بسم الله الرحمن الرحيم
لِإِيلَافِ قُرَيْشٍ
إِيلَافِهِمْ رِحْلَةَ الشِّتَاءِ وَالصَّيْفِ
فَلْيَعْبُدُوا رَبَّ هَٰذَا الْبَيْتِ
الَّذِي أَطْعَمَهُم مِّن جُوعٍ وَآمَنَهُم مِّنْ خَوْفٍ
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
1. Karena kesenangan orang – orang Quraisy.
2. (yaitu) kesenangan mereka bepergian pada musim dingin dan musim panas,
3. Maka hendaklah mereka menyembah Rabb Pemilik Rumah ini ( Ka’bah).
4. Yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari ketakutan.
Dinamakan surat Al Quraisy karena dengan kaum Qurasiy yang di sebutkan di awal surat, untuk mengingatkan mereka akan segala nikmat Allah Subhanahuwata’ala pada mereka
لِإِيلَافِ قُرَيْشٍ
“ karena kesenangan orang-orang Quraisy “
Keduanya mengandung, penyebutan nikmat dari sekian banyak nikmat Allah Ta’ala atas penduduk Mekkah. Pada surat ini menyebutkan nikmat yang lain yaitu terpenuhinya semua kebutuhan dan berbagai keperluan mereka hingga memungkinkan mereka melakukan perjalanan pada musim panas dan dingin dalam rangka berdagang dan mendapatkan bahan makanan.
Karena begitu eratnya hubungan kedua surat, maka Ubay bin Ka’ab mengagapnya satu surat hingga diriwayatkan darinya bahwa dia tidak memisahkan antara keduanya dengan basmallah.
Sebab turunnya surat.
Al hakim mengeluarkan sebuah hadist, demikian pula Al Baihaqy mengerluarkannya dari Al Hakim pada kitab Khilafiyyat dari Ummu Hani binti Abu Thalib, ia berkata :
Rasul bersabda : “ Allah mengutamakan Qurasiy dengan tujuh hal ( lalu beliau menyebutkan hadist tersebut secara lengkap, diantaranya) turun surat yang tidak di sebutkan pada seorang selain mereka.”
Makna Kosa Kata
لِإِيلَافِ قُرَيْشٍ
Dikatakan “alifasy-syai iilaafan” artinya terus menerus berada bersamanya dengan senang tanpa meninggalkanya ( karena kesenangan orang Quraisy)
قُرَيْشٍ
“ Quraisy”
Sebuah nama bagi kabillah-kabillah Arab keturunan Nahdri bin Kinanah.
مْ رِحْلَ
“ berpergian “
“irtihaalul-qaum” Artinya mereka mengikat kuat kelana untuk berangkat.
أَطْعَمَهُم
“ memberi makan pada mereka”
Meluaskan rizki mereka dan menyediakan bagi mereka jalan rezeki.
آمَنَهُم
“mengamankan mereka”
Menjadikan mereka berada dalam keamanan dari tindakan penganiyaan dan perampasan terhadap harta dan jiwa mereka.
Keutamaan surat ini
Al Hakim mengeluarkan sebuah hadist dan Al Baihaqy mengeluarkannya dari Al Hakim pada kitab Khilafiyyat dari Ummu Hani binti Abu Thalib, ia berkata : Rasul shollallaahu ‘alaihi wasallam bersabda :
“ Allah Subhanahuwata’ala mengutamakan Quraisy dengan tujuh hal : saya berasal dari mereka, kenabian ada pada mereka, mahkamah ( pemberi keputusan ) dan pemberi minum ( bagi jama’ah haji ) adalah dari mereka, Allah Ta’ala menolong mereka atas pasukan gajah, meraka menyembah Allah Subhanahuwata’ala sepuluh tahun ( saat mana ) tidak ada yang menyembah Allah selain mereka, Allah menurunkan sebuah surat dalam Al Qur’an tentang mereka. Lalu Rasulullah shollallaahu ‘alaihi wasallam membaca “ Li iilaafi Qurasiyin….dan seterusnya.”
Imam Ibnu Katsir menyatakan hadist ini gharib ( hanya diriwayatkan oleh satu perawi dengan lafazh seperti ini )
Makna secara global
Banyak Ahli tafsir mengatakan sesungguhnya jar-majrur di awal surat Al Quraisy adalah muta’aliq ( berhubungan) dengan surat sebelumnya. Artinya : “ kami telah melaksanakan apa yang Kami lakukan terhadap tentara bergajah untuk Quraisy, agar mereka mendapatkan : keamanan, kebutuhan, dan kestabilan perjalanan mereka ke Yaman pada musim dingin dan ke Syam pada musim panas untuk berdagang dan mencari mata pencaharian.”
