You are currently viewing PENJELASAN SYARHUSSUNNAH LIL MUZANI (BAG 13)

PENJELASAN SYARHUSSUNNAH LIL MUZANI (BAG 13)

  • Post author:
  • Post category:Aqidah

Ditulis Oleh Al Ustadz Abu Utsman Kharisman

MANUSIA DIKUMPULKAN DAN MENGALAMI PERHITUNGAN AMAL

Al-Muzani rahimahullah menyatakan:

وَبَعْدَ الْبِلَى مَنْشُوْرُوْنَ وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ إِلَى رَبِّهِمْ مَحْشُوْرُوْنَ وَلَدَى الْعَرْضِ عَلَيْهِ مُحَاسَبُوْنَ بِحَضْرَةِ الْمَوَازِيْنِ وَنَشْرِ صُحُفِ الدَّوَاوِيْنَ أَحْصَاهُ اللهُ وَنَسُوْهُ فِي يَوْمٍ كَانَ مِقْدَارُهُ خَمْسِيْنَ أَلْفَ سَنَةٍ لَوْ كَانَ غَيْرُ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ اْلحَاكِمُ بَيْنَ خَلْقِهِ لَكِنَّهُ اللهُ يَلِي الْحُكْمَ بَيْنَهُمْ بِعَدْلِهِ بِمِقْدَارِ اْلقَائِلَةِ فِي الدُّنْيَا وَهُوَ أَسْرَعُ الْحَاسِبِيْنَ كَمَا بَدَأَهُ لَهُمْ مِن ْشَقَاوَةٍ وَسَعَادَةٍ يَوْمَئِذٍ يَعُوْدُوْنَ فَرِيْقٌ فِي الْجَنَّةِ وَفَرِيْقٌ فِي السَّعِيْرِ

dan setelah hancur binasa mereka dibangkitkan. Pada hari kiamat mereka dikumpulkan menuju Tuhan mereka. Di masa penampakan amal mereka dihisab. Dengan dihadirkannya timbangan-timbangan dan ditebarkannya lembaran-lembaran (catatan amal). Allah menghitung (dengan teliti) sedangkan mereka melupakannya. (Hal itu terjadi) pada hari yang kadarnya (di dunia) adalah 50 ribu tahun. Kalaulah seandainya bukan Allah sebagai hakimnya (niscaya tidak akan bisa), akan tetapi Allahlah yang menetapkan hukum di antara mereka secara adil. Sehingga lama waktunya (bagi orang beriman) adalah sekadar masa istirahat siang di dunia, dan Dialah (Allah) Yang Paling Cepat Perhitungan (Hisab)nya. Sebagaimana Dia memulai (penciptaan) mereka, ada yang sengsara atau bahagia, pada hari itu mereka dikembalikan. Sebagian masuk surga sebagian masuk neraka.

PENJELASAN:

Manusia seluruhnya akan dibangkitkan oleh Allah, bagaimanapun keadaannya. Meski ia telah hancur berkeping-keping, jasadnya telah terbakar dan debunya ditabur di lautan, Allah akan menyatukannya kembali dan mengumpulkannya di padang mahsyar. Orang kafirlah yang tidak meyakini hal ini.

زَعَمَ الَّذِينَ كَفَرُوا أَنْ لَنْ يُبْعَثُوا قُلْ بَلَى وَرَبِّي لَتُبْعَثُنَّ ثُمَّ لَتُنَبَّؤُنَّ بِمَا عَمِلْتُمْ وَذَلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ

Orang-orang kafir menyangka bahwa mereka tidak akan dibangkitkan. Katakan: Demi Tuhanku, sungguh kalian akan dibangkitkan kemudian akan diberitakan apa yang telah kalian kerjakan.Yang demikian itu mudah bagi Allah (Q.S atTaghabun:7).

Manusia akan dibangkitkan seluruhnya dari kuburnya dalam keadaan telanjang, tidak beralas kaki dan tidak dikhitan. Keadaannya sedemikian dahsyat hingga setiap orang akan memikirkan diri sendiri tidak sempat berpikir hal-hal lain, bahkan untuk sekedar saling memandang satu sama lain.

