Ditulis oleh Al Ustadz Abu Utsman Kharisman
Duduk di Antara 2 Sujud
Kemudian bertakbir bangkit dari sujud hingga duduk dengan thuma’ninah (duduk di antara 2 sujud).
ثُمَّ ارْفَعْ حَتَّى تَطْمَئِنَّ جَالِسًا
Kemudian bangkitlah dari sujud hingga thuma’ninah (tenang) dalam posisi duduk (H.R al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah)
Dalam posisi duduk di antara 2 sujud ini, membaca salah satu doa yang diajarkan Nabi, di antaranya: Allaahummaghfir lii warhamnii wa ‘aafiniiy wahdinii warzuqniy
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَقُولُ بَيْنَ السَّجْدَتَيْنِ اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي وَارْحَمْنِي وَعَافِنِي وَاهْدِنِي وَارْزُقْنِي
Dari Ibnu Abbas –semoga Allah meridhainya- bahwasanya Nabi shollallahu alaihi wasallam mengucapkan (saat duduk) di antara 2 sujud: Allaahummaghfir lii warhamnii wa ‘aafiniiy wahdinii warzuqniy (Ya Allah, ampunilah aku, rahmatilah aku, berikan afiyat (kesehatan dan keselamatan) kepadaku, berikan aku hidayah, dan berikan aku rezeki (H.R Abu Dawud, dishahihkan al-Hafidz Ibnu Hajar al-Asqolaaniy)
Kemudian bertakbir sujud lagi. Selanjutnya bangkit menuju rokaat kedua.
Cara Bangkit Menuju Rokaat Berikutnya
Saat bangkit menuju rokaat berikutnya, caranya adalah dengan duduk sebentar kemudian bertumpu pada telapak tangan untuk bangkit:
وَإِذَا رَفَعَ رَأْسَهُ عَنِ السَّجْدَةِ الثَّانِيَةِ جَلَسَ وَاعْتَمَدَ عَلَى الْأَرْضِ ثُمَّ قَامَ
Dan jika mengangkat kepala dari sujud kedua, beliau duduk dan bertumpu pada tanah kemudian bangkit (H.R Muslim dari Abu Qilaabah yang menceritakan tata cara sholat yang dicontohkan Malik bin al-Huwairits ketika mengajarkan sholat Nabi)
عَنِ الأَزْرَقِ بْنِ قَيْسٍ قَالَ : رَأَيْتُ ابْنَ عُمَرَ يَنْهَضُ فِي الصَّلاَةِ وَيَعْتَمِدُ عَلَى يَدَيْهِ
Dari al-Azraq bin Qoys beliau berkata: Saya melihat Ibnu Umar bangkit dalam sholat bertumpu pada kedua tangannya (riwayat Ibnu Abi Syaibah dengan sanad yang baik—para perawinya adalah perawi dalam as-Shahih)
Duduk Tasyahhud Awal
Pada sholat wajib yang berjumlah 3 atau 4 rokaat, pada akhir rokaat kedua sebelum bangkit di rokaat berikutnya, duduk untuk tasyahhud awal.
