Penerjemah: Abu Utsman Kharisman
❓Pertanyaan:
السؤال: تسأل سماحتكم عن السقط هل له عقيقة أو لا، وتذكر أنه يحصل ذلك معها في الشهر الرابع والخامس أو في الثالث أحيانًا؟ جزاكم الله خيرًا
Ada pertanyaan untuk anda, yang mulia, tentang janin yang mengalami keguguran, apakah diakikahi atau tidak? Juga disebutkan bahwa hal itu terjadi pada bulan keempat, kelima, atau kadangkala ketiga. Semoga Allah membalas anda dengan kebaikan
????Jawaban Syaikh Abdul Aziz bin Abdillah bin Baz rahimahullah:
إذا كان السقط في الخامس أو ما بعده قد نفخت فيه الروح فيسمى ويعق عنه أفضل، ليس بواجب لكن الأفضل أن يعق عنه ويسمى، أما إن كان السقط في الرابع وما قبله فليس له تسمية ولا يسمى ولد ولا يصلى عليه يدفن في أي بقعة ولا يعق عنه؛ لأنه ما بعد تم خلقه ولا نفخت فيه الروح فلا يكون فرطًا، الفرط هو الذي يولد في الخامس فما بعده …. نفخ الروح فيه، فهذا يستحب أن يسمى وأن يعق عنه إذا كان ذكر يعق عنه بذبيحتين وإن كان أنثى بواحدة من الغنم، هذا هو السنة الثابتة عن النبي عليه الصلاة والسلام.
Jika janin yang gugur itu pada bulan kelima atau setelahnya dan telah ditiupkan ruh padanya, lebih utama jika ia diberi nama dan diakikahi. Namun itu tidak wajib. Lebih utama diakikahi dan diberi nama. Jika gugurnya janin pada bulan keempat maupun sebelumnya, tidak perlu diberi nama, tidak disholatkan, dikuburkan di tanah mana saja, dan tidak diakikahi. Karena saat itu belum sempurna penciptaan dan belum ditiupkan ruh padanya. Masih belum terhitung sebagai faroth. Faroth adalah yang dilahirkan pada bulan ke-5 atau setelahnya…ditiupkan padanya ruh. Dalam keadaan seperti ini disunnahkan untuk diberi nama dan diakikahi. Jika laki-laki, diakikahi dengan 2 kambing. Jika wanita, (akikah) dengan satu kambing. Ini adalah sunnah dari Nabi alaihis sholaatu wassalaam.
Sumber: https://binbaz.org.sa/fatwas/10072/%D8%AD%D9%83%D9%85-%D8%AA%D8%B3%D9%85%D9%8A%D8%A9-%D8%A7%D9%84%D8%B3%D9%82%D8%B7-%D9%88%D8%A7%D9%84%D8%B9%D9%82-%D8%B9%D9%86%D9%87