Terlalu banyak dalil-dalil yang menunjukkan tingginya Allah ÓÈÍÇäå æÊÚÇáì di atas seluruh makhluk-Nya. Kalau kita kumpulkan, maka dalil-dalil tersebut datang dalam berbagai bentuk.
1. Keterangan bahwa Allah beristiwa’ di atas ‘Arsy-Nya
Adapun bentuk yang pertama yaitu tentang isitiwa’nya Allah di atas ‘Arsy-Nya, telah kita sebutkan dalil-dalilnya pada edisi yang lalu. Sebagian di antaranya Allah, firman Allah:
ÇáÑøóÍúãóäõ Úóáóì ÇáúÚóÑúÔö ÇÓúÊóæóì. ]Øå: 5[
(Yaitu) Ar-Rahman yang beristiwa’ di atas ‘Arsy. (Thaha: 5)
Dan didalam al-Qur’an terdapat 7 ayat yang serupa dengan ayat di atas.
2. Penjelasan tentang adanya Allah ÓÈÍÇäå æÊÚÇáì di langit
Demikian pula ayat-ayat yang menerangkan bahwa Allah di langit. Ibnu Abil ‘Izzi al-Hanafi dalam Aqidah ath-Thahawiyah, hal. 286 berkata: “Para ahli tafsir dari kalangan ahlus sunnah dalam menafsirkan ayat ini menyatakan ada dua makna: yang pertama bermakna di atas langit; dan yang kedua “as-sama’” bermakna ‘uluw (ketinggian), yakni Allah di atas ketinggian.
Perhatikan firman Allah ÓÈÍÇäå æÊÚÇáì:
ÁóÃóãöäúÊõãú ãóäú Ýöí ÇáÓøóãóÇÁö Ãóäú íóÎúÓöÝó Èößõãõ ÇúáÃóÑúÖó ÝóÅöÐóÇ åöíó ÊóãõæÑõ (16) Ãóãú ÃóãöäúÊõãú ãóäú Ýöí ÇáÓøóãóÇÁö Ãóäú íõÑúÓöáó Úóáóíúßõãú ÍóÇÕöÈðÇ ÝóÓóÊóÚúáóãõæäó ßóíúÝó äóÐöíÑö. ]Çáãáß: 16-17[
Apakah kalian merasa aman terhadap Allah yang ada di langit bahwa Dia akan menjungkir-balikkan bumi bersama kalian, sehingga dengan tiba-tiba bumi itu bergoncang? Atau apakah kalian merasa aman terhadap Allah yang ada di langit bahwa Dia akan mengirimkan badai yang berbatu. Maka kelak kalian akan mengetahui bagaimana (akibat mendustakan) peringatanKu? (al-Mulk: 16-17).
Rasulullah Õáì Çááå Úáíå æÓáã bersabda:
ÃóáÇó ÊóÃúãóäõæúäöí æóÃóäóÇ Ãóãöíúäñ ãóäú Ýöí ÇáÓøóãóÂÁö íóÃúÊöíúäöíú ÎóÈóÑõ ÇáÓøóãóÇÁö ÕóÈóÇÍðÇ æóãóÓóÇÁð. (ÑæÇå ãÓáã)
Ketahuilah, apakah kalian tidak mempercayaiku, padahal aku adalah kepercayaan Dzat yang di langit? Datang kepadaku berita langit pada waktu pagi dan sore. (HR. Muslim)
3. Keterangan tentang sifat Allah Maha Tinggi secara mutlak
Terlebih lagi Allah menyatakan dalam banyak ayat-Nya tentang sifat Maha tingginya Allah secara mutlak yang mencakup tingginya Allah secara Dzat dan kekuasan-Nya. Sebagian di antaranya seperti:
ÓóÈøöÍö ÇÓúãó ÑóÈøößó ÇáúÃóÚúáóì. ]ÇáÃÚáì: 1[
Sucikanlah nama Rabb-mu Yang Maha Tinggi. (al-A’laa: 1)
…æóåõæó ÇáúÚóáöíøõ ÇáúÚóÙöíãõ. ]ÇáÈÞÑÉ: 255[
….dan Dia Maha Tinggi lagi Maha Agung. (al-Baqarah: 255)
…Åöäøóåõ Úóáöíøñ Íóßöíãñ. ]ÇáÔæÑì: 51[
…Sesungguhnya Dia Maha Tinggi lagi Maha Bijaksana. (asy-Syura’: 51)
4. Keterangan tingginya Allah di atas seluruh makhluk-Nya
Dalil tentang tingginya Allah di atas hamba-hamba-Nya diantaranya:
Allah ÓÈÍÇäå æÊÚÇáì berfirman:
æóåõæó ÇáúÞóÇåöÑõ ÝóæúÞó ÚöÈóÇÏöåö æóåõæó ÇáúÍóßöíãõ ÇáúÎóÈöíÑõ. ]ÇáÃäÚÇã: 18[
Dan Dialah yang berkuasa di atas sekalian hamba-hamba-Nya. Dan Dialah Yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui. (al-An’am: 18)
íóÎóÇÝõæäó ÑóÈøóåõãú ãöäú ÝóæúÞöåöãú æóíóÝúÚóáõæäó ãóÇ íõÄúãóÑõæäó. ]ÇáäÎá: 50[
Mereka takut kepada Rabb mereka yang di atas mereka dan melaksanakan apa yang diperintahkan (kepada mereka). (an-Nahl: 50)
Dalam ayat-ayat di atas, Allah menyebutkan dirinya di atas dengan kalimat “fauqa” yang menunjukkan tingginya Dzat Allah.
