You are currently viewing KAJIAN ARBAIN ANNAWAWIYYAH HADITS KE-38: BARANGSIAPA MEMUSUHI WALI ALLAH, ALLAH UMUMKAN PERANG TERHADAPNYA (Bag ke-2-selesai)

KAJIAN ARBAIN ANNAWAWIYYAH HADITS KE-38: BARANGSIAPA MEMUSUHI WALI ALLAH, ALLAH UMUMKAN PERANG TERHADAPNYA (Bag ke-2-selesai)

  • Post author:
  • Post category:Hadist

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم: إِنَّ اللهَ تَعَالَى قَالَ: مَنْ عَادَى لِي وَلِيًّا فَقَدْ آذَنْتُهُ بِالْحَرْبِ، وَمَا تَقَرَّبَ إِلَيَّ عَبْدِي بِشَيْءٍ أَحَبَّ إِلَيَّ مِمَّا افْتَرَضْتُهُ عَلَيْهِ، وَلاَ يَزَالُ عَبْدِي يَتَقَرَّبُ إِلَيَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ، فَإِذَا أَحْبَبْتُهُ كُنْتُ سَمْعَهُ الَّذِي يَسْمَعُ بِهِ وَبَصَرَهُ الَّذِي يُبْصِرُ بِهِ، وَيَدَهُ الَّتِي يَبْطِشُ بِهَا، وَرِجْلَهُ الَّتِي يَمْشِي بِهَا، وَلَئِنْ سَأَلَنِي لأُعْطِيَنَّهُ، وَلَئِنِ اسْتَعَاذَنِي لأُعِيْذَنَّهُ [رواه البخاري]

Dari Abu Hurairah –semoga Allah meridhainya- ia berkata: Rasulullah shollallahu alaihi wasallam bersabda: Sesungguhnya Allah Ta’ala berfirman: Barangsiapa yang memusuhi wali-Ku, Aku umumkan perang terhadapnya. Tidaklah hambaKu mendekatkan diri kepadaKu dengan sesuatu yang lebih Aku cintai dibandingkan ia melakukan hal yang Aku wajibkan terhadapnya. HambaKu senantiasa mendekatkan diri kepadaKu dengan amalan-amalan sunnah (nafilah) kecuali Aku mencintainya. Jika Aku mencintainya, Aku adalah (yang menolong) pendengarannya saat ia mendengar, penglihatannya saat ia melihat, tangannya saat ia memukul, dan kakinya saat ia melangkah. Jika ia meminta kepadaKu, sungguh Aku akan memberikannya. Jika ia memohon perlindungan kepadaKu, Aku akan melindunginya (H.R al-Bukhari)

✅Memperbanyak Amalan Sunnah (Nafilah) Mendatangkan Kecintaan Allah

Jika seseorang telah menunaikan kewajiban-kewajiban dan meninggalkan hal-hal yang diharamkan, kemudian ia bersemangat menambah dengan amalan-amalan nafilah (sunnah), Allah akan mencintainya. Sebagaimana disebutkan dalam hadits ini:

وَلاَ يَزَالُ عَبْدِي يَتَقَرَّبُ إِلَيَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ

HambaKu senantiasa mendekatkan diri kepadaKu dengan amalan-amalan sunnah (nafilah) kecuali Aku mencintainya.

Bersemangatlah untuk melakukan berbagai amalan sunnah (nafilah) yang diajarkan Nabi shollallahu alaihi wasallam.

Salah satu amalan sunnah (nafilah) yang paling utama menurut al-Imam asy-Syafi’i rahimahullah adalah menuntut ilmu.

Al-Imam asy-Syafii rahimahullah menyatakan:

طَلَبُ الْعِلْمِ أَفْضَلُ مِنْ صَلاةِ النَّافِلَةِ

Menuntut ilmu lebih utama dibandingkan sholat nafilah (sunnah)(riwayat al-Khothib dalam Syarafu Ash-haabil Hadits, Abu Nuaim dalam Hilyatul Awliyaa’)

✅Keadaan Orang yang Dicintai oleh Allah

Orang yang dicintai oleh Allah akan mendapatkan taufiq dan pertolongan dari Allah pada pendengaran, penglihatan, gerak tangan, maupun langkah kakinya.

فَإِذَا أَحْبَبْتُهُ كُنْتُ سَمْعَهُ الَّذِي يَسْمَعُ بِهِ وَبَصَرَهُ الَّذِي يُبْصِرُ بِهِ، وَيَدَهُ الَّتِي يَبْطِشُ بِهَا، وَرِجْلَهُ الَّتِي يَمْشِي بِهَا

Jika Aku mencintainya, Aku (menolong) pendengarannya, penglihatannya, gerakan tangannya, dan kaki yang dilangkahkannya

Ada 2 pendapat Ulama yang dinukil oleh al-Baghowiy tentang makna kalimat dalam hadits ini:

Pendapat pertama: Allah bersegera memenuhi kebutuhan orang itu dalam pendengaran, penglihatan, sentuhan tangan, dan langkah kaki. Ini pendapat Abu Utsman al-Hayriy.

Pendapat kedua: Allah akan memberikan taufiq dan kemudahan untuk melakukan amalan-amalan dengan anggota-anggota tubuh itu pada hal-hal yang Allah sukai. Allah juga menjaganya dari hal-hal yang dibenci Allah. Ini pendapat Abu Sulaiman al-Khoththobiy
(Syarhus Sunnah lil Baghowiy (5/20)).

Dalam hadits ini juga menunjukkan bahwa orang yang Allah cintai, jika meminta kepada Allah, akan diberi oleh Allah. Jika orang itu meminta perlindungan kepada Allah, Allah akan lindungi dia.

وَلَئِنْ سَأَلَنِي لأُعْطِيَنَّهُ، وَلَئِنِ اسْتَعَاذَنِي لأُعِيْذَنَّهُ

Jika ia meminta kepadaKu, sungguh Aku akan memberikannya. Jika ia memohon perlindungan kepadaKu, Aku akan melindunginya

Di dalam al-Quran, Allah Ta’ala juga menyebutkan ciri-ciri orang-orang yang Allah cintai dan mereka pun mencintai Allah, yaitu:

  1. Bersikap lembut, kasih sayang, dan tawadhu’ terhadap kaum beriman.
  2. Keras terhadap orang-orang kafir.
  3. Berjihad di jalan Allah.
  4. Tidak peduli celaan orang, selama ia berada di jalan Allah.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا مَنْ يَرْتَدَّ مِنْكُمْ عَنْ دِينِهِ فَسَوْفَ يَأْتِي اللَّهُ بِقَوْمٍ يُحِبُّهُمْ وَيُحِبُّونَهُ أَذِلَّةٍ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ أَعِزَّةٍ عَلَى الْكَافِرِينَ يُجَاهِدُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَلَا يَخَافُونَ لَوْمَةَ لَائِمٍ ذَلِكَ فَضْلُ اللَّهِ يُؤْتِيهِ مَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ

Wahai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kalian yang murtad dari agamanya, Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan mereka pun mencintai Allah. Mereka itu berkasih sayang terhadap orang-orang beriman, bersikap keras terhadap orang-orang kafir. Mereka berjihad di jalan Allah dan tidak takut akan celaan para pencela. Itu adalah karunia Allah yang Allah berikan kepada siapa yang dikehendakiNya. Dan Allah Maha Luas lagi Maha Mengetahui (Q.S al-Maaidah ayat 54)

(dikutip dari naskah buku “42 HADITS PANDUAN HIDUP MUSLIM (Syarh Arbain anNawawiyyah)”, Abu Utsman Kharisman)