Ditulis Oleh Ustadz Abu Utsman Kharisman
(Syarh Hadits ke-10 Arbain anNawawiyyah)
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّ اللَّهَ طَيِّبٌ لَا يَقْبَلُ إِلَّا طَيِّبًا وَإِنَّ اللَّهَ أَمَرَ الْمُؤْمِنِينَ بِمَا أَمَرَ بِهِ الْمُرْسَلِينَ فَقَالَ { يَا أَيُّهَا الرُّسُلُ كُلُوا مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَاعْمَلُوا صَالِحًا إِنِّي بِمَا تَعْمَلُونَ عَلِيمٌ } وَقَالَ { يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ } ثُمَّ ذَكَرَ الرَّجُلَ يُطِيلُ السَّفَرَ أَشْعَثَ أَغْبَرَ يَمُدُّ يَدَيْهِ إِلَى السَّمَاءِ يَا رَبِّ يَا رَبِّ وَمَطْعَمُهُ حَرَامٌ وَمَشْرَبُهُ حَرَامٌ وَمَلْبَسُهُ حَرَامٌ وَغُذِيَ بِالْحَرَامِ فَأَنَّى يُسْتَجَابُ لِذَلِكَ
Dari Abu Hurairah –semoga Allah meridlainya- beliau berkata: Rasulullah shollallaahu ‘alaihi wasallam bersabda: Wahai sekalian manusia, sesungguhnya Allah adalah baik dan tidaklah menerima kecuali yang baik. Sesungguhnya Allah memerintahkan kepada kaum mukminin sebagaimana perintah kepada para Rasul :
يَا أَيُّهَا الرُّسُلُ كُلُوا مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَاعْمَلُوا صَالِحًا إِنِّي بِمَا تَعْمَلُونَ عَلِيمٌ
Wahai sekalian para Rasul, makanlah yang baik-baik dan beramal sholihlah, sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kalian kerjakan (Q.S al-Mukminun:51)
Dan Allah Ta’ala berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ
Wahai orang-orang yang beriman, makanlah makanan yang baik dari rezeki yang Kami berikan kepada kalian (Q.S Al Baqoroh:172).
Kemudian Nabi menceritakan keadaan seseorang yang melakukan safar panjang, rambutnya kusut, mukanya berdoa, menengadahkan tangan ke langit dan berkata: Wahai Rabbku, wahai Rabbku. Sedangkan makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram, diberi asupan gizi dari yang haram, maka bagaimana bisa diterima doanya?! (H.R Muslim)
PENJELASAN HADITS
Allah Maha Baik dan Tidak Menerima Kecuali yang Baik
Nabi dalam hadits ini menyatakan : “Sesungguhnya Allah baik, dan tidak menerima kecuali yang baik”.
Hadits ini juga menunjukkan bahwa salah satu Nama Allah adalah Thoyyib (Yang Maha Baik). Allah Maha Baik dalam segala hal : dalam Dzat-Nya, Sifat-Sifat, maupun perbuatanNya. Allah tersucikan dari segala macam bentuk aib, cela, dan kekurangan. Tidak serupa dengan makhluk. Tidak ada sesuatupun yang menyamainya.
Perbuatan Allah seluruhnya baik. Apa yang Allah takdirkan pasti baik dan mengandung hikmah, sesuai keadilan dan kelebihan kebaikan (fadhilah) yang Allah berikan.
Allah Maha Baik dan tidak menerima kecuali yang baik. Karena itu, ibadah yang diterima Allah adalah hanya ibadah yang baik. Ibadah yang baik adalah ibadah yang terpenuhi 2 syarat yaitu ikhlas karena Allah dan sesuai dengan tuntunan Rasulullah shollallaahu ‘alaihi wasallam.
وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ
Dan tidaklah mereka diperintah kecuali untuk beribadah hanya kepada Allah dengan mengikhlaskan amal (Q.S alBayyinah : 5)
مَنْ عَمِلَ عَمَلًا لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ
Barangsiapa yang melakukan suatu amalan tidak ada perintah dari kami (Nabi) maka tertolak (H.R Muslim)
Jika amalan itu terkait dengan harta, seperti haji atau shodaqoh, maka harus berasal dari harta yang halal.