5. Keterangan naiknya malaikat kepada Allah
Demikian pula ayat yang menyebutkan tentang naiknya malaikat kepada Allah, menunjukkan tingginya Allah sebagaimana Allah sebutkan dalam firman-Nya.
ÊóÚúÑõÌõ ÇáúãóáÇóÆößóÉõ æóÇáÑøõæÍõ Åöáóíúåö Ýöí íóæúãò ßóÇäó ãöÞúÏóÇÑõåõ ÎóãúÓöíäó ÃóáúÝó ÓóäóÉò. ]ÇáãÚÇÑÌ: 4[
Malaikat-malaikat dan Jibril naik kepada Rabb-nya dalam sehari yang kadarnya limapuluh ribu tahun. (al-Ma’arij: 4)
Diriwayatkan dari Abu Hurairah ÑÖí Çááå Úäå, Rasulullah Õáì Çááå Úáíå æÓáã bersabda:
íóÊóÚóÇÞóÈõæäó Ýöíßõãú ãóáÂÆößóÉñ ÈöÇááøóíúáö æóãóáÂÆößóÉñ ÈöÇáäøóåóÇÑö æóíóÌúÊóãöÚõæäó Ýöí ÕóáÇóÉö ÇáúÝóÌúÑö æóÕóáÇóÉö ÇáúÚóÕúÑö Ëõãøó íóÚúÑõÌõ ÇáøóÐöíäó ÈóÇÊõæÇ Ýöíßõãú ÝóíóÓúÃóáõåõãú ÑóÈøõåõãú æóåõæó ÃóÚúáóãõ Èöåöãú ßóíúÝó ÊóÑóßúÊõãú ÚöÈóÇÏöíú ÝóíóÞõæáõæäó ÊóÑóßúäóÇåõãú æóåõãú íõÕóáøõæäó æóÃóÊóíúäóÇåõãú æóåõãú íõÕóáøõæäó. ]ãÊÝÞ Úáíå)
Sesungguhnya Rasulullah Õáì Çááå Úáíå æÓáã telah bersabda: “Para Malaikat datang berduyun-duyun kepada kalian pada waktu malam dan siang. Mereka berkumpul pada waktu shalat Subuh dan shalat Asar, kemudian naiklah malaikat yang bermalam bersama kalian. Lalu Allah bertanya kepada mereka -walaupun Dia lebih mengetahui terhadap segala urusan mereka- dengan pertanyaan: “Bagaimanakah keadaan hamba-hamba-Ku ketika kalian meninggalkannya?” Mereka menjawab: “Kami meninggalkan mereka ketika mereka sedang melaksanakan shalat. Dan ketika kami mendatangi mereka, mereka juga sedang shalat. (HR. Bukhari Muslim)
6. Keterangan tentang akan naiknya amalan shalih kepada Allah
Dalil tentang akan naiknya amalan shalih juga menunjukkan tingginya Allah di atas makhlukNya.
Allah ÓÈÍÇäå æÊÚÇáì berfirman:
Åöáóíúåö íóÕúÚóÏõ Çáúßóáöãõ ÇáØøóíøöÈõ æóÇáúÚóãóáõ ÇáÕøóÇáöÍõ íóÑúÝóÚõåõ. ]ÝÇØÑ: 10[
…Kepada-Nyalah naik perkataan-perkataan yang baik dan amalan yang shalih dinaikkanNya… (Faathir: 10)
7. Keterangan diturunkannya Al-Qur’an dari sisi Allah
Demikian pula ayat-ayat yang menyatakan diturunkannya al-Qur’an dari sisi Allah, ini semuanya menunjukkan bahwa Allah di atas makhluk-Nya. Karena makna “turun” adalah dari atas ke bawah.