إِنَّكُمْ مَحْشُورُونَ حُفَاةً عُرَاةً غُرْلًا ثُمَّ قَرَأَ { كَمَا بَدَأْنَا أَوَّلَ خَلْقٍ نُعِيدُهُ وَعْدًا عَلَيْنَا إِنَّا كُنَّا فَاعِلِينَ }

Sesungguhnya kalian akan dikumpulkan dalam keadaan tidak beralas kaki, telanjang, dan tidak berkhitan. Kemudian Nabi membaca ayat:

<< demikianlah, sebagaimana awal permulaan Kami ciptakan (kalian), seperti itulah Kami akan kembalikan keadaannya. Sebagai janji dari Kami. Sesungguhnya Kami akan melaksanakannya (Q.S al-Anbiyaa’:104)>> (H.R alBukhari no 3100 dan Muslim no 5104)

Aisyah radhiyallahu ‘anha pernah bertanya kepada Nabi: Laki-laki dan wanita akan berkumpul, bagaimana mereka akan melihat satu sama lain. Nabi menjawab: Wahai Aisyah, sesungguhnya urusannya lebih dahsyat bagi mereka dibandingkan memikirkan hal itu (H.R al-Bukhari no 6046).

Al-Imam al-Muzani dalam kalimatnya ini menyebutkan 3 keadaan penting pada hari kiamat, yaitu : Hisab, Penimbangan Amal, dan Ditebarkannya catatan amal.

Hisab pada Hari Kiamat

Hisab adalah ditampakkannya amal perbuatan untuk diingatkan pada mereka apa yang pernah dikerjakan , namun masih belum ditimbang antara kebajikan dengan keburukannya. Ada 2 jenis hisab, yaitu : hisab untuk orang beriman dan hisab untuk orang kafir dan munafiq. Perlakuan hisab pada 2 jenis ini berbeda.

Untuk orang beriman, Allah akan menyendirikan seorang yang beriman, dan ditutup dari pandangan makhluk lain kemudian Allah ingatkan dia akan dosa-dosanya: Apakah engkau ingat akan dosa ini, apakah engkau ingat akan dosa ini. Seorang beriman akan mengatakan: Ya, wahai Tuhanku. Hingga saat ia merasa akan binasa dengan dosa-dosanya, Allah menyatakan kepadanya: Dulu di dunia Aku telah tutup (dosamu) dari pandangan orang lain, dan kini Aku ampuni engkau. Sehingga bagi orang beriman, dalam hisab ia akan mendapatkan: ringannya hisab (tidak ditunjukkan amal secara detail), tertutupnya proses hisab itu dari pandangan orang lain, dan ia akan mendapatkan ampunan dari Allah.

 إِنَّ اللَّهَ يُدْنِي الْمُؤْمِنَ فَيَضَعُ عَلَيْهِ كَنَفَهُ وَيَسْتُرُهُ فَيَقُولُ أَتَعْرِفُ ذَنْبَ كَذَا أَتَعْرِفُ ذَنْبَ كَذَا فَيَقُولُ نَعَمْ أَيْ رَبِّ حَتَّى إِذَا قَرَّرَهُ بِذُنُوبِهِ وَرَأَى فِي نَفْسِهِ أَنَّهُ هَلَكَ قَالَ سَتَرْتُهَا عَلَيْكَ فِي الدُّنْيَا وَأَنَا أَغْفِرُهَا لَكَ الْيَوْمَ فَيُعْطَى كِتَابَ حَسَنَاتِهِ وَأَمَّا الْكَافِرُ وَالْمُنَافِقُونَ فَيَقُولُ الْأَشْهَادُ { هَؤُلَاءِ الَّذِينَ كَذَبُوا عَلَى رَبِّهِمْ أَلَا لَعْنَةُ اللَّهِ عَلَى الظَّالِمِينَ }

Sesungguhnya Allah akan mendekatkan orang beriman (kepadaNya), kemudian meletakkan penutup untuknya. Kemudian Allah bertanya kepadanya: Apakah engkau mengetahui perbuatan dosa ini. Ia mengatakan: Ya, Wahai Tuhanku. Sampai ketika ia mengakui perbuatan dosanya dan melihat bahwa ia akan celaka, Allah menyatakan: Aku telah menutup (dosamu) di dunia dan Aku mengampunimu pada hari ini. Kemudian, diberikan kepadanya catatan kebaikan-kebaikannya. Adapun orang-orang kafir dan munafiq, para saksi akan berkata: <<Inilah orang-orang yang berdusta atas Tuhan mereka. Ingatlah laknat Allah bagi orang-orang yang dzhalim (Q.S Huud:11)>>(H.R al-Bukhari no 2261 dan Muslim no 4972).

