Syubhat : Salafiyyah dituduh sebagai pemecah-belah ummat.
Dalam hal ini, Salafiyyah yang memahami Kitab (Al Quran) dan Sunnah di atas pemahaman dari Salaful Ummah (Rasulullah dan pendahulu Islam Shahabatnya, serta pengikutnya yg sholih), lalu Rasulullah (Shallallahu alaihi wasallam) menyatakan, “Dan ummat ini akan terpecah menjadi 73 golongan/sekte, semuanya di Neraka kecuali satu”. Kemudian mereka (Sahabat) bertanya,” Wahai Rasulullah siapa mereka yang satu itu ?”. Dijawab oleh dia (Rasulullah) “Mereka yang berada di atas apa yang saya (Rasulullah) dan Sahabat-sahabatku ada di atasnya hari ini”. (Hadits riwayat Tirmidzi, no.2643).
Maka dalam kasus ini, pemecahan terjadi karena mereka menolak untuk memahami dengan pemahaman yg benar (Salafiyyah), sementara Salafiyyah (merupakan) jalan yang dapat melangsungkan persatuan dan bukan pemecah-belahan atau sektarianisme.
Syaikh Shalih al Fauzan menyatakan “As Salafiyyah (yakni pengikut Salafy) adalah golongan yang selamat (dari kesalahan), dan merekalah Ahlusunnah wal Jamaah. Golongan ini bukan hizbi (sempalan dari Islam) diantara bermacam-macam hizbi-hizbi, yang mereka disebut “hizbiyyah” saat ini.
Bahkan Salafiyyah adalah golongan dari manusia (yakni Salafy) yang berada di atas madzhab Salaf, di atas apa yang Rasulullah (Shallallaahu alaihi wasallam) dan pengikutnya berada di atasnya. Dan bukan termasuk sempalan diantara kelompok-kelompok yang sejaman yang ada saat ini. ” (Sumber : kaset “at-Tahdhir min al-Bid?ah” kaset kedua, yang dikirimkan saat ceramah di Hautah Sadir, 1416H).
Justru Salafiyyah merupakan perwujudan dari apa yang Rasulullah (Shallallahu alaihi wasallam), telah mewariskan untuk ummatnya, seakan-akan malamnya seperti siangnya (ungkapan bahwa telah sangat jelas Islam ini saat beliau tinggalkan, red), penuh kejernihan dan terang, dan siapapun yang mencoba meninggalkannya akan celaka, dia akan terpisah dan menyempal dan terjatuh pada sekte-sekte/aliran yang telah diancam dengan api Neraka.
Sehingga Salafiyyah yang menyeru untuk kembali kepada apa yang Rasulullah (Shallallaahu alaihi wasallam) dan pengikut-pengikutnya berada di atasnya, semestinya tidak dipandang sebagai pemecah-belah (ummat).
(Diterjemahkan dari SalafiPublications.Com artikel ID SLF010007 oleh tim Salafy.or.id)