PENJELASAN SYARHUSSUNNAH LIL MUZANI (BAG 20)

PENJELASAN SYARHUSSUNNAH LIL MUZANI (BAG 20)

Beritahu yang lain

Share on twitter
Share on telegram
Share on whatsapp

Ditulis Oleh Al Ustadz Abu Utsman Kharisman

TIDAK MEMBICARAKAN PERSELISIHANYANG TERJADI DI ANTARA PARA SAHABAT NABI

Al-Muzani rahimahullah menyatakan:

وَيُقَالُ بِفَضْلِهِمْ وَيُذْكَرُوْنَ بِمَحَاسِنِ أَفْعَالِهِمْ وَنُمْسِكُ عَنِ الْخَوْضِ فِيْمَا شَجَرَ بَيْنَهُمْ فَهُمْ خِيَارُ أَهْلِ اْلأَرْضِ بَعْدَ نَبِيِّهِمْ ارْتَضَاهُمُ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ لِنَبِيِّهِ وَخَلَقَهُمْ أَنْصَارًا لِدِيْنِهِ فَهُمْ أَئِمَةُ الدِّيْنِ وَأَعْلاَمُ الْمُسْلِمِيْنَ فَ رَحْمَةُ اللهِ عَلَيْهِمْ أَجْمَعِيْنَ

Disebutkan keutamaan mereka (para Sahabat Nabi), disebutkan kebaikan-kebaikan perbuatan mereka. Kita menahan diri dari membicarakan perselisihan di antara mereka. Mereka adalah penghuni bumi terbaik setelah Nabi mereka. Allah jadikan Nabi mereka ridha kepada mereka. Allah ciptakan mereka sebagai penolong untuk agamaNya. Mereka adalah para pemimpin agama, dan pemimpin kaum muslimin. Semoga rahmat Allah (tercurah) untuk mereka seluruhnya

PENJELASAN:

Sebagian besar penjelasan tentang keutamaan Sahabat Nabi telah disampaikan pada bab sebelumnya. Pada bagian ini beberapa hal yang akan dijelaskan adalah:

  1. Menahan diri dari membicarakan perselisihan di antara mereka.
  2. Para Sahabat Nabi adalah penghuni bumi terbaik setelah Nabi

Menahan Diri dari Membicarakan Perselisihan di antara para Sahabat Nabi

Al-Muzani menyatakan: Kita menahan diri dari membicarakan perselisihan di antara mereka

Janganlah membicarakan tentang para Sahabat Nabi kecuali kebaikan. Janganlah membicarakan perselisihan di antara mereka dengan tujuan untuk menjelek-jelekkan salah satu pihak. Itulah yang dituntunkan oleh Nabi dalam sabdanya:

إِذَا ذُكِرَ أَصْحَابِي فَأَمْسِكُوا

Jika disebut tentang para Sahabatku, maka tahanlah (H.R atThobarony, dishahihkan Syaikh al-Albany)

Umar bin Abdil ‘Aziz pernah ditanya tentang perselisihan yang terjadi di antara para Sahabat. Beliau menjawab:

تلك دماء طهَّرالله منها سيوفنا ، فلا نخضِّب بها ألسنتنا

Itu adalah darah-darah yang pedang-pedang kita disucikan Allah darinya, maka janganlah kita warnai lisan-lisan kita dengannya (al-Bahrul Muhiith karya az-Zarkasyi (6/187))

Maksud dari ucapan Umar bin Abdul Aziz tersebut adalah: kalau kita sudah tidak terlibat secara langsung dalam perselisihan itu, mengapa kita biarkan lisan kita membicarakan tentang mereka. Itu tidak ada manfaatnya.

Jika ada yang bertanya: Apakah para Sahabat yang berselisih dan berperang itu tidak termasuk dalam hadits Nabi: Jika dua orang muslim bertemu dengan pedang masing-masing, maka pembunuh dan yang dibunuh masuk neraka?

Al-Imam anNawawiy menjelaskan bahwa perang yang terjadi di antara para Sahabat Nabi tidaklah masuk dalam hadits tersebut karena masing-masing pihak bukan berperang karena fanatisme kesukuan atau kepentingan duniawi. Masing-masing pihak berijtihad dan melakukan penakwilan. Maka tidak ada yang berdosa karena mereka adalah orang-orang yang berhak untuk berijtihad.

Beliau menyatakan:

أن الدماء التى جرت بين الصحابة رضى الله عنهم ليست بداخلة فى هذا الوعيد ومذهب أهل السنة والحق إحسان الظن بهم والامساك عما شجر بينهم وتأويل قتالهم وأنهم مجتهدون متأولون لم يقصدوا معصية ولامحض الدنيا بل اعتقد كل فريق أنه المحق ومخالفة باغ فوجب عليه قتاله ليرجع إلى أمر الله وكان بعضهم مصيبا وبعضهم مخطئا معذورا فى الخطأ لأنه لاجتهاد والمجتهد إذا أخطأ لا إثم عليه

Sesungguhnya darah (yang tertumpah) di antara para Sahabat (Nabi) radhiyallahu anhum tidaklah masuk dalam ancaman ini. Madzhab Ahlussunnah dan kebenaran adalah berbaik sangka kepada mereka dan menahan diri (untuk membicarakan) perselisihan di antara mereka, dan menakwilkan peperangan (di antara) mereka adalah karena mereka berijtihad dan melakukan pentakwilan, tidaklah bermaksud untuk melakukan kemaksiatan atau kepentingan duniawi. Bahkan tiap pihak berpendapat bahwa mereka yang benar sedangkan pihak lain adalah bughot yang wajib diperangi hingga kembali kepada perintah Allah. Di antara mereka ada yang benar, sebagian lagi salah dan mendapatkan udzur karena dia berijtihad. Orang yang berijtihad jika salah tidak ada dosa baginya (Syarhun Nawawi ala Shahih Muslim (18/11))

Para Sahabat Nabi adalah Penghuni Bumi Terbaik setelah Nabi

Al-Muzani menyatakan: Mereka adalah penghuni bumi terbaik setelah Nabi mereka. Allah jadikan Nabi mereka ridha kepada mereka.

Para Sahabat Nabi adalah manusia terbaik setelah Nabi. Maka kelirulah orang yang terlalu mengedepankan orang-orang lain yang hidup sepeninggal para Sahabat Nabi di atas mereka dalam hal keutamaan.