Ditulis Oleh Ustadz Marwan
Sesungguhnya kenikmatan Allah Ta’aala yang diberikan kepada hamba-hambaNya sangat banyak, tak seorangpun mampu menghitung dan membatasinya. Maka suatu kewajiban atas manusia ini untuk mensyukuri kenikmatan-kenikmatan tersebut. Dan menggunakan berbagai kenikmatan tersebut untuk perkara kebaikan dan ketaqwaan, dengan harapan agar kenikmatan tersebut bertahan adanya dan bahkan bertambah sebagaimana janji Allah Ta’aala di dalam ayatNya :
وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِن شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ
Dan ketika Rabb kalian telah memaklumkan, Jika kalian bersyukur sungguh akan Aku beri tambahan nikmat tersebut, dan apabila kalian mengkufurinya sungguh adzab-Ku sangatlah pedih. (Ibrahim : 7).
Allah Ta’aala berfirman :
وَاللَّهُ جَعَلَ لَكُم مِّن بُيُوتِكُمْ سَكَنًا وَجَعَلَ لَكُم مِّن جُلُودِ الْأَنْعَامِ بُيُوتًا تَسْتَخِفُّونَهَا يَوْمَ ظَعْنِكُمْ وَيَوْمَ إِقَامَتِكُمْ ۙ وَمِنْ أَصْوَافِهَا وَأَوْبَارِهَا وَأَشْعَارِهَا أَثَاثًا وَمَتَاعًا إِلَىٰ حِينٍ
Dan Allah menjadikan bagimu rumah-rumahmu sebagai tempat tinggal dan Dia menjadikan bagi kalian rumah-rumah dari kulit binatang ternak yang kamu merasa ringan membawanya di waktu kamu bepergian dan di waktu kalian bermukim dan dijadikan-Nya pula dari bulu domba, bulu onta dan bulu kambing, alat-alat rumah tangga dan perhiasan yang kamu pakai sampai waktu yang ditentukan. (An-Nahl : 80).
Diantara kenikmatan yang wajib disyukuri oleh setiap insan adalah nikmat tempat tinggal atau rumah tinggal, terlebih atas keadaan seorang wanita yang sangat membutuhkan untuk berhijab, sehingga menjadilah hal tersebut adalah termasuk kenikmatan yang besar. Tidak hanya sekedar melindungi dari terik panasnya matahari, guyuran air hujan dan terpaan hembusan angin, terlindung dari kemungkinan bahaya binatang-binatang buas akan tetapi adalah sebagai tempat kemuliaan di saat seorang wanita menjadikan rumah tinggalnya adalah sebagaimana disebutkan dalam firman Allah Ta’aala :
وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ
Dan hendaklah kamu tetap (tinggal) di rumah-rumah kalian ( Al-Ahzab : 33).
Dan sabda Rasul shallallahu’alaihi wa sallam dalam satu hadits yang dikeluarkan oleh Imam Abu Dawud dari sahabat Abdullah bin Umar ia berkata bahwa : Aku mendengar Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda :
<
لَا تَمْنَعُوا نِسَاءَكُمْ الْمَسَاجِدَ وَبُيُوتُهُنَّ خَيْرٌ لَهُنَّ
Janganlah kalian melarang wanita-wanita kalian ke masjid dan Rumah-rumah tinggal mereka adalah lebih baik bagi mereka.
Ayat dan demikian juga hadits di atas sangat jelas menunjukkan bahwa merupakan suatu kebaikan dan kemuliaan ketika para wanita itu senantiasa menjaga diri untuk tetap tinggal di rumah-rumah mereka kecuali ada sesuatu yang mengharuskan mereka untuk keluar rumah tentunya dengan syarat-syarat yang ditentukan oleh syari’at ini.
Tulisan singkat ini tidaklah membahas tentang bentuk ornament-ornament rumah, asesoris rumah, perabot isi rumah, besar kecilnya rumah terlebih berkaitan dengan harga rumah. Akan tetapi adalah keadaan rumah seorang muslim yang harus berbeda dengan keumuman-keumuman keadaan rumah. Dan tentunya termasuk perkara besar yang membedakan keadaan rumah seorang muslim adalah karena di dalamnya terdapat satu, atau beberapa perhiasan. Dan bahkan disebut oleh Rasulullah shallallahu’alaihi wasalam sebagai sebaik-baik perhiasan dunia yaitu wanita-wanita shalihah. Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda dalam satu hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari sahabat ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al-‘Ash –radhiallahu’anhuma– bahwa beliau Shallallahu’alaihi Wa Sallam bersabda :
الدُ نْيا مَتَاعٌ وَ خَيْرُ مَتَاعِهَا المَرْأةُ الصَالحة
Dunia itu adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan itu adalah seorang wanita shalihah.
Istimewanya rumah seorang muslim adalah karena di dalamnya dimakmurkan syari’at Allah Ta’aala. Dan tentunya seorang wanita yang disifati sebagai wanita shalihah adalah wanita-wanita yang menegakkan syari’at Allah Ta’aala. Terkait dengan ini adalah bagaimana aktifitas seorang wanita shalihah di dalam menghiasi rumah-rumah tinggal mereka.
Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam telah memerintahkan berkaitan dengan pemakmuran rumah dengan perkara-perkara yang disunnahkan oleh beliau shallallahu’alaihi wa sallam sebagaimana tersebut di dalam hadits yang diriwayatkan dari sahabat ‘Abdullah bin ‘Umar – radziallahu ‘anhuma- bahwa Nabi shallallahu’alahi wa sallam bersabda :
اجْعَلوا مِنْ صَلاتِكُمْ فِى بُيُوتِكُمْ وَلا تَتَّخِذوهَا قبُورًا
Jadikanlah dari sholat-sholat (nafilah) kalian di rumah-rumah kalian dan janganlah kalian menjadikan rumah-rumah kalian seperti kuburan. Hadits riwayat Muslim.
