Tidak ada satu hadits pun yang sah tentang keutamaan Ibadah pada malam Nishfu Sya’ban. Di antara yang diriwayatkan dalam masalah ini, hadits:
“Apabila telah tiba malam Nishfu Sya’ban, maka tegakkanlah Qiyamullail pada malam harinya, dan berpuasalah pada siang harinya. Sesungguhnya Allah turun pada malam tersebut, sejak tenggelam matahari ke langit dunia.” Diriwayatkan oleh Ibnu Majah (1407).
Ibnu Rajab dalam “Latha’if al-Ma’arif” (198) berkata tentang hadits tersebut, “Sanadnya dha’if (lemah).”
al-Albani dalam Sunan Ibni Majah berkata, “Dha’if (lemah) atau maudhu’ (palsu).
~~~~
al-Imam Ibnul Qayyim dalam “al-Manar al-Munif” (90) berkata,
“Hadits:
Wahai ‘Ali, barangsiapa yang shalat pada malam Nishfu Sya’ban 100 raka’at dengan seribu bacaan ‘Qul Huwallahu Ahad’ maka akan Allah penuhi hajatnya.”
dan Hadits:
“Barangsiapa membaca pada malam Nishfu Sya’ban seribu kali ‘Qul Huwallahu Ahad’, maka Allah utus padanya seratus malaikat untuk memberinya kabar gembira.”
dan hadits-hadits lainnya yang tidak ada satu pun darinya yang shahih. Yang aneh adalah orang-orang yang mencium aroma ilmu dan sunnah (yakni dia mengerti ilmu dan hadits, pen) namun dia tertipu dengan kepalsuan-kepalsuan seperti itu dan terjerumus padanya.” – sekian ucapan Ibnul Qayyim –
Faidah dari Asy-Syaikh Badr bin Muhammad al-Badr al-‘Anazi hafizhahullah
wa miratsul anbiya