You are currently viewing FATWA SYAIKH IBN UTSAIMIN TENTANG MEMBAYAR HUTANG DENGAN NOMINAL LEBIH DARI YANG DIPINJAM

FATWA SYAIKH IBN UTSAIMIN TENTANG MEMBAYAR HUTANG DENGAN NOMINAL LEBIH DARI YANG DIPINJAM

di tulis oleh al ustadz Abu Utsman Kharisman

*Pertanyaan:*

فضيلة الشيخ! إذا أخذت من إنسان مثلاً خمسمائة ريال سلفاً، فبعد مدة أرجعتها له ستمائة ريال من نفسي أنا زدت له مائة ريال وهو ما طلب مني هذا، هل يدخل في الربا أو ما يدخل في الربا؟

Fadhilatus Syaikh, jika misalkan aku meminjam (uang) 500 riyal, kemudian setelah beberapa waktu berlalu aku membayar hutang dengan sejumlah 600 riyal, aku tambah sendiri. Aku menambahkan 100 riyal padahal orang yang meminjamkan itu tidak memintaku tambahan itu. Apakah ini termasuk riba atau tidak?

*Jawaban Syaikh Muhammad bin Sholih al-Utsaimin rahimahullah:*

نقول: ليس من الربا؛ لأن الرسول عليه الصلاة والسلام قال: ( خيركم أحسنكم قضاءً ) وكما أنه يجوز أن أعطيه أحسن مما استقرضتُ منه في الوصف فكذلك أزيَد في العدد ولا فرق، يعني لو أنك استسلفتَ منه صاع أرز من الأرز الوسط، ثم أعطيتَه صاع أرز من الأرز الجيد، يجوز أو لا؟ يجوز.
إذاً: لو أعطيته صاعاً ونصف ما هناك مانع، بشرط ألا يكون مشروطاً عند القرض، فإن كان مشروطاً عند القرض، فلا يجوز.

Kita katakan: Bukan termasuk riba. Karena Rasulullah shollallahu alaihi wasallam bersabda: Sebaik-baik kalian adalah yang terbaik dalam membayar hutang. Sebagaimana boleh membayar hutang dengan sesuatu yang sifatnya lebih baik, demikian juga boleh menambah dalam jumlahnya. Tidak ada perbedaan. Misalkan jika engkau meminjam satu sho’ beras kualitas pertengahan, kemudian engkau ganti dengan satu sho’ beras kualitas baik. Apakah ini boleh? Boleh. Karena itu, jika engkau memberikan 1,5 sho’ (ada tambahan), hal itu tidak terlarang. Dengan syarat, tidak ada persyaratan ketika peminjaman. (Sang peminjam tidak mempersyaratkan harus dibayar dengan tambahan saat akad peminjaman, pent). Jika ada persyaratan saat (akad) peminjaman, ini tidak boleh (Liqo’ al-Bab al-Maftuh (136/12))