Ditulis Oleh Al Ustadz Abul faruq Ayip Syafruddin
Dalam sebuah hadits dari Abi Hurairah radhiyallahu ‘anhu dikisahkan, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mencium cucu beliau bernama Hasan bin Ali radhiyallahu ‘anhuma. Saat beliau mencium sang cucu, disisi beliau ada seorang sahabat bernama Aqra’ bin Habis radhiyallahu ‘anhu. Melihat kejadian tersebut Aqra’ lantas berucap, “Sesungguhnya saya memiliki sepuluh anak, namun tiada satu pun yang pernah saya cium.” Mendengar pernyataan Aqra’, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menatapnya seraya bersabda:
من لا يرحم لا يرحم
“Barangsiapa yang tidak menyayangi, ia tak akan disayangi (Allah Ta’ala)” [muttafaqun ‘alaih)
Kisah di atas memberi secercah sinar kemilau, betapa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah memberi teladan bagaimana menyikapi seorang hamba Allah yang masih lemah. Lemah secara fisik maupun akal. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam tunjukkan dengan penuh kasih sayang dalam bentuk mencium. Sebuah ungkapan nan agung untuk menyatakan cinta kasih terhadap anak-anak.
Sebaliknya, beliau menunjukkan sikap yang tidak suka tatkala seorang sahabat bersikap tidak peduli kepada anak-anaknya. Bentuk ketidakpedulian itu ditunjukkan dengan keengganannya mencium sang anak. Maka, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas menegur sahabat tersebut dengan memberi bimbingan dan penjelasan. Bahwa, siapa yang tak bersikap penyayang tentu ia tak akan disayang oleh Allah Ta’ala.
Membangun kepedulian terhadap anak-anak merupakan tuntunan syariat yang mulia. Bahkan dikaitkan dengan kasih sayang Allah Ta’ala. Karenanya, siapa yang mengharap kasih sayang dari Allah Ta’ala, hendaklah dirinya bersikap penuh kasih sayang kepada anak-anak.
Sekian banyak kasus kekerasan terhadap anak, tentu tak lepas dari kepribadian orang-orang disekitar yang tidak menunjukkan rahmah (kasih sayang). Maka, dengan bimbingan yang telah dicontohkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, hendaklah seorang muslim lebih mengedepankan sikap penuh perhatian dan kasih sayang kepada sang anak.
Mari kita peduli kepada anak-anak. Beri hak-hak mereka dan bimbing dengan penuh kasih sayang. Perhatian dan kasih sayang adalah nutrisi sangat penting bagi tumbuh kembang jiwa sang anak. Jauhkan anak-anak dari tindak kekerasan. Hindarkan mereka dari mencontoh perilaku kasar dan kekerasan. Celup kepribadian mereka dengan kelembutan. Wallahu ‘a’lam.