You are currently viewing Serial Sirah Tabiin: ASH-HAMAH, AN-NAJASYI YANG BERIMAN (Bag ke-1)

Serial Sirah Tabiin: ASH-HAMAH, AN-NAJASYI YANG BERIMAN (Bag ke-1)

  • Post author:
  • Post category:Kisah

Al ustadz Abu Utsman Kharisman

✅Sekilas tentang Ash-hamah anNajasyi

Nama Asli: Ash-hamah bin Abjar
Lahir : { hidup semasa Nabi namun tidak pernah berjumpa dengan Nabi – disebut pula alMukhodhrom }
Wafat: 9 H
Tempat Tinggal: Habasyah (Etiopia)
Guru Beliau: Ja’far bin Abi Tholib
Murid Beliau: Amr bin al-Ash

✅Penjelasan Umum tentang Ash-hamah anNajasyi

Saat ini, kita mengenal wilayah itu dengan sebutan Etiopia. Sebuah negara di kawasan Afrika. Dahulu, negeri itu dikenal dengan sebutan Habasyah.

Pemimpin Habasyah disebut dengan anNajasyi. Itulah gelar untuk penguasa atau raja di sana. Semua raja atau pemimpin Habasyah disebut anNajasyi. Sama dengan Kisra, sebutan bagi penguasa Persia. Atau Muqouqis untuk raja Mesir. Sedangkan penguasa Romawi disebut Qoishor (Ta’siisul Ahkaam syarh Umdatil Ahkam karya Syaikh Ahmad bin Yahya anNajmiy (3/83)).

Seorang anNajasyi yang menggoreskan sejarah indah dalam perjuangan awal kaum muslimin, adalah penguasa adil yang bernama Ash-hamah. Beliau tidak rela jika ada pihak yang terdzhalimi di wilayah kekuasaannya.

Ash-hamah adalah satu figur yang unik, sulit dicari bandingannya. Beliau hidup di masa Nabi, pernah berkorespondensi (surat menyurat) dengan Nabi, namun tidak pernah bertemu dengan Nabi.

Beliau sangat menghormati Nabi. Bahkan menjadi perwakilan Nabi dalam pernikahan beliau dengan Ummu Habibah Romlah bintu Abi Sufyan. Tidak hanya memfasilitasi pernikahan itu, Ash-hamah juga membayarkan mahar yang cukup besar untuk Nabi, sebagai hadiah dan pemuliaan.

Beliau bukan Sahabat Nabi, masuk Islam dengan sebab dakwah Sahabat Nabi. Uniknya, dengan sebab beliau satu orang yang sebelumnya kafir masuk Islam, hingga menjadi Sahabat Nabi.

Hidupnya di lingkungan agama Nashara. Namun beliau memilih untuk menjadi muslim, meski menyendiri dan kesepian dalam keimanannya, di tengah-tengah komunitas orang-orang kafir di masa itu. Tak goyah keimanan itu menghunjam kuat, meski sebelumnya beliau adalah orang Kristen yang kuat dalam agamanya.

Sebagian Ulama menjelaskan bahwa sepanjang hidup Nabi, Nabi tidak pernah melakukan sholat ghaib kecuali untuk Ash-hamah anNajasyi tersebut. Saat Ash-hamah meninggal, Nabi mendapat wahyu akan meninggalnya beliau itu, hingga Nabi menyuruh para Sahabat untuk sholat ghaib. Jenazah ada di Habasyah (Etiopia, Afrika), sedangkan orang yang menyolatkan ada di Madinah.

<< Insyaallah bersambung….>>