Hukum Memberontak (kewajiban menjaga persatuan)

Hukum Memberontak (kewajiban menjaga persatuan)

Beritahu yang lain

Share on twitter
Share on telegram
Share on whatsapp

Kewajiban Menjaga Persatuan Dan Larangan Perpecahan

Bismillahirrahmaanirrahiim
Sesungguhnya segala pujian kesempurnaan hanyalah milik Allah, kita memuji-Nya, memohon pertolongan-Nya, memohon ampun kepada-Nya, dan kita berlindung kepada-Nya dari segala kejelekan-kejelekan jiwa kita dan dari kejelekan-kejelekan amalan kita. Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah maka dia telah mendapat petunjuk dan barangsiapa yang disesatkan-Nya maka tiada baginya wali dan pembimbing.

Amma ba’du,
Sungguh keadaan jahiliyah sebelum diutusnya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam, manusia saat itu berada pada perpecahan dan permusuhan yang dahsyat, yang kuat memangsa yang lemah. Setiap kabilah mencari kesempatan untuk menyerang saingannya. Maka Allah mengutus Rasul-Nya Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam untuk menyeru kepada persatuan dan berpegang teguh dengannya. Dan juga memperingatkan dari perpecahan. Hadits-hadits dalam permasalahan ini mencapai derajat mutawatir dari Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam, shahabatnya, dan juga para pengikutnya dari kalangan para imam Salaf yang mudah-mudahan ridha Allah atas mereka semua.

Berfirman Allah Ta’ala :
“Dan janganlah kalian saling berselisih yang akan menyebabkan kalian bercerai-berai dan hilang kekuatan kalian.” (QS. Al Anfal : 46)