Gerakan duduk tasyahhud awal adalah duduk iftirasy, yang dijelaskan dalam hadits Waa-il bin Hujr:
فَلَمَّا جَلَسَ يَعْنِي لِلتَّشَهُّدِ افْتَرَشَ رِجْلَهُ الْيُسْرَى وَوَضَعَ يَدَهُ الْيُسْرَى يَعْنِي عَلَى فَخِذِهِ الْيُسْرَى وَنَصَبَ رِجْلَهُ الْيُمْنَى
Ketika Nabi duduk tasyahhud beliau membentangkan telapak kaki kiri dan meletakkan telapak tangan kiri di atas paha kiri, dan beliau menegakkan telapak kaki kanan (H.R atTirmidzi)
Posisi tangan saat tasyahhud dijelaskan dalam hadits Ibnu Umar:
كَانَ إِذَا جَلَسَ فِى الصَّلاَةِ وَضَعَ كَفَّهُ الْيُمْنَى عَلَى فَخِذِهِ الْيُمْنَى وَقَبَضَ أَصَابِعَهُ كُلَّهَا وَأَشَارَ بِإِصْبَعِهِ الَّتِى تَلِى الإِبْهَامَ وَوَضَعَ كَفَّهُ الْيُسْرَى عَلَى فَخِذِهِ الْيُسْرَى
Jika beliau duduk dalam sholat, beliau meletakkan telapak tangan kanannya di atas paha kanan dan menggenggam jarinya seluruhnya dan memberi isyarat dengan jari telunjuknya yang berada setelah jempol. Beliau juga meletakkan telapak tangan kirinya di atas paha kiri (H.R Muslim)
Saat duduk tasyahhud awal, membaca doa tahiyyat/tasyahhud yang diajarkan Nabi, di antaranya sesuai hadits Ibnu Mas’ud:
كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُعَلِّمُنَا التَّشَهُّدَ كَمَا يُعَلِّمُنَا السُّوْرَةَ مِنَ اْلقُرْآنِ فَكَانَ يَقُوْلُ التَّحِيَّاتُ اْلمُبَارَكَاتُ الصَّلَوَاتُ الطَّيِّبَاتُ ِللهِ السَّلاَمُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ السَّلاَمُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللهِ الصَّالِحِيْنَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ
“Rasulullah shollallaahu ‘alaihi wasallam mengajari kami tasyahhud sebagaimana beliau mengajari surat dalam AlQuran. Beliau membaca : ‘At-Tahiyyaatul Mubaarokaatus Sholawaatu at-Thoyyibaatu lillaahi Assalaamu ‘alaika ayyuhan Nabiyyu warahmatullaahi wabarokaatuh. Assalaamu ‘alaina wa ‘alaa ‘ibaadillaahis shoolihiin. Asyhadu an laa ilaaha illallaahu wa asyhadu anna muhammadan rosuulullaah’(H.R Muslim)
Kemudian bangkit bertakbir menuju rokaat berikutnya.
Duduk Tasyahhud Akhir
Gerakan duduk tasyahhud akhir secara asal adalah duduk ifitrasy (sama seperti duduk di antara 2 sujud), sebagaimana hadits Waa-il bin Hujr riwayat atTirmidzi di atas pada pembahasan duduk tasyahhud awal. Kecuali pada sholat yang memiliki 2 tasyahhud (ada tasyahhud awal dan tasyahhud akhir), duduknya adalah tawarruk. Hal ini sebagaimana hadits Abu Humaid as-Saa’idiy:
فَإِذَا جَلَسَ فِي الرَّكْعَتَيْنِ جَلَسَ عَلَى رِجْلِهِ الْيُسْرَى وَنَصَبَ الْيُمْنَى وَإِذَا جَلَسَ فِي الرَّكْعَةِ الْآخِرَةِ قَدَّمَ رِجْلَهُ الْيُسْرَى وَنَصَبَ الْأُخْرَى وَقَعَدَ عَلَى مَقْعَدَتِهِ
Jika beliau (Abu Humaid as-Sa’idiy) duduk dalam dua rokaat, beliau duduk di atas (telapak) kaki kiri dan menegakkan (telapak) kaki kanan (iftirasy) dan jika duduk di rokaat terakhir beliau mengedepankan (telapak) kaki kiri dan menegakkan (telapak kaki) yang lain dan duduk pada tempat duduknya (pantat langsung ke tanah/lantai)(H.R al-Bukhari, kisah tentang Abu Humaid mencontohkan tata cara sholat Nabi)
Bacaan dan gerakan tangan saat tasyahhud akhir sama dengan tasyahhud awal. Setelah membaca tasyahhud itu kemudian membaca sholawat kepada Nabi shollallahu alaihi wasallam. Di antaranya bacaan sholawat yang disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim:
