Pengaruh Laa ilaaha illallah
kalimat ini memiliki pengaruh yang istimewa bagi individu dan masyarakat jika diucapkan dengan jujur dan ikhlas serta dilaksanakan tuntutannya dengan lahir dan batin. Di antaranya:
- Persatuan yang melahirkan kekuatan bagi kaum muslimin dan mengalahkan musuh-musuhnya, sebab kaum muslimin berpegang pada satu agama dan satu aqidah, sesuai firman Allah:
وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا ۚ
“Dan berpegang teguhlah kalian semua pada tali Allah (islam) dan jangan kalian bercerai-berai.” (QS. Ali Imran: 103)
Dan firman Allah:
هُوَ الَّذِي أَيَّدَكَ بِنَصْرِهِ وَبِالْمُؤْمِنِينَ () وَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِهِمْ ۚ لَوْ أَنفَقْتَ مَا فِي الْأَرْضِ جَمِيعًا مَّا أَلَّفْتَ بَيْنَ قُلُوبِهِمْ وَلَٰكِنَّ اللَّهَ أَلَّفَ بَيْنَهُمْ ۚ إِنَّهُ عَزِيزٌ حَكِيمٌ
“Dialah yang membantumu dengan pertolongan-Nya dan dengan kaum mukmin. Dan menyatukan hati mereka, andai kamu nafkahkan semua yang ada di bumi, maka kamu tidak akan mampu menyatukan antara hati mereka, akan tetapi hanya Allah yang telah menyatukan mereka. Sesungguhnya Dia Maha perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. Al-Anfal: 62-63)
Perselisihan dalam aqidah menyebabkan perpecahan, sengketa, dan pertengkaran. Allah berfirman:
إِنَّ الَّذِينَ فَرَّقُوا دِينَهُمْ وَكَانُوا شِيَعًا لَّسْتَ مِنْهُمْ فِي شَيْءٍ
“Sesungguhnya orang-orang yang memecah belah agama mereka dan menjadikan berkelompok-kelompok, kamu bukanlah sama sekali dari golongan mereka.” (QS. Al-An’am: 159)
Allah berfirman:
فَتَقَطَّعُوا أَمْرَهُم بَيْنَهُمْ زُبُرًا ۖ كُلُّ حِزْبٍ بِمَا لَدَيْهِمْ فَرِحُونَ
“Lalu terpecah belah agama mereka menjadi beberapa kelompok. Setiap kelompok (hizbi) merasa bangga dengan apa yang ada di sisi mereka.” (QS. Al-Mu’minun: 53)
Keadaan ini sangat jelas terjadi pada bangsa Arab sebelum datangnya Islam dan sesudahnya.
- Tercapainya keamanan dan ketentraman pada masyarakat tauhid yang beraqidahkan Laa ilaaha illallah. Allah berfirman:
Allah berfirman:
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ
“Sesungguhnya orang-orang beriman itu bersaudara.” (QS. Hujurat: 10)
Firman Allah:
مُّحَمَّدٌ رَّسُولُ اللَّهِ ۚ وَالَّذِينَ مَعَهُ أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ ۖ
“Muhammad adalah utusan Allah, dan orang-orang yang bersamanya keras terhadap orang kafir tapi saling sayang diantara mereka.” (QS. Al-Fath: 29)
Allah berfirman:
وَاذْكُرُوا نِعْمَتَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنتُمْ أَعْدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُم بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا
“Dan ingatlah akan nikmat Allah atas kalian tatkala kalian dulu bermusuhan lalu Allah telah menyatukan hati kalian maka kalian dengan nikmat Allah menjadi orang-orang yang bersaudara.” (QS. Ali Imran: 103)
- Tercapainya kebahagiaan, menguasai dunia, serta tercapainya kejernihan agama. Firman-Nya:
وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِي الْأَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِينَ مِن قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ الَّذِي ارْتَضَىٰ لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُم مِّن بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْنًا ۚ يَعْبُدُونَنِي لَا يُشْرِكُونَ بِي شَيْئًا ۚ وَمَن كَفَرَ بَعْدَ ذَٰلِكَ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ
“Allah telah menjanjikan untuk orang-orang beriman dan mengerjakan amal shalih di antara kalian bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di muka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama mereka yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menggantikan (keadaan) mereka, sesudah mereka berada di dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tidak mempersekutukan-Ku dengan sesuatu apapun.” (QS. An-Nur: 55)
Maka dalam ayat di atas Allah menggabungkan kekuasaan yang dicita-citakan itu dengan ibadah kepada-Nya satu-satu-Nya tanpa sekutu bagi-Nya.
- Tercapai ketentraman jiwa dan ketenangan fikiran bagi orang yang mengucapkan Laa ilaaha illallah yang mengamalkan tuntutannya. Allah berfirman:
أَأَرْبَابٌ مُّتَفَرِّقُونَ خَيْرٌ أَمِ اللَّهُ الْوَاحِدُ الْقَهَّارُ
“Apakah tuhan-tuhan yang bermacam-macam itu lebih baik ataukah Allah Yang Maha Esa lagi Maha Perkasa?” (QS. Yusuf: 39)
- Tercapai ketinggian dan kelembutan untuk ahli Laa ilaaha illallah di dunia dan akherat. Allah berfirman:
حُنَفَاءَ لِلَّهِ غَيْرَ مُشْرِكِينَ بِهِ ۚ وَمَن يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَكَأَنَّمَا خَرَّ مِنَ السَّمَاءِ فَتَخْطَفُهُ الطَّيْرُ أَوْ تَهْوِي بِهِ الرِّيحُ فِي مَكَانٍ سَحِيقٍ
“Dengan lurus untuk Allah, tidak mempersekutukan-Nya. Dan barangsiapa yang mempersekutukan Allah maka seolah dia jatuh dari langit lalu disambar oleh burung atau diterbangkan angin ke tempat yang jauh.” (QS. Al-Hajj: 31)
Ayat ini menunjukkan bahwa tauhid adalah ketinggian dan kemuliaan sedangkan syirik adalah kerendahan dan kehinaan.
- Terlindunginya darah, harta, dan kehormatan.
Rasulullah bersabda:
“Saya telah diperintahkan untuk memerangi manusia hingga ia mengucapkan Laa ilaaha illallah, maka jika ia telah mengucapkannya, terperiharalah mereka dariku akan darahnya dan hartanya kecuali dengan haknya.”
Makna sabdabya ‘Kecuali dengan haknya’: jika tidak menegakkan hak Laa ilaaha illallah berupa mengesakan Allah dan menjauhi syirik, maka ucapannya itu tidak bermanfaat baginya.
Kalimat ini memiliki pengaruh yang besar terhadap individu dan masyarakat dalam bidang ibadah, muamalah, sopan-santun, dan akhlak.
Rasulullah diutus dengan membawa agama Islam yang merupakan agama penutup bukan hanya untuk bangsa Arab, akan tetapi untuk seluruh umat manusia. Beliau datang ketika kemanusiaan dalam keadaan yang sangat butuh kepada siapa yang akan mengeluarkan mereka dari lembah kegelapan kepada cahaya.
(Syarah kitab AD-Durus Al-Muhimmah oleh Muhammad bin Ali)