لَا تُقْبَلُ صَلَاةٌ بِغَيْرِ طُهُورٍ وَلَا صَدَقَةٌ مِنْ غُلُولٍ
Tidaklah sholat diterima tanpa bersuci, dan shodaqoh tidak diterima jika dari (hasil ketidakjujuran)(H.R Muslim)
مَنْ تَصَدَّقَ بِعَدْلِ تَمْرَةٍ مِنْ كَسْبٍ طَيِّبٍ وَلَا يَقْبَلُ اللَّهُ إِلَّا الطَّيِّبَ وَإِنَّ اللَّهَ يَتَقَبَّلُهَا بِيَمِينِهِ ثُمَّ يُرَبِّيهَا لِصَاحِبِهِ كَمَا يُرَبِّي أَحَدُكُمْ فَلُوَّهُ حَتَّى تَكُونَ مِثْلَ الْجَبَلِ
Barangsiapa yang bershodaqoh sebesar kurma dari usaha yang baik, dan Allah tidak menerima kecuali yang baik, Allah akan menerima shodaqoh itu dengan Tangan KananNya kemudian Allah akan memelihara untuk orang yang bershodaqoh itu sebagaimana salah seorang dari kalian memelihara anak unta, sampai tumbuh menjadi sebesar gunung (H.R alBukhari dan Muslim)
Allah tidak cinta, ridha, dan memberi pahala kepada amalan yang tidak baik. Kadangkala suatu amalan sudah terpenuhi syarat dan rukunnya, tapi ia tercemari dengan perbuatan lain, akibatnya amalan tadi menjadi tidak berbuah pahala, meski telah gugur kewajibannya. Contoh: seorang yang mendatangi tukang ramal/ dukun (yang mengaku mengetahui perkara yang ghaib) sholatnya tidak diterima selama 40 malam, meski ia telah gugur kewajiban (sholat).
مَنْ أَتَى عَرَّافًا فَسَأَلَهُ عَنْ شَيْءٍ لَمْ تُقْبَلْ لَهُ صَلَاةٌ أَرْبَعِينَ لَيْلَةً
Barangsiapa yang mendatangi Arraaf (orang yang mengaku mengetahui hal ghaib: kasus kehilangan, dsb) kemudian dia bertanya tentang sesuatu, tidak diterima sholatnya selama 40 malam (H.R Muslim)
Seseorang yang minum khamr, sholatnya tidak berpahala selama 40 hari :
لَا يَشْرَبُ الْخَمْرَ رَجُلٌ مِنْ أُمَّتِي فَيَقْبَلُ اللَّهُ مِنْهُ صَلَاةً أَرْبَعِينَ يَوْمًا
Tidaklah seseorang dari umatku minum khamr, kemudian Allah terima sholatnya 40 hari (H.R anNasaai, dishahihkan oleh Syaikh al-Albany)
PERINTAH ALLAH KEPADA RASUL SAMA DENGAN PERINTAHNYA KEPADA ORANG BERIMAN LAINNYA
Dalam hadits ini Nabi menyatakan : Sesungguhnya Allah memerintahkan kepada kaum mukminin sebagaimana perintah kepada para Rasul. Ini menunjukkan bahwa secara asal, perintah untuk Rasul berlaku juga untuk para umatnya, kecuali ada dalil lain yang mengkhususkan.
PERINTAH UNTUK MEMAKAN MAKANAN YANG HALAL DAN BERAMAL SHOLEH
Dalam ayat lain Allah perintahkan untuk memakan makanan yang baik dan halal serta bersyukur kepadaNya:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ وَاشْكُرُوا لِلَّهِ إِنْ كُنْتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ
Wahai orang-orang yang beriman, makanlah yang baik-baik dari apa yang Kami rizkikan kepada kalian dan bersyukurlah kepada Allah jika kalian hanya kepadaNya beribadah (Q.S al-Baqoroh:172)
Dalam hadits ini Allah perintahkan untuk beramal sholeh. Amal sholeh adalah segala bentuk perbuatan baik yang dilakukan secara ikhlas dan sesuai tuntunan Rasulullah shollallaahu ‘alaihi wasallam.
