Penyakit-Penyakit Lisan (3)

Penyakit-Penyakit Lisan (3)

Beritahu yang lain

Share on twitter
Share on telegram
Share on whatsapp

Mengadu domba (An-Naminah)

      Naminah adalah menyampaikan perkataan suatu kaum kepada kaum yang lain untuk menimbulkan kerusakan di antara mereka. Sesungguhnya allah telah mencela orang yang memiliki sifat ini, Dan melarang mendengarkan perkataan , Dia berfirman:

وَلَا تُطِعْ كُلَّ حَلَّافٍ مَّهِينٍ () هَمَّازٍ مَّشَّاءٍ بِنَمِيمٍ () مَّنَّاعٍ لِّلْخَيْرِ مُعْتَدٍ أَثِيمٍ

“dan jangan engkau ikuti setiap orang yang banyak bersumpah lagi hina, yang banyak mencela, yang kian kemari menghambur fitnah, yang sangat enggan berbuat baik, yang melampaui batas lagi banyak dosa.”(Al-Qalam:10-12)

       Firman-Nya(yang kian kemari menghambur fitnah) maksudnya dia mengadu domba di antara manusia,menghasut dan memfitnah di antara mereka,sebagaimana di sebutkan di dalam tafsir  

Ibnu katsir

    Namimah termasuk dosa besar,dalam Ash-shahihain dari ibnu abbas di sebutkan:

        “Rasulullah melewati dua kuburan dan kedua penghuninya sedang di siksa,Dan keduanya tidaklah di siksa karena perkaranya yang besar – sesungguhnya itu adalah adzab yang benar-Adapun salah satunya berjalan di antara manusia dengan mengadu domba,Adapun yang lain,ia tidaklah menjaga dirinya dari air kencing

     Sabda beliau: “keduanya tidaklah di siksa karena perkara yang besar maksudnya namimah dan tidak membersihkan diri dari najis kencing adalah pebuatan yang kecil (sepele),ringan atau gampang menjauhi keduanya akan tetapi adzabnya sangat keras

Al_iman Al_bukhari berkata (10/6056):

Abu Nu’aim telah berkata kepada kami:Sufyan telah berkata kepada kami dari manshur,dari Ibrahim, dari hamam, dia berkata:kami bersama Hudzaifah,maka di katakan kepadanya bahwa sesungguhnya seseorang menyandarkan hadits itu sampai ke utsman maka  Hudzaifah berkata: saya mendengar nabi Bersabda:

         “Qattat tidak akan masuk surga”

            Sabda beliau “Qattat” ditafsirkan oleh hadits riwayat muslim

          “seseorang mengadu domba tidak akan masuk surga “

   Di sebutkan bahwa Qattat adalah orang yang mendengarkan sesuatu secara sembunyi- sembunyi  (mencuri dengar) kemudian menyampaikan apa yang di dengarnya.

      Para pengadu domba di kabarkan tidak masuk surga demikian pula dalil-dalil tentang ancaman seperti ini menjadi syubhat (keracunan) bagi orang-orang khawarij yang mengafirkan pelaku maksiat walaupun dia seorang yang mengesahkan allah,

Syubhat ini dijawab dengan firman Allah:

إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَن يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَٰلِكَ لِمَن يَشَاءُ

“Sesungguhnya allah tidak mengampuni dosa mempersekutukan (sesuatu ) dengan dia dan dia mengampuni dosa selain syirik itu bagi siapa yang dia kehendaki”(An-Nisa:116)

   Dia menjadikan doa-dosa itu di bawah kehendak-Nya jika dia menghendaki maka dia mengampuninya dan jika dia menghendaki maka dia menyiksa sesuai kadar dosanya, kemudian tempat kembalinya adalah surga,kecuali syirik karena pelaku syirik akan kekal di neraka

     Al-iman Al-bukhari berkata (1/64)  : abdul yaman telah mengabarkan kepada kami dia berkata:syu’aib telah mengabarkan kepada kami dari Az-zuhri,dia berkata:Abu idris ’A’idzullah bin Abdullah telah mengabarkan kepada saya bahwa ‘Ubadah bin Ash-shamit dia mengikuti perang badr dan merupakan salah seorang naqib (pemimpin kaum) pada malam ‘Aqabah –bahwa  Rasullah berkata di sekitar beliau ada sekelompok sahabat