Dan firman-Nya :
“Dan janganlah kalian seperti orang-orang yang berpecah-belah dalam agama mereka dan berselisih setelah datang penjelasan kepada mereka. Dan bagi mereka adzab yang pedih.” (QS. Ali Imran : 105)
١ -ﻋóﻦú ﺃﹸﺳóﺎﻣóﺔö ﺑúﻦö ﺷõﺮóﻳúﻚö ¡ ﻗóﺎﻝó : ﻗóﺎﻝó ﺭóﺳõﻮúﻝõ ﺍﷲö :  ﻳóﺪõ ﺍﷲö ﻋóﻠóﻰ ﺍﻟúﺠóﻤóﺎﻋóﺔ ﴿ ﺭﻭﺍﻩ ﺃﺣﻤﺪ¡ ﻭﺍﺑﻦ ﺃﺑﻰ ﻋﺎﺻﻢ¡ ﻭﺍﻟﻄﺒﺮﺍﻧﻲ¡ ﻭﺍﻟﺤﺎﻛﻢ ﴾
1.Dari Usamah bin Syuraik radliyallahu ‘anhu berkata, bersabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam :
“Tangan Allah di atas jamaah.” (HR. Ahmad dan Ibnu Abi Ashim dan Tabrani dan Al Hakim)
٢ -ﻋóﻦú ﻛóﻌúﺐö ﺑúﻦö ﻋóﺎﺻöﻢö  ﻋóﻦú ﺍﻟﻨøóﺒöﻲ  ﻗóﺎﻝó : ﺇöﻥøó ﺍﷲ ﺗóﻌóﺎﻟóﻰ ﺃﹶﺟóﺎﺭó ﺃﹸﻣøﺘöﻲú ﻣöﻦú ﺃﹶﻥú ﺗóﺠúÜﺘóﻤöﻊó ﻋóﻠóﻰ ﺿóﻼóﻟóﺔò ﴿ ﺭﻭﺍﻩ ﺍﺑﻦ ﺃﺑﻰ ﻋﺎﺻﻢ¡ ﻭﺍﻟﺘﺮﻣﺬﻱ ﺑﻨﺤﻮﻩ ﴾
2.Dari Ka’ab bin Ashim radliyallahu ‘anhu dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam berkata :
“Sesungguhnya Allah Ta’ala telah melindungi umatku dari persatuan di atas kesesatan.” (HR. Ibnu Abi Ashim dan At Tirmidzi dan yang lainnya)
٣ -ﻋóﻦú ﻋõﻤóﺮó ﺑúﻦö ﺍﻟúﺨóﻄøﺎﺏö ¡ ﻗóﻞó : ﻗóÜﻞó ﺭóﺳõﻮúﻝõ ﺍﷲö  ﻣóﻦú ﺃﹶﺭóﺍﺩó ﺑöﺤóﺒúﻮóﺣóﺔö ﺍﻟúﺠóﻨøﺔö¡ ﻓóﻌóﻠóﻴúﻪö ﺑöﺎﻟúﺠóﻤóﺎﻋóﺔö¡ ﻓóﺈöﻥø ﺍﻟﺸøﻴúﻄóﺎﻥó ﻣóﻊó ﺍﻟúﻮóﺍﺣöﺪö¡ ﻭóﻫõﻮó ﻣöﻦó ﺍúﻹöﺛúÜﻨóﻴúﻦö ﺃﹶﺑúﻌóﺪõ ﴿ ﺭﻭﺍﻩ ﺍﺑﻦ ﺃﺑﻰ ﻋﺎﺻﻢ¡ ﻭﺃﺣﻤﺪ¡ ﻭﺍﻟﺘﺮﻣﺬﻱ¡ ﻭﺍﺑﻦ ﺣﺒﺎﻥ ﴾
3.Dari Umar bin Al Khaththab radliyallahu ‘anhu berkata, berkata Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam :
“Barangsiapa yang menginginkan sungai-sungai Surga maka hendaklah ia berpegang teguh dengan Al Jama’ah karena sesungguhnya syaithan itu bersama dengan orang yang sendirian dan ia dengan orang yang berduaan itu lebih jauh.” (HR. Ibnu Abi Ashim dan Ahmad dan At Tirmidzi dan Al Hakim dan Ibnu Hibban)
٤ -ﻋóﻦú ﻓõﻀóﻠóﺔó ﺑúﻦö ﻋõﺒóﻴúﺪö ﻗóﺎﻝó : ﻗóﺎﻝó ﺭóﺳõﻮúﻝõ ﺍﷲö  :ﺛóﻼóﺛóﺔñ ﻻóﺗõﺴúﺄﹶﻝõ ﻋóﻨúﻬõﻢú ﺭóﺟõﻞñ ﻓóﺎﺭóﻕó ﺍﻟúﺠóﻤóﺎﻋóﺔó ﻭóﻋóﺼóﻰ ﺇöﻣóﺎﻣóﻪõ ﻭóﻣóﺎﺕó ﻋóﺎﺻöﻴðﺎ¡ ﻭóﻋóﺒúﺪñ ﺃﹶﺑóﻖó ﻓóﻤóﺎﺕó¡ ﻭóﺍﻣúﺮóﺃﹶﺓñ ﻏóﺎﺏó ﻋóﻨúﻬóﺎ ﺯóﻭúﺟõﻬóﺎ ﻳóﻜúﻔöﻴúﻬóﺎ ﺍﻟúﻤõﺆóﻧøﺔó ﻓóﺘóﺒóﺮøﺟóﺔú ﻣöﻦú ﺑóﻌúﺪöﻩö ﴿ ﺣﺪﻳﺚ ﺻﺤﻴﺢ ﺭﻭﺍﻩ ﺍﺑﻦ ﺃﺑﻰ ﻋﺎﺻﻢ¡ ﻭﺍﺑﻦ ﺣﺒﺎﻥ¡ ﻭﺍﻟﺤﺎﻛﻢ ﴾