Allah ÓÈÍÇäå æÊÚÇáì berfirman:
ÊóäúÒöíáõ ÇáúßöÊóÇÈö ãöäó Çááøóåö ÇáúÚóÒöíÒö ÇáúÚóáöíãö. ]ÛÇÝÑ: 2[
Diturunkan Kitab ini (Al Qur’an) dari Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui. (Ghafir: 2)
ÊóäúÒöíáõ ÇáúßöÊóÇÈö ãöäó Çááøóåö ÇáúÚóÒöíÒö ÇáúÍóßöíãö. ]ÇáÒãÑ: 1[
Kitab (al-Quran ini) diturunkan oleh Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (az-Zumar: 1)
Þõáú äóÒøóáóåõ ÑõæÍõ ÇáúÞõÏõÓö ãöäú ÑóÈøößó ÈöÇáúÍóÞøö… ]ÇáäÎá: 102[
Katakanlah: “Ruhul Qudus (Jibril) menurunkan Al Qur’an itu dari Rabb-mu dengan benar… (an-Nahl: 102)
8. Isyarat diangkatnya tangan ketika berdoa meminta kepada Allah
Isyarat mengangkat tangan ketika berdo’a dan meminta kepada Alllah juga menunjukkan tingginya Allah di atas para makhluk-Nya. Sebagaimana disebutkan dalam hadits shahih yang diriwayatkan oleh Hakim dan disepakati oleh adz-Dzahabi.
Åöäøó Çááåó íóÓúÊóÍúíöí ãöäú ÚóÈúÏöåö ÅöÐóÇ ÑóÝóÚó Åöáóíúåö íóÏóíúåö Ãóäú íóÑöÏóåõãóÇ ÕöÝúÑðÇ. (ÑæÇå ÇáÍÇßã æÕÕÍå ÇáÐåÈí)
Sesungguhnya Allah malu kepada hamba-Nya jika ia mengangkat kedua tangannya kepada-Nya untuk mengembalikan keduanya kosong. (HR. Hakim dan dishahihkan oleh adz-Dzahabi)
9. Isyarat telunjuk Nabi ke langit ketika berbicara tentang Allah
Riwayat tentang Rasulullah Õáì Çááå Úáíå æÓáã menunjuk dengan tangannya ke atas ketika menyebut atau berbicara tentang Allah.
Seperti terjadi dalam riwayat khutbah beliau pada haji Wada’, di antaranya. Rasulullah Õáì Çááå Úáíå æÓáã berkata kepada para shahabat:
ÃóäúÊõãú ãóÓúÄõæúáõæúäó Úóäøöí ÝóãóÇÐóÇ ÃóäúÊõãú ÞóÇÆöáõæúäó¿ ÞóÇáõæúÇ: äóÔúåóÏõ Ãóäøóßó ÞóÏú ÈóáøóÛúÊó æóÃóÏóíúÊó æóäóÕúÍóÊó. ÝóÑóÝÚó ÃõÕúÈõÚóåõ ÇáúßóÑöíúãö Åöáóì ÇáÓøóãóÇÁö …æóåõæó íóÞõæúáõ: Ãóááøóåõãøó ÃóÔúåóÏõ. (ÑæÇå ãÓáã æÃÈæ ÏÇæÏ æÇáÏÇÑãí)
Kalian akan ditanya tentangku, maka apa yang kalian katakan? Mereka berkata: “Kami bersaksi sesungguhnya engkau telah menyampaikan, menunaikan, dan memberikan nasehat”. Maka Rasulullah Õáì Çááå Úáíå æÓáã mengangkat tinggi jari-jarinya yang mulia ke langit … dan beliau berkata: “Ya Allah saksikanlah”. (HR. Muslim, Abu Dawud dan Darimi)
10. Keterangan diangkatnya beberapa makhluk kepada Allah.
Peristiwa diangkatnya Nabi ‘Isa, kepada Allah ÓÈÍÇäå æÊÚÇáì juga menunjukkan tingginya Allah, karena kata “diangkat” adalah dari tempat yang rendah ke tempat yang tinggi.
