asy-Syaikh ‘Abdullah azh-Zhafiri
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, yang artinya ;
“Sungguh Kami telah mengutus pada setiap umat seorang rasul, (menyerukan) beribadahlah kalian kepada Allah dan jauhilah thagut.”
Pada ayat ini ada beberapa faidah,
Sesungguhnya Allah ketika menciptakan makhluk dan memerintahkan mereka untuk mentaati-Nya, tidaklah membiarkan mereka begitu saja, namun Allah mengutus kepada mereka para rasul.Bahwa tidak satu umatpun kecuali pasti Allah mengutus rasul pada mereka. Ini termasuk di antara kesempurnaan rahmat Allah dan kesempurnaan hikmah-Nya, serta keterpujian-Nya.
Bahwa dakwah para nabi dan rasul adalah DAKWAH KEPADA TAUHID ULUHIYYAH, bukan kepada tauhid rububiyyah, karena masalah itu (tauhid rububiyyah) sudah diakui oleh makhluk.Bahwa ibadah itu adalah tauhid. Tauhid adalah Islam, Islam adalah Tauhid. Tidak akan terwujud agama seseorang kecuali dengan dua hal : mentauhidkan Allah Ta’ala, dan mengkufuri thaghut.
Pada ayat ini terdapat tafsir untuk firman Allah Ta’ala : “Maka barangsiapa yang mengingkari thaghut dan beriman kepada Allah maka sungguh dia telah berpegang teguh dengan buhul tali yang sangat kuat yang tidak akan terlepas.”
Thaghut adalah setiap yang diibadahi selain Allah dalam keadaan ridha. Atau, thaghut adalah sesuatu yang dengannya seorang hamba melampaui batasannya (sebagai seorang hamba). Baik berupa sesuatu yang diibadahi, atau diikuti, atau ditaati.
Barangsiapa yang meninggalkan “dakwah kepada tauhid dan tahdzir dari syirik”, maka dia telah menyelisihi dakwahnya para nabi dan rasul.
diterjemahkan oleh
WhatsApp Miratsul Anbiya Indonesia