8. Hak – hak tetangga
Jauhilah menyakiti tetangga dengan ucapan atau perbuatan. Rasulullah telah memperingatkan dengan ucapan atau perbuatan. Beliau bersabda :
“ Demi Allah tidaklah beriman! Demi Allah tidaklah beriman! Demi Allah, tidak beriman! demi Allah, tidaklah beriman orang yang tetangga tidak aman dari kejahatannya” [HR Al Bukhari]
jangalah kamu melempar sampah – sampah di jalanan terlebih lagi di depan rumah tetanggamu seperti kulit pisang atau semangka dan selainya yang mengganggu orang yang lewat. berusahalah kamu menghilangkan gangguan dari jalan umum, terutama dari jalan tetangga karena Rasulullah bersabda:
“ Dan menyingkirkan gangguan dari jalan adalah shadawah “ [ Muttafaqun ‘alaih]
apabila tetanggamu terkena musibah, perhatikanlah perasaanya. Tolonglah dia dari musibahnya, dan bantulah untuk meringankan kesedihannya. Jangan keraskan volume radio, jangan biarkan keluarga dan tamu – tamu mu berbicara terlalu keras untuk menjaga ketenangan tetangga.
9. Memenuhi janji
Apabila kamu berjanji kepada seorang walaupun anak kecil, maka penuhilah janjimu sesuai dengan waktu yang telah di tentukan, dan menyempurnakan jual beli sistem ‘urbun( yaitu jual beli dengan memberikan uang muka, kalau jual beli batal maka uang tidak kembali) yaitu membayar sedikit dari harta sebagai jaminan pemenuhan dalam jual beli. Karena seorang mukmin apabila berkata jujur dan apabila berjanji ia memenuhi, dan setiap orang yang menyelisihi janjinya berarti telah bersifat dengan salah satu orang – orang munafik. berdasarkan sabda Rasulullah :
“ tanda munafik ada tiga apabila bicara ia dusta, apbila berjanji ia mengingkari dan apabila di percaya ia berkhianat “
10. Adab – adab menjenguk orang sakit
Islam telah menganjurkan untuk menjenguk orang sakit terlebih lagu apabila yang sakit adalah kerabat atau tetangga. Dan Rasulullah bersabda :
“ Sesungguhnya Allah berkata pada hari kiamat : wahai anak adam, aku sakit tetapi kamu tidak menjengukku.’ anak adam menjawab : “ wahai Rabb, bagaimana saya menjengukMu dan Engkau adalah Rabb semesta alam? Allah berfirman : ‘ Apakah kamu tidak tahu bahwa hamba-Ku fulan sakir dan kau tidak menjengungnya? tidaklah kamu tahu bahwa jika kamu menjenguknya akan mendapati-Ku di sisinya? ( HR. Muslim)
termasuk adab – adab menjenguk orang sakit
a. Hendaknya kunjunganya tersebut sebentar saja, sehingga tidak membuat lelah orang yang sakit, karena boleh jadi orang yang sakit tersebut memerlukan istirahat atau ketenangan. Kecuali apabila orang yang sakit tersebut terhibur denganmu.
b. Jangan terlalu banyak bicara di dekatnya, dan jangan kamu tanya tentang cerita sakitnya.
c. Kamu masukan dalam hatinya kegembiraan dan kebahagiaan, kamu bangkitkan rasa optimisnya untuk sehat.
d. kamu katakan kepada yang sakit, tidak apa-apa. Thohurun ( semoga bisa menghapuskan dosa), kamu doakan dengan kesembuhan. Rasulullah bersabda :
“ barang siapa yang menjenguk orang yang sakit dan belum sakaratul maut kemudian mengatakan di sisinya tujuh kalil. ( Aku memohon kepada Allah Yang Maha Agung, Rabbnya Al Arsy yang agung untuk menyembuhkanmu) kecuali Allah akan menyembuhkannya” [ Dishahihkan oleh Al Hakim dan disepakati oleh Adz Dzhabi]
