Oleh: Al-Ustadz Abu Hafsh Marwan
Sajian ini adalah kelanjutan dari materi lalu dengan judul : “MASUKLAH KE SURGA DARI PINTU MANA SAJA YANG ENGKAU KEHENDAKI”.
Jika seorang wanita berpuasa ramadhan.
Adalah perkara yang kedua dari empat perkara yang seyogyanya dijaga oleh setiap muslimah sebagaimana disebutkan dalam hadits Abdurrahman bin ‘Auf –radhiallahu’anhu- ia berkata : Bahwa Rasulullah shallalahu’alaihi Wa sallam bersabda : Jika seorang wanita menjaga sholat lima waktu, puasa di bulan Ramadhan, menjaga kemaluannya dan mentaati suaminya maka dikatakan kepada wanita tersebut : “Masuklah ke surga dari pintu mana saja sesuai yang engkau kehendaki”.
Dari sejumlah perkara yang wajib atas para wanita adalah puasa di bulan Ramadhan. Berkaitan dengan kewajiban tersebut, seorang yang menunaikan kewajiban puasa ramadhan sungguh akan meraih pahala dan keutamaan yang besar. Sebagaimana disebutkan dalam hadits dari sahabat Abu Hurairah – radhiallahu’anhu- ia berkata : bahwa nabi Shallallahu’alaihi wa sallam bersabda :
“ Barangsiapa berpuasa ramadhan dengan iman dan berharap pahala dari sisi Allah, maka diampuni dosa-dosanya yang lalu”
Ibadah puasa adalah termasuk ibadah utama, seseorang menahan makan dan minum serta menjauhi hal-hal yang membatalkan puasa dan yang merusakkan pahalanya. Semua itu dilakukan dengan niat dalam rangka mencari wajah Allah Ta’aala semata.
Asy-Syaikh Abdullah bin Abdurrahman Alu Bassam –rahimahullah- bertutur : Puasa adalah termasuk ibadah yang utama, karena pada amalan puasa itu terkumpul tiga jenis kesabaran :
- Kesabaran di atas ketaatan kepada Allah Ta’aala.
- Kesabaran (dengan menahan diri) dari berbuat kemaksiatan kepada Allah Ta’aala.
- Kesabaran terhadap ketentuan taqdir Allah Ta’aala.
Puasa adalah perisai, puasa ramadhan adalah kafarah (penghapus) atas dosa-dosa kecil selama setahun selama seseorang yang menunaikannya menjauhi dosa-dosa besar, dan dengan puasa akan dilipatgandakan pahalanya. Dan terkhusus bagi seorang yang menunaikan puasa akan masuk surga dari pintu khusus yang dinamakan oleh Allah yaitu Ar-Rayyan .
Dari Sahl bin Sa’ad –radhiallahu’anhu- ia berkata : Rasulullah shallallahu’alaihi Wa sallam bersabda : “Sesungguhnya di jannah ada satu pintu yang dinamakan Ar-Rayyan, akan masuk dari pintu tersebut nanti pada hari kiamat orang-orang yang dulunya berpuasa,dan tidaklah masuk dari pintu tersebut selain mereka. Dikatakan : “Mana orang-orang yang dulunya berpuasa? Sehingga mereka masuk dari pintu tersebut, dan jika mereka telah masuk semua, maka ditutuplah pintu tersebut dan tidak ada seorangpun yang masuk selain mereka”.
Jika seorang muslimah telah menunaikan puasa ramadhan dan menegakkan ahkam (hukum-hukum) yang berkaitan dengan puasa ramadhan, maka hendaklah ia tidak melalaikan dari mengerjakan puasa nafilah, sampai ia mendapatkan kecintaan Allah Ta’aala. Seperti puasa 6 hari di bulan sawal, puasa ‘asyuraa (tanggal 9 dan 10 muharram ), puasa hari senin dan kamis, puasa 3 hari setiap bulan dan memperbanyak puasa di bulan sya’ban dan puasa sunnah yang selainnya yang dituntunkan oleh syari’ah.
Wallahu Ta’aala a’lam.
Dua perkara kelanjutannya akan kami sampaikan di kesempatan lain.. Insya Allahu Ta’ala.