You are currently viewing Imam Mahdi adalah Keturunan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam

Imam Mahdi adalah Keturunan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam

  • Post author:
  • Post category:Aqidah

Dari Abdullah (yakni Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, pent.) berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Tidak akan sirna (berakhir) dunia ini sampai ada seorang laki–laki dari keluargaku yang akan memimpin bangsa Arab, namanya sesuai dengan namaku.”

Hadits di atas diriwayatkan oleh Al-Imam Abu Dawud rahimahullahu no. 4282, lihat Sunan Abu Dawud ta’liq Asy-Syaikh Albani rahimahullahu (cet. Maktabah Al-Ma’arif), dan Al-Imam At–Tirmidzi rahimahullahu no. 2156, lihat Mausu’atul Haditsisy Syarif Al-Kutubut Tis’ah (CD Program).

Hadits ini merupakan potongan dari sebuah hadits yang selengkapnya adalah sebagai berikut:

Dari Abdullah dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
“Kalau saja tidak tersisa dari dunia ini kecuali sehari saja, (Za`idah berkata dalam haditsnya) sungguh Allah akan memanjangkan hari tersebut sampai Allah mengutus kepadanya seorang laki-laki dari keturunanku atau dari keluargaku. Namanya sesuai dengan namaku dan nama ayahnya sama dengan nama ayahku.”
Terdapat tambahan pada hadits Fithr: “Yang akan memenuhi dunia dengan keadilan sebagaimana (sebelumnya) dunia telah dipenuhi dengan kedzaliman dan kelaliman.”
Dan berkata pada hadits Sufyan: “Tidak akan berakhir dunia ini sampai ada seorang dari keluargaku yang akan memimpin bangsa Arab, namanya sesuai dengan namaku.”
Abu Dawud mengatakan: “Lafadz (hadits) dari jalan ‘Umar dan Abu Bakr semakna dengan jalan yang berasal dari Sufyan dan dalam hal ini hanya saja Abu Bakr tidak mengatakan/menyebutkan: lafadz ÇáúÚóÑóÈó.

Jalur Periwayatan
Pada Sunan Abu Dawud, beliau rahimahullahu meriwayatkan hadits ini dari jalan ‘Umar bin ‘Ubaid bin Abi Umayyah Ath-Thanafisi Abu Hafsh Al-Kufi, Abu Bakr bin ‘Ayyasy bin Salim Al-Asadi Al-Kufi, Sufyan bin Sa’id Ats-Tsauri Abu Abdillah Al-Kufi, Za`idah bin Qudamah Ats-Tsaqafi Abu Ash-Shalt Al-Kufi, dan Fithr bin Khalifah Al-Makhzumi Abu Bakr Al-Hanath Al-Kufi.
Semuanya meriwayatkan dari ‘Ashim bin Abi An-Najud (Bahdalah) Al-Asadi Abu Bakr Al-Muqri` Al-Kufi, dari Zirr bin Hubais Al-Asadi Abu Maryam Al-Kufi, dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan kedudukan sanad hasan shahih. (Lihat Sunan Abi Dawud tashih Asy-Syaikh Albani rahimahullahu cet. Maktabah Al-Maarif)

Diagram Periwayatan
Setelah memaparkan riwayat di atas, Abu Dawud mengatakan: “Lafadz hadits ‘Umar bin ‘Ubaid dan Abu Bakr bin ‘Ayyasy semakna dengan lafadz hadits Sufyan bin Sa’id. Hanya saja, Abu Bakr tidak menyebutkan kata ÇáÚóÑóÈó (bangsa Arab).” Kemudian beliau menyebutkan riwayat yang semakna dari sahabat ‘Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu, Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha (dengan sanad shahih, pent.) dan Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahu ‘anhu (dengan sanad hasan, pent.)
Adapun dalam Sunan At-Tirmidzi, beliau meriwayatkan dari jalan Sufyan Ats-Tsauri, dari ‘Ashim bin Bahdalah, dari Zirr bin Hubaisy, dari Abdullah bin Mas’ud, dengan lafadz: “Tidak akan berakhir dunia ini sampai seorang laki-laki dari keluargaku yang akan memimpin bangsa Arab, namanya serupa dengan namaku.”
Abu Isa At-Tirmidzi rahimahullahu berkata: “Pada bab ini terdapat riwayat dari shahabat yang lain, seperti ‘Ali bin Abi Thalib, Abu Sa’id Al-Khudri, Ummu Salamah, dan Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhum. Dan Al-Imam At-Tirmidzi rahimahullahu berkata bahwa hadits ini hasan shahih.
Kemudian dari jalan Sufyan bin ‘Uyainah, dari ‘Ashim bin Bahdalah, dari Zirr bin Hubaisy, dari Abdullah bin Mas’ud dengan lafadz: “Akan memimpin seorang laki-laki dari keluargaku, namanya serupa denganku.”
Kemudian terdapat riwayat dari ‘Ashim bin Bahdalah, ia berkata: Abu Shalih telah mengabarkan kepada kami, dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu dengan lafadz: “Kalau saja tidak tersisa dari dunia ini kecuali sehari saja, sungguh Allah akan memanjangkan hari tersebut sampai seorang laki-laki dari keluargaku memimpin.”
Abu Isa At-Tirmidzi rahimahullahu berkata: “Hadits ini hasan shahih.” (Lihat CD Program Kutubut Tis’ah)