    ‘berbai’atlah kepadaku bahwa janganlah kalian menyekutukan allah dengan sesuatupun,janganlah mencuri,jangan berzina,janganlah membunuh anak-anak kalian,janganlah membuat dusta yang kalian ada-adakan antara tangan-tangan dan kaki-kaki kalian dan janganlah kalian durhaka dalam hal kebaikan Barang siapa di antara kalian yang memenuhi bai’atnya maka pahalanya di sisi allah  dan barang siapa yang melakukan salah satu hal itu lalu dia di siksa di dunia maka hal itu menjadi kaffarah (penghapus dosa) baginya dan barang siapa yang melakukan sesuatu yang terlarang itu kemudian allah menutupinya maka perkaranya dikembalikan kepada allah jika Dia menghendaki maka dia memaafkan dan jika dia menghendaki maka dia menyiksa maka kami berbai’at kepada beliau di atas demikian itu,”

Nabi mengabarkan bahwa dosa-dosa itu berada di bawah kehendak allah ,jika dia berkehendak maka dia menyiksanya ,dan jika dia berkehendak maka dia mengampuninya ,  

Dalil –dalil tentang ancaman yang mengandung peniadaan masuk surga dari seorang yang bertauhid jika dia melakukan dosa besar ,mengandung kemungkinan bahwa di dalamnya ada kalimat yang dihilangkan ,dan kalimat lengkapnya :jika allah membalasnya ;atau bahwa ia tidak langsung masuk surga ,dia disiksa dahulu sesuai kadar dosanya kecuali jika allah mengampuninya ,kemudian tempat kembalinya adalah surga ,atau bahwasanya jika dia menganggap halal perbuatan itu , berarti dia telah mendustakan dalil ,baik dia melakukan atau tidak ,

Disebutkan dari sebagian ulama salaf bahwa dalil –dalil tentang ancaman ditetapkan sebagaimana adanya dan tidak dipertentangkan maknanya ,karena hal itu akan lebih mengena dalam memberi peringatan ,(hukum suatu perkara dalam )agama tidak hanya diambil dari suatu dalil ,namun diambil dari semua sisi dalilnya ,allah berfirman :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا ادْخُلُوا فِي السِّلْمِ كَافَّةً

‘’hai orang –orang yang beriman ,masuklah kalian ke dalam islam secara keseleruhannya ,’’(al –baqarah :208)

Tatkala orang –orang khawarij hanya memegangi dalil –dalil yang memberikan ancaman dan meninggalkan dalil –dalil yang mengandung harapan ,mereka sesat dan menyesatkan ,dan mereka disepakati oleh mu’tazilah dalam menghukumi bahwa pelaku dosa besar di akhirat nanti  akan kekal di neraka namun mereka berselisih dalam penamannya orang-orang khawarij berkata:”kami menamakan kafir”sedangkann orang-orang Mu’tazilah berkata:”kami menamakan fasik”

  Bantahan terhadap orang-orang Mu’tazilah:allah berfirman

dia-lah yang menciptakan kalian,maka di antara kalian ada yang kafir dan ada pula yang beriman”(At-taghabun:2)

 

Allah membagi manusia menjadi  dua: kafir atau mukmin allah tidaklah membagi mereka menjadi tiga bagian kita berlindung kepada Allah dari kehinaan

    Akan tetapi ahlus sunnah adalah oarng-orang yang di sucikan oleh allah dengan berfirman

وَكَذَٰلِكَ جَعَلْنَاكُمْ أُمَّةً وَسَطًا لِّتَكُونُوا شُهَدَاءَ عَلَى النَّاسِ وَيَكُونَ الرَّسُولُ عَلَيْكُمْ شَهِيدًا ۗ …

“dan demikian (pula) kami telah menjadikan kalian (umat islam) sebagai umat yang adil dan pilihan,agar kalian menjadi saksi atas (perbuata) manusia dan agar  Rasul (Muhammad)menjadi saksi atas perbuatan kalian”Al-Baqarah:143)”

Al –wasath maknanya yang terpilih ,mereka mengompromikan dalil –dalil ,mereka khawatir bahwa orang yang berbuat kejelekan akan disiksa ,dan mereka mengharapkan,balasan surga bagi pelaku kebaikan ,

Untuk mendapatkan tambahan penjelasan dalam masalah ini ,silakan merujuk syarah al -‘aqidah ath thahawiyyah (hal ,316 dan yang setelahnya )

