi, dan macam-macam lagi untuk tempat-tempat tersebut.

Maka seorang thalibul ‘Ilmi, apabila dia pergi untuk menasehati, maka tidak mengapa. Namun kalau dia pergi memperbanyak jumlah orang-orang tersebut, rombongan para ahlul Jahl dan orang-orang sesat, tidak menasehati mereka itu, maka dia berdosa.

Jika terpaksa ada keperluan dia harus tahu (tempat tersebut), maka terlebih dahulu dia harus belajar (tentang aqidah yang benar, pen), kemudian dilakukan ketika sepi.

Ini adalah musibah, yang kita warisi dari orang-orang Barat. Yaitu (musibah berupa) perhatian terhadap peninggalan-peninggalan (barang/tempat purbakala/zaman dulu). Ini merupakan tipu daya dari orang-orang Barat terhadap kaum muslimin, yaitu perhatian terhadap peninggalan-peninggalan (barang/tempat purbakala/zaman dulu), menggali barang-barang/tempat-tempat tersebut, mencari barang/tempat purbakala dan situs-situs. Mereka berhasil menemukan jasad Fir’aun, juga jasad-jasad orang-orang Babylonia.  Mereka ingin mengembalikan kita kepada Jahiliyyah Fir’auniyyah, atau Jahiliyyah Babyloniyyah. Ini target utama orang-orang Yahudi dan Nashrani. Kemudian meluas, hingga ke tempat-tempat seperti gua Hira’, gua Tsur, dst. Sehingga mereka (kaum muslimin) pun mendatangi tempat-tempat tersebut, dan mungkin mengusap-usap tempat-tempat tersebut, ngalap berkah, dan memiliki keyakinan-keyakinan terhadap tempat-tempat tersebut!!

Maka thalibul ‘Ilmi tidak boleh pergi ke tempat-tempat tersebut pada kesempatan-kesempatan seperti itu. Kalau memang harus pergi (karena ada keperluan) maka ketika sepi, sehingga tidak terlihat oleh orang-orang dungu, orang-orang bodoh dan sesat. Sehingga tidak dikira bahwa tempat-tempat tersebut disyari’atkan untuk dikunjungi.

Sumber http://www.rabee.net/ar/questions.php?cat=47&id=788

http://miratsul-anbiya.net/2014/04/23/hukum-menziarahi-goa-hira-goa-tsur-dan-semisalnya/