Untuk orang-orang beriman inilah Allah berfirman:

فَسَوْفَ يُحَاسَبُ حِسَابًا يَسِيرًا

 Maka ia akan mengalami hisab yang mudah (Q.S al-Insyiqaq:8)

Sebaliknya, orang-orang kafir akan mendapatkan 3 hal dalam hisab: hisab yang sulit (hisab secara detail dan mendalam serta ditegur dengan keras pada setiap proses), terbukanya proses hisab (disaksikan para makhluk lain) bahkan dinampakkan kehinaan untuk mereka, dan kecelakaan untuk mereka karena selanjutnya mereka akan mendapat adzab.

Rasulullah shollallahu alaihi wasallam bersabda tentang hisab untuk orang-orang kafir dan munafiqin tersebut:

مَنْ نُوقِشَ الْحِسَابَ عُذِّبَ

Barangsiapa yang mendapat hisab secara mendalam dan menyeluruh, maka ia diadzab (H.R al-Bukhari no 6055).

Sungguh sangat berat hisab yang dirasakan oleh orang kafir, hingga mereka meminta kepada Allah: Wahai Tuhanku, beri aku istirahat, meskipun ke neraka

إِنَّ الْكَافِرَ لَيُحَاسَبُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ يُلْجِمُهُ الْعَرَقُ ، حَتَّى إِنَّهُ لَيَقُولُ : يَا رَبِّ ، أَرِحْنِي وَلَوْ إِلَى النَّارِ

Sesungguhnya orang kafir akan dilakukan hisab terhadapnya pada hari kiamat hingga ia tenggelam hingga mulut oleh keringat. Sampai-sampai ia berkata: Wahai Tuhanku, berilah aku istirahat meski ke neraka (H.R Abu Ya’la, dishahihkan oleh Ibnu Hibban dan al-Mundziri menyatakan bahwa sanadnya jayyid)

Pelaksanaan hisab itu berlangsung cepat bagi Allah. Sebagian Ulama’ menjelaskan bahwa Allah melakukan proses hisab untuk seluruh makhluk dalam satu waktu (sesaat). Allah paling cepat pelaksanaan hisabnya, tidak ada yang mampu seperti itu.

…وَهُوَ أَسْرَعُ الْحَاسِبِينَ

Dan Dia (Allah) yang paling cepat hisab (perhitungan)Nya… (Q.S al-An’aam:62)

Timbangan Amal

Allah akan letakkan timbangan amal pada hari kiamat:

وَنَضَعُ الْمَوَازِينَ الْقِسْطَ لِيَوْمِ الْقِيَامَةِ فَلَا تُظْلَمُ نَفْسٌ شَيْئًا وَإِنْ كَانَ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِنْ خَرْدَلٍ أَتَيْنَا بِهَا وَكَفَى بِنَا حَاسِبِينَ

Kami akan memasang timbangan yang adil pada hari kiamat, maka tidaklah ada seseorang yang didzhalimi sedikitpun. Dan jika amalan itu hanya seberat biji sawipun pasti Kami mendatangkan (pahala)nya. Dan cukuplah Kami sebagai Pembuat perhitungan (Q.S al-Anbiyaa’:47)

Timbangan pada hari kiamat memiliki 2 kiffah (sisi timbangan tempat meletakkan beban yang akan ditimbang), satu kiffah diletakkan kebaikan, sisi yang lain diletakkan keburukan.  Hal itu ditunjukkan dalam hadits Abu Said al-Khudriy riwayat Ibnu Hibban dan al-Hakim pada saat Musa meminta kepada Allah bacaan dzikir yang khusus untuknya. Allah mengajarkan kepadanya ucapan Laa Ilaaha Illallah. Kalau seandainya 7 bumi dan 7 langit berikut penghuninya selain Allah diletakkan di satu kiffah, dan ucapan Laa Ilaha Illallah (yang ikhlas dan menghayati maknanya) diletakkan di kiffah yang lain, niscaya akan lebih berat sisi yang ditempati ucapan Laa Ilaaha Illallah.

Para Ulama’ menjelaskan bahwa penimbangan pada sebagian orang dilakukan pada lembar catatan amalnya, sebagian lagi ada yang ditimbang tubuhnya, dan sebagian lagi ada yang dirupakan amalnya dalam wujud tertentu kemudian ditimbang.

Ditebarkannya Catatan Amal

Catatan-catatan amal perbuatan hamba pada hari kiamat ditebarkan. Ada yang mengambil dengan tangan kanan, yaitu orang-orang yang beriman dan lebih banyak kebaikannya, ada juga yang mengambil dengan tangan kirinya dari arah belakang punggungnya.