Masalah namimah adalah masalah yang sangat berbahaya ,namimah dapat merusak hubungan antara dua kawan dan hubungan persaudaraan yang sangat kuat

Janganlah engkau memperluas namimah di antara dua kawan ,yang karenanya dua sahabat           akan saling membenci

Namimah mendatangkan  kerusakan dan pemusuhan ,padahal sugguh allah telah melarang melakukan kerusakan ,allah berfirman:

وَلَا تَعْثَوْا فِي الْأَرْضِ مُفْسِدِينَ

“dan janganlah kamu merajalela di muka bumi membuat kerusakan ,”(al –a’raf :74)

Orang yang membuat kerusakan tidak dicintai oleh allah  ,allah berfirman :

وَلَا تَبْغِ الْفَسَادَ فِي الْأَرْضِ ۖ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِينَ

Dan janganlah engkau berbuat kerusakan di (muka)bumi ,sesungguhnya allah tidak menyukai orang –orang yang berbuat kerusakan ,(al –qashash:77)

Bahkan allah telah memerintahkan melakukan perbaikan allah berfirman :

فَاتَّقُوا اللَّهَ وَأَصْلِحُوا ذَاتَ بَيْنِكُمْ

“Maka bertaqwalah kapada allah dan perbaikilah hubungan di antara kalian.”(Al-anfal:1)

Dan allah berfirman:

وَإِن طَائِفَتَانِ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ اقْتَتَلُوا فَأَصْلِحُوا بَيْنَهُمَا

dan jika ada dua golongan dari orang –orang mukmin berperang maka damaikanlah antara keduanya “(al –hujurat:9)

dan allah berfirman :

لَّا خَيْرَ فِي كَثِيرٍ مِّن نَّجْوَاهُمْ إِلَّا مَنْ أَمَرَ بِصَدَقَةٍ أَوْ مَعْرُوفٍ أَوْ إِصْلَاحٍ بَيْنَ النَّاسِ ۚ وَمَن يَفْعَلْ ذَٰلِكَ ابْتِغَاءَ مَرْضَاتِ اللَّهِ فَسَوْفَ نُؤْتِيهِ أَجْرًا عَظِيمًا

“tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan –bisikan mereka ,kecuali bisikan –bisikan dari orang yang menyuruh (manusia)memberi sedekah ,atau berbuat ma’ruf,atau mengadakan perdamaian di antara manusia ,dan barang siapa yang berbuat demikian karena mencari keridhaan allah ,maka kelak kami memberinya pahala yang besar.”(an –nisa :114)

Nabi bersabda sebagaimana disebutkan di dalam sunan abi dawud dari hadits abu darda :

   “Maukah saya kabarkan kepada?para sahabat menjawab:tentu,wahai rasulullah beliau berkata: memperngaruhi keadaan manusia dan merusak keadaan manusia adalah Al-haliqah”

 Hadits tersebut shahih sebagaimana di dalam ash-shahihul Musnad (2/149)

       Al-haliqah adalah pekerti yang sifatnya mencukur,maksudnya membinasakan dan mencabut agama hingga akarnya, sebagaimana pisau cukur memotong rambut sampai akarnya

 Ada yang mengakatakan Al-haliqah adalah memutuskan hubungan kekeluargaan dan berbuat kedlaziman,sebagaimana di sebutkan di dalam an-Nihayah (1/328)

 Allah telah memberi anugerah kepada hamba-hamba-Nya yaitu dua menyatukan hati mereka Allah berfirman

وَاذْكُرُوا نِعْمَتَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنتُمْ أَعْدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُم بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا وَكُنتُمْ عَلَىٰ شَفَا حُفْرَةٍ مِّنَ النَّارِ فَأَنقَذَكُم مِّنْهَا ۗ كَذَٰلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمْ آيَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ

“dan inganlah nikmat allah kepada kalian ketika kalian dahulu (di masa jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka allah mempersatikan hati kalian, lalu menjadi kalian karena nikmat allah orang-orang yang bersaudara.dan kalian telah berada di tepi jurang neraka,lalu allah menyelamatkan kalian darinya.demikianlah allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada kalian,agar kalian mendapat petunjuk.”(Ali imran:103) 

( Diambil dari Nasehat Untuk Kaum Musliman, Pustaka Ar Rayyan )