Penjelasan Hadits
– Abdullah dalam hadits ini adalah Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, sebagaimana disebutkan oleh Al-Mubarakfuri dalam Tuhfatul Ahwadzi Syarh Sunan At-Tirmidzi.
– Makna ucapan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam:

“Hingga diutus padanya seorang laki–laki dari keturunanku atau dari keluargaku.”
Dia adalah Al-Mahdi, keturunan dari Fathimah radhiyallahu ‘anha seperti yang tersebut dalam hadits Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha, ia berkata: Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Al-Mahdi berasal dari keturunanku, keturunan dari Fathimah.” (HR. Abu Dawud no. 4284, At-Tirmidzi, Ibnu Majah no. 4086)
– Muncul perselisihan, apakah Al-Mahdi itu anak keturunan dari Al-Hasan ataukah anak keturunan dari Al-Husain.
Al-Qari` dalam bukunya Al-Mirqah (seperti yang tersebut dalam ‘Aunul Ma’bud Syarhu Sunani Abi Dawud) berkata: “Yang mungkin dalam hal ini adalah menggabungkan antara dua nisbah, Hasan dan Husain. Yaitu, dari sisi ayah ia anak keturunan Hasan, dari sisi ibu ia anak keturunan Husain. Hal ini sebagai bentuk pengkiasan terhadap perkara yang terjadi pada kedua anak Ibrahim ‘alaihissalam yaitu Isma’il ‘alaihissalam dan Ishaq ‘alaihissalam, di mana para nabi dari Bani Israil semuanya dari anak keturunan Ishaq ‘alaihissalam. Adapun Nabi kita Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam dari anak keturunan Isma’il ‘alaihissalam. Kemudian beliau (Shallallahu ‘alaihi wa sallam) menduduki suatu tempat yang mewakili segenap para nabi yang berasal dari keturunan Ishaq. Dan inilah sebaik-baik (kedudukan) sebagai pengganti. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam pun menjadi penutup para nabi.
Demikian pula, tatkala nampak atau muncul banyaknya para pemimpin dan para pembesar umat dari anak-anak keturunan Husain, maka Allah Subhanahu wa Ta’ala gantikan kepada Hasan dengan dianugerahkan baginya seorang anak yang menjadi penutup para wali, dan menduduki tempat yang mewakili segenap orang-orang pilihan yang berasal dari keturunan Husain.
Pendapat lain mengatakan, tatkala beliau mengundurkan diri dari kekhalifahan, Allah Ta’ala anugerahkan kepada beliau tanda kekuasaan yang menyeluruh. Maka sisi keserasiannya secara menyeluruh adalah nisbah ke-Imam Mahdi-an disetarakan dengan kenabian. Dan keduanya sepakat untuk menjunjung tinggi kalimat millah nabawiyyah (agama seluruh para nabi).
Dan yang lebih memperjelas dari perkara ini adalah hadits ‘Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu dari jalan Abu Ishaq, ia berkata: ‘Ali bin Abi Thalib berkata –sambil melihat kepada putranya Al-Hasan–: “Sesungguhnya anakku ini sayyid (pemuka), sebagaimana yang Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menamainya. Dan akan lahir dari keturunannya seorang laki-laki yang akan dinamai seperti nama nabi kalian. Ia menyerupai nabi kalian dalam hal fisik, namun berbeda dalam hal sifat.’ Kemudian beliau mengisahkan bahwa ia akan memenuhi dunia dengan keadilan. (Lihat ‘Aunul Ma’bud Syarhu Sunani Abi Dawud, CD Program dalam Mausu’atul Haditsisy Syarif Al-Kutubut Tis’ah)
Walaupun hadits ini lemah, namun terdapat hadits-hadits shahih yang menunjukkan keutamaan Al-Hasan di atas keutamaan Al-Husain. Di antaranya:

“Anakku ini adalah sayyid (pemuka) dan semoga Allah akan mendamaikan dengannya dua kelompok dari kalangan muslimin.” (HR. Al-Bukhari no. 3746 dari Abu Bakrah radhiyallahu ‘anhu)
Makna ucapan Nabi:
Artinya, namanya sesuai dengan namaku, yaitu Muhammad bin Abdillah. Pada kalimat ini terdapat bantahan yang jelas terhadap kaum Syi’ah Rafidhah dari sekte Al-Imamiyyah atau Itsna Atsariyyah yang berpendapat bahwa orang yang ditunggu (Al-Mahdi Al-Muntazhar) ialah Muhammad bin Al-Hasan Al-‘Askari.
Makna ucapan Nabi: áÇó ÊóÐúåóÈõ adalah áÇó ÊóÝúäóì artinya tidak akan musnah atau binasa (berakhir).
Adapun makna ucapan:ÍóÊøóì íóãúáößó ÇáÚóÑóÈó artinya akan memimpin bangsa Arab. Dikhususkan penyebutan bangsa Arab, karena mereka yang menjadi asal mula keturunan manusia dan yang paling mulia.
Hadits di atas menyebutkan bahwa munculnya Al-Imam Al-Mahdi sebagai salah satu tanda hari kiamat, seperti yang disebutkan oleh Al-Khathib At-Tibrizi Muhammad bin Abdillah dalam kitabnya Misykatul Mashabih, bab Asyrathus Sa’ah Al-Fashlu Ats-Tsani no. hadits 5452.
Hadits di atas juga menerangkan dengan jelas bahwa Al-Imam Al-Mahdi yang akan muncul ialah seorang laki-laki keturunan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam atau dari keluarga beliau, yaitu dari keturunan Fathimah dari keturunan Hasan. Namanya dan nama ayahnya sama dengan nama dan nama ayah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ia menyerupai Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dari sisi fisik, namun tidak sama dalam sifat. Wallahu a’lam.

Beberapa Hadits Dhaif tentang Al-Mahdi

Dari Ummu Salamah, istri Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dari Nabi, beliau bersabda:
“Akan terjadi perselisihan saat wafatnya seorang khalifah, maka keluarlah seorang laki-laki dari penduduk Madinah melarikan diri ke Makkah. Kemudian manusia dari penduduk Makkah mendatanginya dan mengeluarkan dari tempatnya. Kemudian mereka pun membai’atnya di suatu tempat di antara rukun Ka’bah (Hajar Aswad) dan Maqam Ibrahim, sedangkan ia membenci hal itu. Setelah itu dikirimlah pasukan dari Syam (untuk menyerangnya), namun pasukan itu dibinasakan oleh Allah di antara Makkah dan Madinah. Ketika manusia melihat hal itu, maka ia didatangi oleh pemuka-pemuka negeri Syam dan Iraq untuk membai’atnya. Tidak lama kemudian muncullah seorang laki-laki dari kaum Quraisy yang didukung oleh paman-pamannya yang gigih. Akhirnya laki-laki itu mengalahkan khalifah tersebut. Itulah pasukan yang tangguh. Dan sungguh merugilah bagi mereka yang tidak sempat turut serta dengannya. Laki-laki itu membagi-bagikan ghanimah serta mempraktikkan Sunnah Nabinya dan meneguhkan Islam di muka bumi. Hal itu berlangsung selama tujuh tahun, hingga akhirnya ia meninggal dan dishalati oleh kaum muslimin. Abu Dawud berkata: Sebagian (perawi) dari Hisyam berkata: “Sembilan tahun.” Sebagian lagi berkata: “Tujuh tahun.” (Lihat Adh-Dha’ifah no. 1965)

‘Ali berkata –sembari ia melihat kepada anaknya, yakni Hasan– lalu berkata: “Sesungguhnya anakku ini adalah pemuka, sebagaimana Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menamainya. Dan akan lahir dari keturunannya seorang laki-laki yang dinamai seperti nama Nabi kalian. Ia menyerupai wajah Nabi kalian, namun berbeda dalam sifatnya.” Lalu ia menyebutkan sebuah kisah bahwa ia akan memenuhi bumi dengan keadilan. (lihat Al-Misykah no. 5462)1

Dari Hilal bin ‘Amr, aku telah mendengar Ali radhiyallahu ‘anhu berkata, berkata Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam: “Akan keluar dari negara yang berada di belakang sungai seorang yang bernama Al-Harits bin Harrats, yang berada di depan seorang yang bernama Manshur. Ia mengukuhkan keluarga Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagaimana suku Quraisy memberikan kedudukan kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Wajib bagi setiap mukmin menolongnya –atau ia berkata: menaatinya–.” (Lihat Al-Misykah no. 5458)
Wal ‘ilmu ‘indallah wa fauqa kulli dzi ‘ilmin ‘alim. (Ilmunya ada di sisi Allah, dan di atas setiap orang yang berilmu, masih ada orang yang lebih berilmu.)

1 Hadits ini dilemahkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani rahimahullahu Lihat Sunan Abu Dawud no. 4290 (cet. Maktabah Al-Maarif) dan Al-Misykah no. 5458.

Sumber: http://asysyariah.com/syariah.php?menu=detil&id_online=513