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَ عَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ , اللَّهُمَّ بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَ عَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
“Ya Allah, bersholawatlah kepada Muhammad dan kepada keluarga Muhammad, sebagaimana Engkau telah bersholawat kepada Ibrahim dan keluarga Ibrahim, sesungguhnya Engkau adalah Yang Maha Terpuji lagi Maha Agung. Yaa Allah berkahilah Muhammad dan keluarga Muhammad sebagaimana Engkau telah memberkahi Ibrahim dan keluarga Ibrahim, sesungguhnya Engkau adalah Yang Maha Terpuji lagi Maha Agung“(H.R al-Bukhari dan Muslim dari Ka’ab bin Ujroh)
Doa Setelah Tasyahhud Sebelum Salam
Setelah itu boleh membaca doa apa saja, terutama doa meminta perlindungan dari 4 hal (adzab kubur, adzab Jahannam, fitnah kehidupan dan kematian, serta fitnah Dajjal)
ثُمَّ يَتَخَيَّرُ مِنَ الْمَسْأَلَةِ مَا شَاءَ
Kemudian silakan dia memilih doa yang dikehendakinya (H.R al-Bukhari dan Muslim dari Ibnu Mas’ud)
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ –صلى الله عليه وسلم- « إِذَا تَشَهَّدَ أَحَدُكُمْ فَلْيَسْتَعِذْ بِاللَّهِ مِنْ أَرْبَعٍ يَقُولُ اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ وَمِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ وَمِنْ شَرِّ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ ».
dari Abu Hurairah –semoga Allah meridhainya- ia berkata: Rasulullah shollallahu alaihi wasallam bersabda: << Jika salah seorang dari kalian tasyahhud, berlindunglah kepada Allah dari 4 hal. Hendaknya ia mengucapkan: Allaahumma inni a’udzu bika min ‘adzaabi Jahannam wa min adzaabil qobri wa min fitnatil mahyaa wal mamaati wa min syarri fitnatil masiihid Dajjaal (Ya Allah sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari adzab Jahannam dan dari adzab kubur dan dari ujian kehidupan dan dari ujian kematian dan dari keburukan ujian al-Masiih ad-Dajjaal)(H.R Muslim)
Membaca Salam sebagai Akhir Sholat
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يُسَلِّمُ عَنْ يَمِينِهِ وَعَنْ شِمَالِهِ حَتَّى يُرَى بَيَاضُ خَدِّهِ السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ
Dari Abdullah (bin Mas’ud) –semoga Allah meridhainya- bahwasanya Nabi shollallahu alaihi wasallam mengucapkan salam ke arah kanan dan ke arah kiri hingga terlihat putihnya pipi beliau: Assalaamu alaikum warahmatullaah… Assalaamu alaikum warahmatullaah…(H.R Abu Dawud)
عَنْ عَلْقَمَةَ بْنِ وَائِلٍ عَنْ أَبِيهِ قَالَ صَلَّيْتُ مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَكَانَ يُسَلِّمُ عَنْ يَمِينِهِ السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ وَعَنْ شِمَالِهِ السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ
Dari ‘Alqomah bin Waail dari ayahnya ia berkata: Aku pernah sholat bersama Nabi shollallahu alaihi wasallam, beliau mengucapkan salam ke arah kanan: Assalaamu’alaikum warahmatullaahi wabarokaatuh.. dan ke arah kiri: Assalaamu’alaikum warahmatullaah…(H.R Abu Dawud)
(Abu Utsman Kharisman)
<< Makalah “Fiqh Sholat” yang dikaji di masjid atTaqwa Perum YTL Paiton Probolinggo pada ba’da Maghrib, Selasa malam Rabu, 11 Rajab 1439 H/ 27 Maret 2018 M >>
Sebelumnya : TATA CARA SHOLAT DARI TAKBIR SAMPAI SALAM bag3