Perintah Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam di sini adalah perintah untuk menegakkan sholat-sholat nafilah bagi kaum laki-laki, karena sebagaimana disebutkan di dalam hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
عَلَيْكُمْ بالصَّلاةِ فى بُيُوتِكُمْ فَإنَّ خَيرَ صَلاةِ المَرْءِ في بَيتِهِ إلا المَكْتُوبَة
Atas kalian untuk sholat di rumah-rumah kalian, sesungguhnya sebaik-baik sholat seseorang adalah yang dilakukan di rumahnya kecuali sholat maktubah (sholat wajib lima waktu).
Berkaitan dengan sholat wanita tentunya yang lebih utama adalah dilakukan di rumah-rumah mereka apakah sholat wajib lima waktu atau sholat-sholat nafilah berdasar dengan nash-nash dalil yang ada.
Sehingga maksud dalam pembahasan ini adalah hendaknya wanita-wanita kaum muslimin hendaklah memakmurkan rumah tinggalnya dengan memperbanyak sholat-sholat nafilah dan menghiasi rumahnya dengan memperbanyak dzikrullah serta bacaan-bacaan Al-Qur’an. Rasulullah shallallahu’alaihi Wa sallam dalam hadits yang diriwayatkan oleh imam Muslim dari sahabat Abu Hurairah –radziallahu ‘anhu- berkata : Bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wa Sallam bersabda :
لا تَجْعَلُوا بُيُوتَكُمْ مَقَابِرَ إنَّ الشَّيطانَ يَنْفِرُ مِنَ البَيتِ الذي تُقْرَأ فيهِ سُورَةُ البَقَرَةِ
Janganlah kalian jadikan rumah-rumah kalian (seperti) kuburan, karena syaithan lari dari rumah yang dibacakan di dalamnya surat Al-Baqoroh.
Dan di dalam hadits dari Abu Musa al-As’ary –radziallahu ‘anhu : Bahwa Rasulullah shallallahu’alaihi Wa sallam bersabda :
مَثَلُ البَيتِ الذِي يُذْكَرُ اللهُ فِيهِ وَالبَيتِ الذِي لا يُذكَرُ اللهُ فِيهِ مَثَلُ الحَيِّ وَالمَيِّتِ
Permisalan rumah yang di dalamnya senantiasa dibacakan dzikir kepada Allah dan rumah yang tidak dibacakan dzikrullah seperti permisalan antara seorang yang hidup dan mati. Hadits riwayat Muslim.
Demikian juga wanita muslimah hendaknya senantiasa menjauhkan dari dalam rumah tersebut dari perkara-perkara yang merusak akhlak dan yang lebih besar yaitu menjauhkan dari perkara-perkara yang membahayakan aqidahnya. Apakah dari gambar-gambar makhluk hidup apakah dalam bentuk gambar hidup semisal pemutaran video atau televise atau gambar mati semisal lukisan makhluk yang bernyawa atau foto makhluk yang bernyawa, sekalipun beralasan untuk hiasan rumah. Berdasar pada hadits Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam dari sahabat Abu Thalhah –radziallahu’anhu- ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda :
لا تَدْخُلُ الملائكة ُ بَيتًا فِيهِ كَلْبٌ ولا صُورةٌ
Malaikat tidaklah akan masuk satu rumah yang terdapat di dalamnya anjing dan demikian pula terdapat gambar (makhluk yang bernyawa). Muttafaqun ‘alaihi.
Adalah rumah harapan setiap muslim, dan menjadilah rumah idaman setiap muslim serta merupakan suatu griya yang dipenuhi kebaikan dan rahmat Allah ketika seluruh penghuninya sepakat untuk menegakkan ketaatan-ketaatan kepada Allah Ta’aala, rumah yang dipenuhi dengan ketentraman dan keberkahan dari Allah Ta’aala. Rumah yang dipenuhi dengan amalan-amalan kebaikan serta dijauhkan dari berbagai bentuk kemungkaran-kemungkaran sebagaimana disebutkan di atas.
Rumah yang jauh dari suara-suara para biduan dari jenis nyayian dalam bentuk apapun, sekalipun nyanyian yang menurut kebanyakan masyarakat mengistilahkan dengan nyanyian yang bernuansa islami, bernuansa dakwah dan yang semisalnya.
Di dalamnya terdapat sebaik-baik hiasan yaitu wanita-wanita shalihah dari kalangan isteri dan anak-anak wanitanya. Sebuah rumah yang dimasuki oleh para malaikat dan dijauhi oleh syaithan. Amalan kebaikan bersumber dari penghuni dalam rumah tersebut hingga mengalir kebaikannya menuju rumah-rumah yang berada di sekitarnya, dari amalan menegakkan hak tetangga. Dan tetangga senantiasa mendapatkan kebaikan dari rumah tersebut dan tidak pernah merasakan terganggu dari keberadaan rumah dan penghuninya. Siapa dari kalangan muslim yang kemudian tidak menginginkan rumah tersebut sebagai rumah idamannya ? Hendaknya setiap kita bertanya kepada diri kita masing-masing?…
Sebuah rumah yang telah menjadi tempat pendidikan islami, pendidikan sunnah-sunnah Nabi shallallahu’alaihi wa sallam, yang ditegakkan di dalamnya syi’ar-syi’ar sunnah Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam. Selain sebagai tempat berteduh sementara dalam kehidupan dunia ini. Wallahul Musta’aan.