Èóáú ÑóÝóÚóåõ Çááøóåõ Åöáóíúåö æóßóÇäó Çááøóåõ ÚóÒöíÒðÇ ÍóßöíãðÇ. ]ÇáäÓÇÁ: 158[
Tetapi (yang sebenarnya), Allah telah mengangkat ‘Isa kepada-Nya. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (an-Nisaa’: 158)
11. Ajaran para nabi tentang Allah di atas
Sebagai contoh, kisah yang terdapat dalam al-Qur’an yang menceritakan pengingkaran Fir’aun kepada Musa, dengan menyuruh kepada Haman untuk membuat bangunan yang tinggi untuk melihat Rabb-nya Musa.
Allah ÓÈÍÇäå æÊÚÇáì berfirman:
æóÞóÇáó ÝöÑúÚóæúäõ íóÇåóÇãóÇäõ ÇÈúäö áöí ÕóÑúÍðÇ áóÚóáøöí ÃóÈúáõÛõ ÇúáÃóÓúÈóÇÈó. ÃóÓúÈóÇÈó ÇáÓøóãóæóÇÊö ÝóÃóØøóáöÚó Åöáóì Åöáóåö ãõæÓóì æóÅöäøöí óáÃóÙõäøõåõ ßóÇÐöÈðÇ. ]ÛÇÝÑ: 36[
Dan berkatalah Fir’aun: “Hai Haman, buatkanlah bagiku sebuah bangunan yang tinggi supaya aku sampai ke pintu-pintu, (yaitu) pintu-pintu langit, supaya aku dapat melihat Tuhan Musa dan sesungguhnya aku memandangnya seorang pendusta”. (Ghafir: 36)
Dari kisah di atas menunjukkan bahwa para nabi telah mengajarkan bahwa Allah Ta’ala ada di atas.
12. Nash-nash yang menjelaskan bagaimana Ahlul jannah melihat Allah
Adanya riwayat-riwayat yang memberitakan bagaimana penduduk surga melihat wajah Allah, menunjukkan bahwa Allah tinggi di atas mereka.
Diriwayatkan dari shahabat Jarir bin Abdullah Radiyallahu ‘anhu, berkata Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam:
Sesungguhnya kalian akan dapat melihat Rabb kalian sebagaimana kalian melihat bulan ini. Kalian tidak berdesak-desakkan ketika melihat-Nya. (HR. Bukhari Muslim)
Dalam hadits di atas, yang diserupakan adalah “cara memandang” yakni ke atas seperti memandang bulan purnama. Hal ini menunjukkan tingginya Allah Ta’ala di atas makhluk-Nya.
13. Nash-nash tentang turunnya Allah ke langit dunia
Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radiyallahu ‘anhu bahwasanya Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda (yang artinya) :
Allah Tabaraka wa Ta’ala akan turun ke langit dunia setiap malam ketika sepertiga malam yang terakhir, seraya berfirman: “Barangsiapa yang berdoa kepada-Ku, maka akan aku kabulkan; barangsiapa yang meminta kepada-Ku, maka Aku akan menerima permintaannya; dan barangsiapa yang meminta ampunan dariKu maka Aku akan mengampuninya. (HR. Bukhari Muslim)
Tentang turunnya Allah ke langit dunia ini, insya Allah akan secara khusus kami bahas pada edisi selanjutnya.
Demikianlah kami sebutkan sebagian dari berbagai macam bentuk nash-nash baik dari al-Qur’an maupun hadits yang menunjukkan akan tingginya Allah di atas ‘Arsy-Nya.
(Dikutip dari Bulletin Dakwah Manhaj Salaf Edisi: Edisi: 50/Th. II, tgl 09 Muharram 1426 H/18 Februari 2005 M, penulis Al Ustadz Muhammad Umar As Sewed, judul asli “Tingginya Allah di atas seluruh makhluk-Nya”. Risalah Dakwah MANHAJ SALAF, Insya Allah terbit setiap hari Jum’at. Infaq Rp. 100,-/exp. Pesanan min. 50 exp di bayar di muka. Diterbitkan oleh Yayasan Dhiya’us Sunnah, Jl. Dukuh Semar Gg. Putat RT 06 RW 03, Cirebon. telp. (0231) 222185. Penanggung Jawab: Ustadz Muhammad Umar As-Sewed; Redaksi: Muhammad Sholehuddin, Dedi Supriyadi, Eri Ziyad; Sekretaris: Ahmad Fauzan; Sirkulasi: Arief Subekti, Agus Rudiyanto, Zaenal Arifin; Keuangan: Kusnendi. Pemesanan hubungi: Arif Subekti telp. (0231) 481215.)