Aqidah Shahihah Dari Kitab Al Ushul Ats Tsalatsah

Aqidah Shahihah Dari Kitab Al Ushul Ats Tsalatsah

Beritahu yang lain

Share on twitter
Share on telegram
Share on whatsapp

قال المؤلِّف رحمه الله تعالى:

“اعْلمْ!”

 Berkata Penulis_rahimahullah Ta’ala:

“Ketahuilah! …”

Penjelasan:

 Perkataan Penulis_rahimahullah:

[ اعلمْ ]

 Kalimat (اعْلمْ) berasal dari kalimat (الْعِلْمُ), hal ini menunjukan bahwa agama Islam dan syariat-syariatnya adalah ilmu dengan hujjah dan bayan (penjelasan), bukan dengan dugaan dan bukan pula dengan perasaan atau akal-akalan.

Demikian pula apa yang akan disampaikan oleh Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab_rahimahullah dalam kitab ini berupa ilmu Aqidah Shahihah dengan hujjah dan bayan yang bersumber dari Al Quran dan As Sunnah, bukan berasal dari rekaan, akal atau perasaan beliau.

Berkata Syaikh Hafizh Hakamy: “Kalimat ini (اعْلمْ) didatangkan (diawal pembicaraan) untuk menggugah perhatian dan (memberikan) motivasi untuk menghayati apa yang (disampaikan) setelahnya.”

 Oleh karena itu Allah Ta’ala dalam Al Quran memulai dengan kalimat ini dalam perkara-perkara yang agung dan perkara-perkara yang penting, agar hamba-hambaNya memperhatikan daan menghayati ayat-ayat tersebut, diantaranya:

{فَاعْلَمْ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَاسْتَغْفِرْ لِذَنْبِكَ وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مُتَقَلَّبَكُمْ وَمَثْوَاكُمْ}

“Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Ilah (sesembahan yang berhak disembah) selain Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan. Dan Allah mengetahui tempat kamu berusaha dan tempat kamu tinggal..” [QS. Muhammad: 19]

{اعْلَمُوا أَنَّمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَلَهْوٌ وَزِينَةٌ وَتَفَاخُرٌ بَيْنَكُمْ وَتَكَاثُرٌ فِي الْأَمْوَالِ وَالْأَوْلَادِ كَمَثَلِ غَيْثٍ أَعْجَبَ الْكُفَّارَ نَبَاتُهُ ثُمَّ يَهِيجُ فَتَرَاهُ مُصْفَرًّا ثُمَّ يَكُونُ حُطَامًا وَفِي الْآخِرَةِ عَذَابٌ شَدِيدٌ وَمَغْفِرَةٌ مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانٌ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ}

“Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah- megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.” [QS. Al Hadid: 20]

 Oleh karena itu, sepantasnya seorang da’i dan juga para pelajar ketika akan berbicara suatu perkara yang penting untuk memulai diawal pembicaraannya dengan menggunakan ibarat-ibarat yang dapat menggugah perhatian manusia yang diajak bicara, agar mereka konsentrasi dan menghayati apa yang disampaikan. Karena pendengar butuh ibarat-ibarat yang dapat menggerakan konsentrasinya sehingga menjadi benar-benar perhatian dalam mendengarkan pembicaraan.

 Hal ini juga telah dicontohkan Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam, ketika berkata dengan para shahabat_radhiyallahu ‘anhum, diantaranya:

«أَلَا أُنَبِّئُكُمْ بِأَكْبَرِ الْكَبَائِرِ؟»

“Maukah kalian untuk aku beritahukan tentang dosa-dosa terbesar?” [Muttafaqun ‘Alaihi, dari shahabat Anas]

«أَتَدْرُونَ مَاذَا قَالَ رَبُّكُمْ؟»

“Tahukah kalian apa yang sudah difirmankan oleh Rabb kalian?” [HR. Al Bukhary-Muslim, dari shahabat Zaid bin Khalid Al Juhany ]

«أَتَدْرُونَ مَا الْغِيبَةُ؟»

“Tahukah kamu, apakah ghibah itu?” [HR. Muslim, dari shahabat Abu Hurairah]

 Sekali lagi, maksud dari ini semua adalah adalah agar para pendengar bersiap-siap untuk memperhatikan apa yang akan disampaikan dan menghayatinya, sehingga tidak melamun pikirannya kepada perkara yang lain.

Ini semua termasuk dalam bab memimilih kalimat-kalimat yang tepat ketika mengawali suatu pembicaraan.

Wallahu a’lam bish shawab!

وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم

[✏ ditulis oleh Abu ‘Ubaidah Iqbal bin Damiri Al Jawi, 29 Rabi’ul Awwal 1435/ 30 Januari 2014_di Daarul Hadits_Al Fiyusy_Harasahallah be]

Sumber dari WSI