HAL TERBAIK YANG BISA DILAKUKAN ORANG YANG MASIH HIDUP UNTUK MUSLIM LAIN YANG SUDAH MENINGGAL DUNIA

HAL TERBAIK YANG BISA DILAKUKAN ORANG YANG MASIH HIDUP UNTUK MUSLIM LAIN YANG SUDAH MENINGGAL DUNIA

Beritahu yang lain

Share on twitter
Share on telegram
Share on whatsapp

Penerjemah: Al Ustadz Abu Utsman Kharisman

Pertanyaan:

Syaikh yang mulia, apakah yang paling utama yang bisa aku lakukan untuk saudara laki-laki ku yang sudah meninggal?

Jawaban Syaikh Muhammad bin Sholih al-Utsaimin rahimahullah adalah:

Hal paling utama yang bisa dilakukan orang yang masih hidup untuk orang yang sudah meninggal adalah doa. Dalilnya adalah hadits yang tersebutkan dalam as-Shahih, dari hadits Abu Hurairah radhiyallahu anhu dari Nabi shollallahu alaihi wasallam bahwasanya beliau bersabda:

إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثٍ إِلَّا مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ

Jika seseorang meninggal dunia, terputuslah amalannya kecuali 3: sedekah yang mengalir, atau ilmu yang diambil manfaatnya, atau anak shalih yang mendoakannya (H.R Muslim, pent)

Rasul shollallahu alaihi wasallam menjelaskan dalam hadits ini bahwasanya doa adalah yang bermanfaat bagi mayit.

Pada kesempatan ini saya ingin mengingatkan banyak orang yang lebih perhatian untuk menghadiahkan amal shalih kepada orang yang sudah meninggal dan justru meninggalkan bimbingan Nabi shollallahu alaihi wasallam berupa doa. Sebagai contoh, di bulan Ramadhan ada seseorang mengkhatamkan Quran beberapa kali. Ia jadikan khataman pertama untuk ibunya, kemudian untuk ayahnya, kemudian untuk neneknya, kemudian untuk bibinya, kemudian untuk pamannya, dan seterusnya. Namun ia tidak menjadikan (pahala mengkhatamkan alQuran itu) untuk dirinya sendiri. Ini menunjukkan kekurangpahaman.

Mestinya yang disyariatkan adalah melaksanakan amal-amal shalih untuk diri orang itu sendiri dan (dipersilakan) mendoakan siapa saja orang yang sudah meninggal dari kalangan kaum muslimin.

Saya tidak mengetahui bahwasanya Nabi shollallahu alaihi wasallam memerintahkan seorang pun dari Sahabatnya untuk bersedekah atau shalat (pahalanya diniatkan) untuk mayit, atau berpuasa (pahalanya diniatkan) untuk mayit. Kecuali dalam perkara yang wajib.

Sebagaimana disebutkan dalam hadits Aisyah radhiyallahu anha dari Nabi shollallahu alaihi wasallam beliau bersabda:

مَنْ مَاتَ وَعَلَيْهِ صِيَامٌ صَامَ عَنْهُ وَلِيُّهُ

Barangsiapa yang meninggal dan memiliki tanggungan puasa, hendaknya wali-nya (ahli warisnya) berpuasa untuk dia (H.R al-Bukhari dan Muslim, pent)

Namun Nabi shollallahu alaihi wasallam membolehkan (bukan memerintah, pent) seseorang untuk bersedekah terhadap ayahnya, atau ibunya, dan semisalnya

(Fataawa Nuurun alad Darb (199/7))

Naskah Asli dalam Bahasa Arab:

…فضيلة الشيخ ما هو أفضل شيء أفعله لأخي المتوفى؟
فأجاب رحمه الله تعالى: أفضل شيء يفعله الأحياء للأموات الدعاء ودليل ذلك ما ثبت في الصحيح من حديث أبي هريرة رضي الله عنه عن النبي صلى الله عليه وسلم أنه قال (إذا مات الإنسان انقطع عمله إلا من ثلاث إلا من صدقة جارية أو علم ينتفع به أو ولد صالح يدعو له) فبين الرسول عليه الصلاة والسلام في هذا الحديث أن الدعاء هو الذي ينفع الميت وبهذه المناسبة أود أن أنبه كثيراً من الناس الذين يعتنون في إهداء الأعمال الصالحة إلى الأموات ويعدلون عما أرشد إليه النبي صلى الله عليه وسلم من الدعاء فتجد الإنسان مثلاً في رمضان يختم القرآن عدة مرات فيجعل الختمة الأولى لأمه ثم لأبيه ثم لجدته ثم لخاله ثم لعمه إلى آخره ولكن لا يجعل لنفسه شيئاً وهذا من قلة الفقه فالمشروع أن تكون الأعمال الصالحة للإنسان نفسه وأن يدعو لمن شاء من الأموات من المسلمين ولا أعلم أن النبي عليه الصلاة والسلام أمر أحداً من أصحابه أن يتصدقوا أو يصلوا عن أمواتهم أويصوموا عن أمواتهم إلا في الأمور الواجبة كما في حديث عائشة رضي الله عنها عن النبي صلى الله عليه وسلم قال (من مات وعليه صيام صام عنه وليه) ولكنه عليه الصلاة والسلام يجيز أن يتصدق الإنسان عن أبيه أو عن أمه وما أشبه ذلك