فَأَمَّا مَنْ أُوتِيَ كِتَابَهُ بِيَمِينِهِ فَيَقُولُ هَاؤُمُ اقْرَؤُوا كِتَابِيهْ، إِنِّي ظَنَنتُ أَنِّي مُلاقٍ حِسَابِيهْ، فَهُوَ فِي عِيشَةٍ رَّاضِيَةٍ، فِي جَنَّةٍ عَالِيَةٍ، قُطُوفُهَا دَانِيَةٌ، كُلُوا وَاشْرَبُوا هَنِيئًا بِمَا أَسْلَفْتُمْ فِي الأَيَّامِ الْخَالِيَةِ، وَأَمَّا مَنْ أُوتِيَ كِتَابَهُ بِشِمَالِهِ فَيَقُولُ يَا لَيْتَنِي لَمْ أُوتَ كِتَابِيهْ، وَلَمْ أَدْرِ مَا حِسَابِيهْ، يَا لَيْتَهَا كَانَتِ الْقَاضِيَةَ، مَا أَغْنَى عَنِّي مَالِيهْ، هَلَكَ عَنِّي سُلْطَانِيهْ

Adapun orang-orang yang diberikan kepadanya kitabnyadari sebelah kanannya, maka dia berkata: “Ambillah, bacalah kitabku (ini)”. Sesungguhnya aku yakin, bahwa sesungguhnya aku akan menemui hisab terhadap diriku. Maka orang itu berada dalam kehidupan yang diridhai, dalam surga yang tinggi, buah-buahannya dekat, kepada mereka dikatakan): “Makan dan minumlah dengan sedap disebabkan amal yang telah kamu kerjakan pada hari-hari yang telah lalu” . Adapun orang yang diberikan kepadanya kitabnya dari sebelah kirinya, maka dia berkata: “Wahai alangkah baiknya kiranya tidak diberikan kepadaku kitabku (ini). Dan aku tidak mengetahui apa hisab terhadap diriku. Wahai kiranya kematian itulah yang menyelesaikan segala sesuatu. Hartaku sekali-kali tidak memberi manfaat kepadaku. Telah hilang kekuasaanku daripadaku (Q.S al-Haaqqah:19-29).

وَأَمَّا مَنْ أُوتِيَ كِتَابَهُ وَرَاءَ ظَهْرِهِ، فَسَوْفَ يَدْعُو ثُبُورًا، وَيَصْلَى سَعِيرًا

Adapun orang-orang yang diberikan kitabnya dari belakang. maka dia akan berteriak: “Celakalah aku”. Dan dia akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka)(Q.S al-Insyiqooq:10-12)

Masa Berdirinya Makhluk pada Hari Kiamat

Hari kiamat, yang disebut dalam bahasa Arab sebagai Yaumul Qiyaamah, artinya adalah manusia ‘berdiri’ di hadapan Allah

أَلَا يَظُنُّ أُولَئِكَ أَنَّهُمْ مَبْعُوثُونَ (4) لِيَوْمٍ عَظِيمٍ (5) يَوْمَ يَقُومُ النَّاسُ لِرَبِّ الْعَالَمِينَ (6)

Tidakkah mereka ini menyangka bahwa mereka akan dibangkitkan. Pada hari yang agung. Yaitu hari pada saat manusia berdiri di hadapan Tuhan semesta alam (Q.S al-Muthoffifiin:4-6)

Pada saat itu matahari didekatkan 1 mil, sehingga manusia berkeringat sesuai amal perbuatannya di dunia. Ada yang berkeringat hingga mata kaki, ada yang hingga lutut, ada yang hingga pinggang, ada yang tergenang dengan keringatnya hingga ke mulut (H.R Muslim no 5108).

Masa berdirinya orang-orang itu adalah setengah hari akhirat yang seharinya bernilai 50 ribu tahun di dunia. Namun, bagi orang yang beriman Allah ringankan hingga kadar waktunya adalah bagaikan antara waktu menjelang tenggelam matahari hingga tenggelamnya.

يَقُومُ النَّاسُ لِرَبِّ الْعَالَمِينَ مِقْدَارَ نِصفِ يَوْمٍ مِنْ خَمْسِينَ أَلْفَ سَنَةٍ ، يُهَوِّنُ ذَلِكَ عَلَى الْمُؤْمِنينِ كَتَدَلِّي الشَّمْسِ للْغُروُبِ إِلَى أَنْ تَغْرُبَ

Manusia berdiri di (hadapan) Tuhan semesta alam kadarnya adalah setengah hari dari 50 ribu tahun. Diringankan untuk orang-orang beriman sehingga lamanya seperti menjelang tenggelamnya matahari hingga terbenam matahari (H.R Abu Ya’la, dishahihkan oleh Ibnu Hibban dan Syaikh al-Albany)