Amal sholeh adalah yang menjadi bekal yang menemani seseorang di alam kubur:
يَتْبَعُ الْمَيِّتَ ثَلَاثَةٌ فَيَرْجِعُ اثْنَانِ وَيَبْقَى مَعَهُ وَاحِدٌ يَتْبَعُهُ أَهْلُهُ وَمَالُهُ وَعَمَلُهُ فَيَرْجِعُ أَهْلُهُ وَمَالُهُ وَيَبْقَى عَمَلُهُ
Ada 3 hal yang mengikuti jenazah seseorang. Dua kembali, dan satu tetap tinggal. Yang mengikutinya adalah keluarga, harta, dan amal sholehnya. Keluarga dan hartanya kembali, yang tetap tinggal adalah amalannya (H.R alBukhari)
Seseorang yang menjelang ajal, akan berangan-angan seandainya ia bisa kembali punya kesempatan memperbanyak amal sholeh :
حَتَّى إِذَا جَاءَ أَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قَالَ رَبِّ ارْجِعُونِ (99) لَعَلِّي أَعْمَلُ صَالِحًا فِيمَا تَرَكْتُ… (100)
Sampai ketika telah datang kepada mereka kematian, mereka berkata: Wahai Tuhanku, kembalikan aku agar aku bisa beramal sholeh dengan amalan yang sebelumnya aku tinggalkan…(Q.S al-Mu’minuun : 99-100)
Orang-orang penduduk neraka juga meminta untuk dikeluarkan dari neraka, dikembalikan ke dunia dan melakukan amal shaleh :
وَهُمْ يَصْطَرِخُونَ فِيهَا رَبَّنَا أَخْرِجْنَا نَعْمَلْ صَالِحًا غَيْرَ الَّذِي كُنَّا نَعْمَلُ …
Dan mereka berteriak di dalam neraka itu: Wahai Tuhan kami, keluarkanlah kami niscaya kami akan mengerjakan amalan sholeh berlainan dengan yang telah kami kerjakan… (Q.S Fathir : 37)
Hal-hal yang Memudahkan Doa Terkabul Serta Penghalangnya
Dalam hadits ini Rasulullah shollallaahu ‘alaihi wasallam mengisahkan contoh seseorang yang telah melakukan hal-hal yang memudahkan doanya terkabulkan, namun makanan, minuman, dan pakaiannya dari yang haram sehingga doanya sulit dikabulkan.
Hal-hal yang memudahkan doa terkabul dalam ayat ini adalah : 1) Safar, 2) Rambut kusut dan berdebu (berpenampilan yang menunjukkan perendahan diri di hadapan Allah), 3) Menengadahkan tangan ke langit, 4) Mendahului doa dengan ucapan pengakuan Rububiyyah Allah: Ya Robb, Ya Robb (Wahai Tuhanku, wahai Tuhanku), sebagaimana hal itu banyak disebutkan dalam doa-doa dalam AlQur’an (ucapan Robbanaa, Robii).
Dalil-dalil lain yang menunjukkan bahwa hal-hal tersebut semakin memudahkan doa terkabul:
Doa Musafir
ثَلَاثُ دَعَوَاتٍ مُسْتَجَابَاتٌ لَا شَكَّ فِيهِنَّ دَعْوَةُ الْوَالِدِ وَدَعْوَةُ الْمُسَافِرِ وَدَعْوَةُ الْمَظْلُومِ
Tiga doa yang mustajabah tidak diragukan lagi : Doa orangtua, doa musafir, dan doa orang terdzhalimi (H.R Abu Dawud dan atTirmidzi)
Rambut yang kusut
رُبَّ أَشْعَثَ مَدْفُوعٍ بِالْأَبْوَابِ لَوْ أَقْسَمَ عَلَى اللَّهِ لَأَبَرَّهُ
Bisa saja orang yang rambutnya kusut terhalau dari pintu-pintu, kalau ia bersumpah atas nama Allah, niscaya Allah tunaikan (H.R Muslim)
Menengadahkan tangan ke langit (menghadap ke arah Allah)
إِنَّ رَبَّكُمْ تَبَارَكَ وَتَعَالَى حَيِيٌّ كَرِيمٌ يَسْتَحْيِي مِنْ عَبْدِهِ إِذَا رَفَعَ يَدَيْهِ إِلَيْهِ أَنْ يَرُدَّهُمَا صِفْرًا
Sesungguhnya Tuhan kalian Tabaraka Wa Ta’ala Pemalu lagi Maha Mulya. Allah malu kepada hambanya jika mengangkat tangan ke arahNya (berdoa) kemudian Allah kembalikan kedua tangan itu dalam keadaan nihil (tidak dapat apa-apa)(H.R Abu Dawud, atTirmidzi, Ibnu Majah)
Sedangkan penghalang terkabulnya doa adalah makanan dan pakaian yang haram. jika seseorang ingin doanya dikabulkan, maka hendaknya memastikan makanan, minuman, dan pakaiannya adalah baik dan halal serta berasal dari harta yang halal.
Rujukan:
Jaami’ul Uluum wal Hikaam karya Ibnu Rojab
Fathul Qowiyyil Matiin karya Syaikh Abdul Muhsin alAbbad
atTuhfatur Robbaniyyah karya Syaikh Ismail bin Muhammad al-Anshary
Syarh al-Arbain anNawawiyyah karya Syaikh Muhammad bin Sholeh alUtsaimin
Syarh al-Arbain anNawawiyyah karya Syaikh Athiyyah bin Muhammad Salim
Syarh al-Arbain anNawawiyyah karya Syaikh Sholeh Aalu Syaikh
Syarh al-Arbain anNawawiyyah karya Sulaiman bin Muhammad al-Luhaimid