Lalu Allah membinasakan orang-orang yang hendak berbuat keburukan terhadap mereka dan mengagungkan tanah Al Haram serta penduduknya di hati bangsa Arab, sehingga bangsa Arab menghormati mereka dan tidak menghalanginya dalam perjalanan kemanapun yang mereka inginkan.
Oleh sebab itu Allah memerintahkan mereka untuk bersyukur dia berfirman :
فَلْيَعْبُدُوا رَبَّ هَٰذَا الْبَيْتِ
( maka hendaklah mereka menyembah Rabb pemilik Rumah ini ( Ka’bah ) artinya hendaknya mereka mengesakan Nya dan mengikhlaskan ibadah untukNya :
الَّذِي أَطْعَمَهُم مِّن جُوعٍ وَآمَنَهُم مِّنْ خَوْفٍ
( yang telah memberikan makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari ketakutan )
Rezeki yang lapang dan keamanan adalah nikmat dunia terbesar yang mengharuskan untuk bersyukur kepada Allah Subhanahuwata’ala. Ya Allah bagiMulah segala pujian dan rasa syukur atas segala nikmatMu baik yang lahir maupun yang bathin.
Allah menghubungkan secara khusus ketuhanannYa dengan “ Rumah itu ( Ka’bah )”, dengan sebab keutamaan dan kemuliaanya walau sebenarnya dia adalah Rabb segala sesuatu.
وَآمَنَهُم مِّنْ خَوْفٍ
“ dan mengamankan meraka dari ketakutan “
Artinya mengaruniakan meraka keamanan dan kestabilan, maka seharusnya mereka mentauhidkan Allah Ta’ala dalam beribadah tanpa mempersekutukanNya dan tidak menyembah selainNya.
Berkata Imam Ibnu Katshir : “ oleh sebab itu barang siapa yang merespon urusan ini, maka Allah akan mengumpulkan keamanan dunia dan akherat baginya. Sedang siapa yang bermaksiat kepadaNya maka Dia akan mencabut kedua hal itu darinya. Sebagai mana firman Allah Ta’ala :
وَضَرَبَ اللَّهُ مَثَلًا قَرْيَةً كَانَتْ آمِنَةً مُّطْمَئِنَّةً يَأْتِيهَا رِزْقُهَا رَغَدًا مِّن كُلِّ مَكَانٍ فَكَفَرَتْ بِأَنْعُمِ اللَّهِ فَأَذَاقَهَا اللَّهُ لِبَاسَ الْجُوعِ وَالْخَوْفِ بِمَا كَانُوا يَصْنَعُونَ
وَلَقَدْ جَاءَهُمْ رَسُولٌ مِّنْهُمْ فَكَذَّبُوهُ فَأَخَذَهُمُ الْعَذَابُ وَهُمْ ظَالِمُونَ
“ dan Allah membuat perumpamaan dengan sebuah kampung yang dulunya aman dan tentram, didatanginya ileh rezkinya secara lapang dari segala tempat. Lalu mereka kufur dengan karunia Allah, maka Allah membuat mereka sebagian lapar dan takut sebab apa yang telah mereka perbuat. Sungguh telah datang kepada mereka seorang Rasul dari mereka sendiri, lalu mereka mendustakannya maka Allah memberikan meraka azab sedang mereka dalam keadaan zholim”
( Al Nahl : 112-113)
Faedah dalam surat ini
1. memperlihatkan pengaturan, hikmah dan rahmat Allah ,Maha Suci Rabb Yang Maha Bijaksana dan Maha Penyayang.
2. Penjelasan tentang keutamaan yang Allah berikan kepada kaum Quraisy dan nikmatNya pada mereka dengan membinasakan tentara gajah dan menghalanginya masuk ke Mekkah serta keamanan dan keluasan rezki bagi kaum Quraisy. Semua nikmat itu menuntun mereka untuk bersyukur kepada Sang Pemberi nikmat, yaitu Allah.
3. Kewajiban beribadah kepada Allah saja dan meninggalkan ibadah kepada selain-NYa
4. Kewajiban mensyukuri nikmat dengan cara memuji Allah dan membelanjakan di jalan yang dia Ridhai.
5. Pemberian Allah berupa makanan untuk mengilangkan lapar dan keamanan dari ketakutan, yang keduanya adalah poros kehidupan.
(diambil dari buku Ad Durusil Muhimmah Li Ammatil Ummah, Cahaya Tauhid Pres)