Ditulis Oleh Al Ustadz Kharisman
AKIDAH TENTANG NABI ADAM
Al-Muzani rahimahullah menyatakan:
ثُمَّ خَلَقَ آدَمَ بِيَدِهِ وَأَسْكَنَهُ جَنَّتَهُ وَقَبْلَ ذَلِكَ لِلْأرْضِ خَلَقَهُ وَنَهَاهُ عَنْ شَجَرَةٍ قَدْ نَفَذَ قَضَاؤُهُ عَلَيْهِ بِأَكْلِهَا ثُمَّ ابْتَلاَهُ بِمَا نَهَاهُ عَنْهُ مِنْهَا ثُمَّ سَلَّطَ عَلَيْهِ عَدُوَّهُ فَأَغْوَاهُ عَلَيْهَا وَجَعَلَ أَكْلَهُ لَهَا إِلَى اْلأَرْضِ سَبَبًا فَمَا وَجَدَ إِلَى تَرْكِ أَكْلِهَا سَبِيْلاً وَلاَ عَنْهُ لَهاَ مَذْهَبًا
Kemudian Dia menciptakan Adam dengan TanganNya, dan Dia berikan tempat tinggal untuknya (Adam) di surgaNya. Sebelum itu Allah ciptakan dia untuk bumi. Dan Allah larang ia dari suatu pohon. Telah terlaksana KetentuanNya untuk Adam bahwasanya ia akan memakannya. Kemudian Allah mengujinya dengan laranganNya. Kemudian Allah jadikan musuhnya menguasainya, hingga menyimpangkannya (Adam). Dan Allah jadikan perbuatan memakan (bagian dari) pohon itu adalah penyebab (kembalinya) ke bumi. Tidak ada jalan lain bagi Adam untuk tidak memakannya (pasti terjadi).
PENJELASAN:
Allah Menciptakan Adam dengan TanganNya
Al-Muzani menyatakan: Kemudian Dia menciptakan Adam dengan TanganNya
Dalam kalimat ini al-Muzani dengan tegas menyatakan bahwa Allah menciptakan Adam dengan TanganNya.
Dalam alQuran dinyatakan:
قَالَ يَا إِبْلِيسُ مَا مَنَعَكَ أَنْ تَسْجُدَ لِمَا خَلَقْتُ بِيَدَيَّ
(Allah) berkata: Wahai Iblis, apa yang menghalangimu untuk sujud kepada (makhluk) yang Aku ciptakan dengan TanganKu (Q.S Shood:75).
Disebutkan dalam ucapan Sahabat Nabi Ibnu Umar radhiyallahu anhuma bahwa ada 4 hal yang Allah ciptakan langsung dengan TanganNya, yaitu: ‘Arsy, surga Adn, Adam, dan pena (penulis taqdir). Sedangkan makhluk lainnya diciptakan dengan ucapan Allah: Kun (jadilah), maka jadilah makhluk tersebut. Khusus keempat makhluk itu Allah ciptakan dengan TanganNya.
عَنِ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ خَلَقَ اللهُ أَرْبَعَةَ أَشْيَاءَ بِيَدِهِ : الْعَرْشَ ، وَالْقَلَمَ ، وَعَدْنٍ ، وَآدَمَ . ثُمَّ قَالَ لِسَائِرِ الْخَلْقِ : كُنْ فَكَانَ
Dari Ibnu Umar radhiyallahu anhuma ia berkata: Allah menciptakan 4 hal dengan TanganNya: Arsy, pena (penulis taqdir), surga Adn, dan Adam. Kemudian (Allah) berfirman kepada semua penciptaan (yang lain): Jadilah! Maka jadilah (makhluk itu)(H.R ad-Daarimiy dalam ar-Radd alal Muraiysi, Ibnu Jarir atThobary dalam Tafsirnya, al-Baihaqy dalam Asmaa’ was-Sifaat, dan adz-Dzahaby menyatakan bahwa sanadnya kuat)
Hal itu menunjukkan bahwa makna ‘Tangan Allah’ dalam ayat maupun hadits-hadits di atas adalah makna secara hakiki. Kita beriman bahwasanya Allah memiliki Tangan yang sempurna, yang tidak sama dengan tangan makhluk manapun, dan kita tidak mengetahui serta tidak boleh menanyakan bagaimana atau seperti apa Tangan Allah.
