(lanjutan dari Pengenalan atas Dakwah Salafiyyah Bagian III)
Tazkiyah (Pembersihan Dien)
” Sungguh Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman ketika Allah mengutus di antara mereka seorang Rasul dari golongan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, membersihkan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka Al-Kitab (Al Quran) dan Al-Hikmah (Sunnah). Dan sesungguhnya sebelum (kedatangan Nabi) itu, mereka adalah benar-benar dalam kesesatan yang nyata.” [ Surah Ali Imraan 3:164]
– Al Quran dan Sunnah adalah satu-satunya sumber untuk tujuan tazkiyah ( yaitu. pemurnian, integritas, pelurusan, kebaikan, keadilan, dll.).
– Nabi Muhammad, Shallallahu ‘alaihi wasalam, sosok umat manusia yang dalam jiwa nya paling bersih, dan sehingga akhlaqnya merupakan pengejawantahan Al Quran. Tidak ada diantara manusia yang setara dengan beliau dalam karakternya (sesuai dgn Al Quran). Maka beliaulah sosok yang paling tepat sebagai tauladan untuk Tazkiyah. Allah berfirman dalam AL Quran : ” Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. ” [ Surah al-Ahzaab 33:21].
– Shahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi wasalam serta penghujung generasi Salaf – secara keseluruhan – merupakan sosok tauladan yang tepat untuk memurnikan agama.
– Tidak ada jalan yang lebih nyata untuk semakin dekat kepada Allah kecuali dengan menetapi apa yang dibawa oleh Nabi Muhammad, Shallallahu ‘alaihi wasalam. Nabi, Shallallahu ‘alaihi wasalam, telah bersabda : “Siapa yang mengada-adakan perkara baru dalam agama kami yang hal tersebut bukan dari agama ini maka perkara itu ditolak ” (Diriwayatkan oleh Imam Bukhari). Dan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasalam telah bersabda :”Barangsiapa yang beramal satu amalan (dari Dienul Islam) yang tidak ada perintahku padanya, maka dia tertolak.”[Diriwayatkan oleh Muslim].
– Tidak ada suatu tindakan yang spesifik dalam rangka menuju pembersihan jiwa, kecuali dengan menuju Islam secara menyeluruh. Allah berfirman : ” Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan ( yaitu. mematuhi semua peraturan Allah dan Nabi Nya), dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.” [ Surah al-Baqarah 2:208].
– Perbuatan sia-sia yang dikenal sebagai pemahaman Sufi telah merusak keyakinan, amalan dan akhlak seorang muslim.
– Manhaj (jalan yang ditempuh) Salaf berdiri antara kedua kubu ekstrim diantara aliran kebatinan (yaitu pemikiran Sufi) dan teologi rasionalisme ( yaitu. penggunaan logika sebagai dasar pemikiran dan pembuktian untuk mengajarkan/memahami Islam– seperti aliran sesat Mu’tazilah).
– Manhaj Salaf menyajikan tauladan pemahaman yang benar. Kebenaran dalam Iman dan bukan Nifaq ( Kemunafikan), Bersih (Murni) dan bukan kekotoran.
(Bersambung ke Pengenalan atas Dakwah Salafiyyah Bagian V)