Asy Syaikh Shalih Al-Fauzan Hafizhahullah
Pertanyaan: Terulang-ulang di lisan sebagian manusia, “Si fulan salafi dan si fulan bukan safali.” Apa yang diinginkan dengan madzhab salafi? Siapa tokoh yang paling menonjol dari kalangan ulama kaum muslimin yang menyeru ke jalan tersebut? Apa boleh menamai mereka dengan Ahli Sunnah Wal Jama’ah atau al-Firqatun an-Najiyah? Lalu bukankah ini termasuk tazkiyah (penyucian) terhadap diri sendiri?
Jawaban:
Maksud madzhab salafi adalah apa yang dijalani oleh salaf umat ini dari kalangan shahabat, tabi’in, para imam yang diperhitungkan, yang memiliki akidah yang benar, manhaj yang selamat, iman yang benar, serta berpegang dengan islam baik dalam bidang akidah, syariat, adab maupun jalan hidup. Berbeda halnya dengan keadaan ahli bid’ah, orang-orang yang menyimpang dan ahli khurafat.
Di antara tokoh yang paling menonjol yang mendakwahkan madzhab salaf ini adalah al-aimmah al-arba’ah (Imam Malik, Asy-Syafii, Ahmad, dan Abu Hanifah, pen), syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dan muridnya (Ibnul Qayyim, pen), asy-Syaikh Muhammad bin AbdulWahhab dan murid-muridnya, dan selain mereka dari setiap mushlih (orang yang memperbaiki umat ini, pen) dan mujaddid (pembaharu agama ini, pen). Tidak ada satu zaman yang kosong dari orang yang menegakkan agama Allah dengan hujjah.
Boleh menamai mereka dengan Ahli Sunnah Wal Jama’ah, sebagai pembeda antara mereka dan para pengikut madzhab-madzhab yang menyimpang. Ini bukan termasuk tazkiyatun nafs. Ini hanyalah sebagai pembeda antara ahli hak dan ahli batil.
Sumber:
إرشاد الخِلَّان إلى فتاوى الفوزان س: 464 (1 359-360)
Irsyad Al-Khillan ilaa Fatawa al-Fauzan, soal: 464 (1/359-360)
Alih bahasa:
Abu Bakar Jombang
Thalib Darul Hadits Fiyusy
Senin, 13 Rajab 1435 H
forumsalafy.net