Terhadap khabar yang disampaikan Allah dalam al-Quran maupun hadits Rasulullah shollallahu alaihi wasallam tentang Nama dan Sifat-Sifat Allah maka kita beriman sebagaimana yang disampaikan. Al-Imam asy-Syafi’i rahimahullah menyatakan:
نُثْبِتُ هذِهِ الصِّفَاتِ الَّتِي جَاءَ بِهَا الْقُرْآنُ وَوَرَدَتْ بِهَا السُّنَّةُ وَنَنْفِي التَّشْبِيْهَ عَنْهُ كَمَا نَفَى عَنْ نَفْسِهِ فَقَالَ ( لَيْسَ كَمِثْلِه شَيْءٌ )
Kita menetapkan Sifat-sifat (Allah) yang datang dari al-Quran dan disebutkan dalam as-Sunnah (hadits Nabi), dan kita hilangkan penyerupaan (Allah dengan makhlukNya) sebagaimana Allah telah menghilangkan (keserupaan) dari dirinya dalam firmanNya (yang artinya): Tidak ada yang semisal denganNya suatu apapun (Q.S asy-Syuuro:11)(perkataan asy-Syafi’i ini diriwayatkan oleh adz-Dzahaby dalam Siyar A’lamin Nubalaa’ (15/123))
Adam Sebelumnya Menetap di Surga
Al-Muzani menyatakan: dan Dia berikan tempat tinggal untuknya (Adam) di surgaNya.
Allah berfirman:
وَقُلْنَا يَا آَدَمُ اسْكُنْ أَنْتَ وَزَوْجُكَ الْجَنَّةَ …
Dan Kami katakan: Wahai Adam, tinggallah engkau dan istrimu di surga…(Q.S al-Baqoroh:35, semisal dengan itu surat al-A’raf:19).
Adam Telah Ditakdirkan untuk Menetap di Bumi
Al-Muzani menyatakan: Sebelum itu Allah ciptakan dia untuk bumi
Artinya, telah ditulis dalam ketetapan takdir berdasarkan Ilmu Allah sebelumnya bahwa ia akan diturunkan dengan sebab dosanya ke bumi (penjelasan Syaikh Ubaid al-Jabiri).
Al-Hasan al-Bashri ditanya: Apakah Adam diciptakan untuk langit (di surga) atau untuk bumi? Beliau menjawab: untuk bumi. Beliau ditanya lagi:
أَرَأَيْتَ لَوْ اعْتَصَمَ فَلَمْ يَأْكُلْ مِنْ الشَّجَرَةِ
Bagaimana pendapatmu seandainya Adam tetap kokoh tidak mau memakan (bagian) pohon (yang dilarang Allah)?
Al-Hasan al-Bashri menyatakan:
لَمْ يَكُنْ لَهُ مِنْهُ بُدٌّ
Tidak mungkin itu terjadi (pasti terjadi sesuai dengan yang tertulis dalam takdir, pent) (riwayat Abu Dawud no 3998, dihasankan oleh Syaikh al-Albany).
Syaikh Ahmad bin Yahya anNajmi rahimahullah menjelaskan bahwa tergelincirnya Adam dalam perbuatan dosa kemudian menyebabkan ia diturunkan ke bumi memiliki beberapa kemaslahatan:
- Untuk diketahui akibat pelanggaran terhadap perintah Allah.
- Untuk diketahui musuhnya yang utama, yaitu Iblis dan bala tentaranya yang akan terus berusaha menyesatkan ia dan keturunannya. Hal ini menyebabkan keturunannya bisa berhati-hati dari tipu daya musuh yang utama tersebut.
- Agar terlaksana sesuatu yang telah ditakdirkan bahwa Adam dan keturunannya akan menjalani kehidupan di bumi, dan di bumilah terjadi pertarungan antara al-haq dan kebatilan. Allah tidak biarkan mereka tanpa ada petunjuk, namun Allah turunkan Kitab-Nya dan utus RasulNya (Sunnah Nabi) sebagai panduan bagi mereka dalam menjalani kehidupan di bumi.
(disarikan dari Fathur Robbil Ghoniy bi taudhiihi syarhissunnah lil muzani karya Syaikh Ahmad bin Yahya anNajmi hal 22).