11. Adab Memandang.
apabila kamu melihat seorang wanita yang safar, maka tundukanlah pandanganmu karena mata itu berzina, dan zinanya kedua mata adalah memandang apa yang di haramkan oleh Allah. inilah Rasulullah bersabda :
“ Wahai Ali, janganlah kamu mengikuti pandangan dengan pandangan, sesungguhnya pandangan yang pertama adalah boleh bagimu dan bukan bagimu yang kedua” [ HR. Ahmad dan selainya dan di hasankan oleh Al Albani dalam Shahilhul Jami’]
apabila kamu telah menikah dan kamu memandang kepada wanita yang lain yang lebih cantik dari istrimu, maka perasaanmu, jiwamu akan berubah terahadap istrimu. dan kamu akan tertimpa kegundahan dan perselisihan dengan istrimu.
dan apabila kamu belum menikah dan memandang kepada wanita asing ( bukan mahram) maka syahwatmu akan bangkit dan bisa jadi syaitan akan menggiringmu untuk melakukan perbuatan keji. oleh sebab itu Allah memerintahkan kepada kaum mukminin dalam firmannya :
قُل لِّلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوا مِنْ أَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُوا فُرُوجَهُمْ ۚ ذَٰلِكَ أَزْكَىٰ لَهُمْ ۗ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا يَصْنَعُونَ
“ Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: ‘ hendaklah meraka menahan pandanganya dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat “ [ An Nuur : 39]
dan Rasulullah bersabda :
“ tidaklah aku tinggalkan setelahku sebuah fitnah yang lebih berbahaya atas laki-laki daripada fitnahnya wanita” [ HR. Muslim]
12.Adab Nasehat
nabi telah membimbing untuk melakukan nasehat. beliau bersabda :
“ agama adalah nasehat”
dikatakan kepada beliau : ‘untuk siapa, Wahai Rasulullah? beliau menjawab :
“ Nasehat untuk Allah, untuk Kitab-Nya, untuk RasulNya dan untuk para pemimpin kaum muslimin dan kaum awamnya” [ HR. Muslim]
akan tetapi nasehat mempunyai adab – adab yang wajib diperhatikan yang kita ambil adab – adab tersebut dari guru kita Rasulullah :
a. dari Anas bin Malik ia berkata : “ ketika kami di masjid bersama Nabi, tiba-tiba datanglah seorang badui, dia berdiri dan kencing di masjid. maka para sahabat berkata : Jangan..jangan!!! maka Rasulullah bersabda : “ jangan kalian hentikan, biarkan dia. Diamkan dia sampai selesai!’ kemudian Rasulullah memanggil badui tersebut dan bersabda kepadanya : ‘ Sesunggguhnya masjid tidak boleh ada sedikitpun dari kencing ini atau kotoran. Masjid ini hanya untuk berdzikir kepada Allah, shalat, dan membaca Al Qur’an” Anas pernah berkata : “ kemudian Rasulullah meminta salah seorang di antara mereka untuk membawakan satu ember air kemudian beliau menyiramkan pelan-pelan di atas ait kencing tersebut.
b. Muslim telah meriwayatkan dari Mu’awaiyah bi Al Hakam As Sulami, ia berkata : ketika saya shalat bersama Rasulullah tiba – tiba ada seorang jama’ah yang bersin maka saya mengatakan : Yarkhamukalloh maka para jama’ah memandang saya. kemudian saya katakan : kenapa saya? apa urusan kalian melihatku? maka mereka memukulkan tangan-tangan mereka ke paha-paha. ketika mereka mendiamkan saya, saya pun diam.
Setelah Rasulullah selesai shalat, maka demi bapak dan ibuku sebagai tebusannya, tidak pernah saya melihat pengajar sebelum dan sesudahnya yang pengarjaranya lebih baik daripada beliau. Demi Allah beliau tidak membentak saya, tidak memukul saya dan tidak pula mencela saya. beliau bersabda :
“ sesungguhnya shalat tidak boleh di dalamnya berbicara kepada manusia. shalat itu hanyalah tasbih, takbit, dan bacaan Al Qur’an “ [HR. Muslim]
(diambil dari buku Kiat Sukses Mendidik Anak, Pustaka Al Haura)