4.Dari Fudhalah bin Ubaid berkata, berkata Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam :
“Tiga golongan yang tidak akan ditanya keadaan mereka (pada hari kiamat) : Seorang laki-laki yang menyempal dari Al Jamaah dan bermaksiat kepada imamnya kemudian mati dalam keadaan bermaksiat. Seorang budak yang melarikan diri dari tuannya dan kemudian mati. Seorang wanita yang ditinggal suaminya dalam keadaan cukup nafkahnya kemudian dia berdandan sesudahnya.” (HR. Ibnu Abi Ashim dan Ibnu Hibban dan Al Hakim)
٥ -ﻋóﻦú ﺃﹶﺑöﻲ ﻫõﺮóﻳúﺮóﺓó  ﻗóﺎﻝó : ﻗóﺎﻝó ﺭóﺳõﻮúﻝõ ﺍﷲö :  ﻣóﻦú ﺧóﺮóﺝó ﻋóﻦú ﺍﻟúﺠóﻤóﺎﻋóﺔö¡ ﻭóﻣóﺎﺕó¡ ﻓóﻤóﻴúÜﺘóﺔð ﺟóﺎﻫöﻠöﻴóﺔð ﴿ ﺣﺪﻳﺚ ﺻﺤﻴﺢ ﺭﻭﺍﻩ ﻣﺴﻠﻢ ﻓﻲ ﺻﺤﻴﺤﻪ ﴾
5.Dari Abu Hurairah radliyallahu ‘anhu berkata, berkata Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam :
“Barangsiapa yang menyempal dari Al Jamaah maka jika ia mati, matinya mati jahiliyah.” (HR. Muslim dalam Shahih-nya)
٦ -ﻋóﻦú ﺍﻟﻨøõﻌúﻤóﺎﻥö ﺑúﻦö ﺍﻟúÜﺒóﺸöﻴúﺮ ¡ ﻗóﺎﻝó : ﻗóﺎﻝó ﺭóﺳõﻮúﻝõ ﺍﷲö :  ﺍóﻟúﺠóﻤóﺎﻋóﺔõ ﺭóﺣúﻤóﺔñ ﻭóﺍﻟúﻔõﺮúﻗóﺔõ ﻋóﺬóﺍﺏñ ﴿ ﺭﻭﺍﻩ ﺃﺣﻤﺪ ﻭﺍﺑﻦ ﺃﺑﻰ ﻋﺎﺻﻢ ﴾
6.Dari An Nu’man bin Basyir radliyallahu ‘anhu berkata, berkata Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam :
“Al Jamaah itu adalah rahmat dan perpecahan itu adalah adzab.” (HR. Ahmad dan Ibnu Abi Ashim)
٧ -ﻋóﻦú ﺍﻟúﺤóﺎﺭöﺙö ﺑúﻦö ﺑóﺸöﻴúﺮ  ﻗóﺎﻝó : ﻗóﺎﻝó ﺭóﺳõﻮúﻝõ ﺍﷲö :  ﺁﻣõﺮõﻛõﻢú ﺑöﺨóﻤúﺲò : ﺍﻟﺴøﻤúﻊõ¡ ﻭóﺍﻟﻄøﺎﻋóﺔö¡ ﻭóﺍﻟúﺠóﻤóﺎﻋóﺔö¡ ﻭóﺍﻟúﻬöﺠúﺮóﺓö¡ ﻭóﺍﻟúﺠöﻬóﺎﺩö ﴿ ﺭﻭﺍﻩ ﺃﺣﻤﺪ¡ ﻭﺍﺑﻦ ﺃﺑﻰ ﻋﺎﺻﻢ¡ ﻭﺍﻟﺘﺮﻣﺬﻱ ﴾
7.Dari Al Harits bin Basyir radliyallahu ‘anhu berkata, berkata Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam :
“Aku perintahkan dengan lima perkara : Mendengar, taat, berpegang teguh dengan Al Jamaah, berhijrah, dan berjihad.” (HR. Ahmad dan Ibnu Abi Ashim dan At Tirmidzi)
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam telah memperingatkan dari perpecahan dan menyempal dari Al Jamaah bahkan memberikan ancaman keras terhadap hal ini. Berkata beliau Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam :
٨ -ﻋóﻦú ﻋóﺒúﺪö ﺍﷲö ﺑúﻦö ﻋóﻤúﺮõﻭ  ﻗóﺎﻝó : ﻗóﺎﻝó ﺭóﺳõﻮúﻝõ ﺍﷲö :  ﻣóﻦú ﺭóﻏöﺐó ﻋóﻦö ﺍﻟﺴøõÜﻨøﺘöﻲ¡ ﻓóﻠóﻴúﺲó ﻣöﻨøöﻲ ﴿ ﺣﺪﻳﺚ ﺻﺤﻴﺢ ﺭﻭﺍﻩ ﺍﻟﺸﻴﺨﺎﻥ ﴾
8.Dari Abdullah bin Amr radliyallahu ‘anhu berkata, berkata Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam :
“Barangsiapa yang tidak menyukai sunnahku maka ia bukan golonganku.” (HR. Bukhari-Muslim)
٩ -ﻋóﻦú ﺍﺑúﻦö ﻋõﻤóﺮó  ﻗóﺎﻝó : ﻗóﺎﻝó ﺭóﺳõﻮúﻝõ ﺍﷲö:  ﻣóﻦú ﻧóﺰóﻉó ﻳóﺪóﻩõ ﻣöﻦú ﻃóﺎﻋóﺔ¡ ﻟóﻢú ﻳóﻜõﻦú ﻟóﻪõ ﻳóﻮúﻡó ﺍﻟúﻘöﻴóﺎﻣóﺔö ﺣõﺠøﺔñ ﴿ ﺣﺪﻳﺚ ﺻﺤﻴﺢ ﺭﻭﺍﻩ ﺃﺣﻤﺪ ﻭﺍﺑﻦ ﺃﺑﻰ ﻋﺎﺻﻢ ﴾
9.Dari Ibnu Umar radliyallahu ‘anhu berkata, berkata Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam :
“Barangsiapa yang melepaskan tangannya dari ketaatan maka dia tidak akan memiliki hujjah di hari kiamat nanti.” (HR. Ahmad dan Ibnu Abi Ashim)
١٠ -ﻋóﻦú ﻋõﺮúﻓﹷﺠóﺔó ﺍúﻷóﺷúﺠóﻌöﻲ  ﻗóﺎﻝó : ﻗóﺎﻝó ﺭóﺳõﻮúﻝõ ﺍﷲö :  ﻣóﻦú ﺍóﺗóﺎﻛõﻢú¡ ﻭóﺍóﻣóﺮóﻛõﻢú ﺟóﻤöﻴúﻊó ﻋóﻠóﻰ ﺭóﺟõﻞò ﻭóﺍﺣöﺪ¡ ﻳõﺮöﻳúﺪõ ﺍóﻥú ﻳóﺸõﻖø ﻋóﺼóﺎﻛõﻢú ﻭóﻳõﻔóﺮøöﻕó ﻛóﻠöﻤóﺘóﻜõﻢú¡ ﻓóﺎﻗúﺘõﻠõﻮúﻩõ ﴿ ﺣﺪﻳﺚ ﺻﺤﻴﺢ ﺭﻭﺍﻩ ﻣﺴﻠﻢ ﻓﻲ ﺻﺤﻴﺤﻪ ﴾
10.Dari Urfajah Al Asyja’i radliyallahu ‘anhu berkata, berkata Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam :
“Barangsiapa yang mendatangi kalian dan memerintahkan kalian berkumpul (untuk mengangkat amir) kepada seseorang dan menginginkan memecah-belah barisan kalian maka bunuhlah!” (HR. Muslim dalam Shahih-nya)

Dan kami telah meringkas beberapa hadits dalam permasalahan ini karena terlalu panjang. Wallaahul Muwaafiq.

(Dikutip dari buku terjemah berjudul Hukum Memberontak Kepada Penguasa Muslim Menurut Akidah Ahlus Sunnah Wal Jamaah, judul asli Aqidah Ahlusunnah wal Jama’ah fil Bai’ah wal Imamah, penulis Syaikh Fawaz bin Yahya Al Ghuslan, Penerjemah: Al Ustadz Abdurrahman Mubarak Ata. Ma’had Riyadlul Jannah: Kp. Cikalagan RT 10/02 Telp. (021) 82495739 Cileungsi-Bogor-Indonesia)