“BAB ADAB MASUK WC DAN BUANG HAJAT”
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ – رضي الله عنه -: أَنَّ النَّبِيَّ – صلى الله عليه وسلم – كَانَ إذَا دَخَلَ الْخَلاءَ قَالَ: «اللَّهُمَّ إنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ الْخُبُثِ وَالْخَبَائِثِ».
“dari Anas_radhiyallahu anhu, ia berkata: “Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam masuk ke dalam tempat buang hajat, maka beliau selalu berdo’a: ALLAHUMMA INNI A’UUDZU BIKA MINAL KHUBUTSI WAL KHABA`ITS (Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari setan laki-laki dan setan perempuan).” [HR. Al Bukhary – Muslim]
Faedah yang terdapat dalam hadits:
1. Disunnahkan membaca doa ini ketika akan buang hajat, baik buang air besar maupun buang air kecil.
Imam An Nawawy berkata: “Doa ini adalah doa yang telah disepakati kesunnahannya.”
2. Doa ini dibaca ketika akan masuk WC, bukan setelah masuk WC kemudian berdoa, sebagaimana yang ditunjukan dalam riwayat Al Imam Al Bukhari dalam kitab Adabul Mufrad.
3. Jumhur ulama berpendapat bahwa doa ini disyariatkan pula ketika buang hajat di padang pasir atau yang semisalnya. Dzikir ini bukan khusus ketika mau masuk WC saja, tetapi disemua tempat ketika dia akan buang hajat.
Masalah: Kapan doa ini dibaca apabila buang hajatnya di padang pasir atau yang semisalnya?Pendapat yang dipilih oleh kebanyakan para ulama adalah dibaca ketika akan menurunkan pakaiannya (membuka auratnya) untuk buang hajat.
Peringatan:
Dalam riwayat Sa’id bin Manshur dan Ibnu Abi Syaibah dari hadits Anas bin Malik terdapat tambahan lafazh “BISMILAH” sebelum membaca doa diatas. Namun riwayat ini telah dilemahkan oleh Abu Hatim dalam kitab ‘Ilalnya. Dalam riwayat tersebut ada perawi yang bernama Abu Mi’syar Najih bin Abdurrahman As Sindi, dia adalah perawi yang dha’if (lemah) dan ia telah menyelisihi 11 perawi yang lain, yang mana mereka tidak meriwayatkan dengan tambahan basmalah, sehingga riwayat haditsnya dikatakan “munkar”.
Masalah: Apa yang kita baca disaat keluar dari WC setelah buang hajat?
Diriwayatkan oleh Al Imam Al Bukhari dalam kitab Adabul Mufrad dan Ashhab As Sunan dari hadits ‘Aisyah_radhiyallahu ‘anha, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam disaat keluar dari WC beliau mengucapkan:
” غُفْرَانَكَ “
“GHUFRAANAKA (Aku mohon ampunanMu).”
Berkata Syaikh Al Albani: “Sanad hadits ini shahih. Dan telah dishahihkan oleh Abu Hatim, Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban, Ibnul Jaarud, Al Hakim, An Nawawy dan Adz Dzahabi [Shahih Abu Dawud 1/59]
Adapun hadits Anas bin Malik_radhiyallahu ‘anhu, dia berkata:
كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِذَا خَرَجَ مِنَ الْخَلَاءِ قَالَ: «الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَذْهَبَ عَنِّي الْأَذَى وَعَافَانِي»
“Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam jika keluar dari tempat buang hajat selalu mengucapkan: “ALHAMDULILLAAHILLADZII ADZHABA ‘ANNIL ADZAA WA ‘AAFAANII (Segala puji bagi Allah yang telah menghilangkan dariku rasa sakit dan menjaga kesehatanku).” [HR. Ibnu Majah, didha’ihkan Syaikh Al Albani]
Hadits ini adalah hadits yang lemah, karena dalam sanadnya terdapat perawi yang bernama Ismail bin Muslim. Berkata Ibnu Hajar tentang perawi ini dalam kitab At Taqrib: “lemah dalam periwayatan hadits” dan dalam kitab Zawaid beliau berkata: “telah disepakati kelemahan haditsnya” [lihat kitab Al Irwa karya Syaikh Al Albani no 53]
4. Wajib bagi seseorang yang ingin buang hajat untuk menjauh dari pandangan manusia, hal ini dalam rangka menjaga auratnya dan juga tidak menzhalimi manusia disaat buang hajat dengan baunya.
5. Hadits ini menunjukan bahwa berdzikir kepada Allah merupakan sebab terjaganya diri dari gangguan setan. Sebagaimana pula yang ditunjukan dalam hadits-hadist yang lain, seperti;
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: ” مَنْ قَالَ – يَعْنِي – إِذَا خَرَجَ مِنْ بَيْتِهِ: بِسْمِ اللَّهِ، تَوَكَّلْتُ عَلَى اللَّهِ، لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ، يُقَالُ لَهُ: كُفِيتَ، وَوُقِيتَ، وَتَنَحَّى عَنْهُ الشَّيْطَانُ “
“dari Anas bin Malik_radhiyallahu ‘anhu, ia berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda: “Barangsiapa yang ketika keluar dari rumahnya mengucapkan; BISMILLAAH, LAA HAULA WA LAA QUWWATA ILLAA BILLAAH (dengan nama Allah, tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan dengan pertolongan Allah) maka dikatakan baginya, engkau telah mendapatkan kecukupan, telah mendapat pertolongan dan setan menjauh darimu.” [HR. At Tirmidzi, dishahihkan Syaikh Al Albani]
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: ” مَنْ قَالَ: لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ، فِي يَوْمٍ مِائَةَ مَرَّةٍ، كَانَتْ لَهُ عَدْلَ عَشْرِ رِقَابٍ، وَكُتِبَتْ لَهُ مِائَةُ حَسَنَةٍ وَمُحِيَتْ عَنْهُ مِائَةُ سَيِّئَةٍ، وَكَانَتْ لَهُ حِرْزًا مِنَ الشَّيْطَانِ، يَوْمَهُ ذَلِكَ، حَتَّى يُمْسِيَ وَلَمْ يَأْتِ أَحَدٌ أَفْضَلَ مِمَّا جَاءَ بِهِ إِلَّا أَحَدٌ عَمِلَ أَكْثَرَ مِنْ ذَلِكَ. الحديث
“dari Abu Hurairah_radhiyallahu ‘anhu, bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah bersabda: “Barangsiapa yang mengucapkan Laa ilaaha ilIallaahu wahdah, Iaa syariikalahu lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ‘alaa kulli syai’in qadiir’ (Tiada tuhan yang berhak disembah selain Allah, Dialah Tuhan Yang Maha Esa. Tidak ada sekutu bagi-Nya, Dialah yang memiliki alam semesta dan segala puji hanya bagi-Nya. Allah adalah Maha Kuasa atas segaIa sesuatu) dalam sehari seratus kali, maka orang tersebut akan mendapat pahala sama seperti orang yang memerdekakan seratus orang budak dicatat seratus kebaikan untuknya, dihapus seratus keburukan untuknya. Pada hari itu ia akan terjaga dari godaan setan sampai sore hari dan tidak ada orang lain yang melebihi pahalanya, kecuali orang yang membaca lebih banyak dan itu.” [HR. Muslim]
Wallahu a’lam wal muwaffiq ila ash shawab.
[ditulis oleh Abu ‘Ubaidah Iqbal bin Damiri Al Jawy_10 Shafar 1435/13 Des. 2013_di Daarul Hadits Al Fiyusy_Harasahallah ]
WhatsAap Salafiyyin Jogja