NASIHAT DAN CATATAN TENTANG LI KHOMSATUN (bag.3) selesai

NASIHAT DAN CATATAN TENTANG LI KHOMSATUN (bag.3) selesai

Beritahu yang lain

Share on twitter
Share on telegram
Share on whatsapp

Ditulis Oleh Al Ustadz abu Utsman Kharisman

 

Ali bin Abi Tholib radhiyallahu anhu pernah menyatakan:

وَالَّذِى فَلَقَ الْحَبَّةَ وَبَرَأَ النَّسَمَةَ إِنَّهُ لَعَهْدُ النَّبِىِّ الأُمِّىِّ -صلى الله عليه وسلم- إِلَىَّ أَنْ لاَ يُحِبَّنِى إِلاَّ مُؤْمِنٌ وَلاَ يُبْغِضَنِى إِلاَّ مُنَافِقٌ

Demi (Allah) yang membelah biji dan Yang Menciptakan manusia, sesungguhnya adalah perjanjian dari Nabi al-Ummiy shollallahu alaihi wasallam kepadaku bahwa tidaklah ada yang mencintaiku kecuali ia adalah orang beriman dan tidaklah membenciku kecuali ia munafiq (H.R Muslim)

Salah satu hadits tentang keutamaan al-Hasan:

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- أَنَّهُ قَالَ لِحَسَنٍ « اللَّهُمَّ إِنِّى أُحِبُّهُ فَأَحِبَّهُ وَأَحْبِبْ مَنْ يُحِبُّهُ »

dari Abu Hurairah dari Nabi shollallahu alaihi wasallam bahwasanya beliau bersabda kepada Hasan: Ya Allah sesungguhnya aku mencintainya, maka cintailah dia dan cintailah orang yang mencintainya (H.R Muslim)

Salah satu hadits tentang keutamaan al-Hasan, al-Husain, dan Fatimah radhyallahu anhum:

إِنَّ هَذَا مَلَكٌ لَمْ يَنْزِلْ الْأَرْضَ قَطُّ قَبْلَ هَذِهِ اللَّيْلَةِ اسْتَأْذَنَ رَبَّهُ أَنْ يُسَلِّمَ عَلَيَّ وَيُبَشِّرَنِي بِأَنَّ فَاطِمَةَ سَيِّدَةُ نِسَاءِ أَهْلِ الْجَنَّةِ وَأَنَّ الْحَسَنَ وَالْحُسَيْنَ سَيِّدَا شَبَابِ أَهْلِ الْجَنَّةِ

Sesungguhnya ini adalah Malaikat yang tidak pernah turun ke bumi sebelum malam ini. Ia meminta izin kepada Rabbnya untuk menyampaikan salam kepadaku dan memberitahukan kabar gembira bahwasanya Fatimah adalah pemuka para wanita penghuni surga sedangkan al-Hasan dan al-Husain adalah pemuka pemuda penghuni surga (H.R atTirmidzi dari Hudzaifah)

Salah satu hadits yang menunjukkan keutamaan Ali, al-Hasan, al-Husain, dan Fatimah secara bersamaan:

قَالَتْ عَائِشَةُ خَرَجَ النَّبِىُّ -صلى الله عليه وسلم- غَدَاةً وَعَلَيْهِ مِرْطٌ مُرَحَّلٌ مِنْ شَعْرٍ أَسْوَدَ فَجَاءَ الْحَسَنُ بْنُ عَلِىٍّ فَأَدْخَلَهُ ثُمَّ جَاءَ الْحُسَيْنُ فَدَخَلَ مَعَهُ ثُمَّ جَاءَتْ فَاطِمَةُ فَأَدْخَلَهَا ثُمَّ جَاءَ عَلِىٌّ فَأَدْخَلَهُ ثُمَّ قَالَ (إِنَّمَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيُذْهِبَ عَنْكُمُ الرِّجْسَ أَهْلَ الْبَيْتِ وَيُطَهِّرَكُمْ تَطْهِيرًا)

Aisyah berkata: Nabi shollallahu alaihi wasallam keluar di pagi hari beliau memakai kain bercorak (gambar pelana atau periuk) dari rambut (kambing) hitam. Kemudian datang al-Hasan bin Ali. Beliau memasukkannya (ke dalam kain itu). Kemudian datang al-Husain masuk bersamanya. Kemudian datang Fatimah beliau memasukkannya. Kemudian datang Ali beliau memasukkannya. Kemudian beliau berkata:

إِنَّمَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيُذْهِبَ عَنْكُمُ الرِّجْسَ أَهْلَ الْبَيْتِ وَيُطَهِّرَكُمْ تَطْهِيرًا

Allah menginginkan untuk menghilangkan kotoran dari kalian wahai Ahlul Bait, dan membersihkan kalian sebersih-bersihnya (Q.S al-Ahzab ayat 33)(H.R Muslim)

Keenam: Apabila ada yang menyatakan: Saya sudah mencoba sendiri dzikir dan doa itu, dan terbukti mujarab.

Saudaraku, sesungguhnya parameter utama dalam bertindak bagi seorang muslim adalah kesesuaian dengan dalil Quran dan Sunnah. Bukan asal keinginan duniawinya tercapai atau tidak.

Karena bisa jadi keinginan duniawi tercapai meski bertentangan dengan syariat. Sebagai contoh, orang yang sakit ada yang berobat dengan cara yang haram, ia bisa sembuh atas izin Allah. Sebagai ujian bagi dia. Bisa berupa istidraj dari Allah.

Misalkan, seorang yang berobat dengan minum sesuatu yang najis, tapi sembuh dengan izin Allah. Bukan berarti secara syariat seseorang diperbolehkan berobat dengan sesuatu yang najis. Seseorang tidak boleh mengatakan: Meski najis, terbukti saya pernah sembuh dengan obat itu. Terbukti mujarab. Tidak bisa demikian, karena parameter utama yang dicari seorang yang beriman adalah kesesuaian dengan syariat. Bukan asal sembuh.

Ketujuh: Ungkapan dzikir LI KHOMASATUN itu juga memiliki kemiripan lafaz dengan ucapan dzikir yang terdapat dalam literatur Syiah.

Dalam kitab literatur Syiah berjudul Madinatun Najaf halaman 271 karya Muhammad Ali Ja’far atTamimiy, disebutkan bait syair yang benar-benar hampir sama (sedikit beda). Kalimatnya adalah sebagai berikut:

لِي خَمْسَةٌ أَطْفِي بِهَا نَارَ الْجَحِيْمِ الْحَاطِمَة

 الْمُصْطَفَى وَالْمُرْتَضَى وَابْنَاهُمَا وَفَاطِمَة

Aku memiliki 5 (sosok) yang dengannya aku padamkam api neraka yang menghancurkan….

(yaitu) al-Musthofa (Nabi Muhammad shollallahu alaihi wasallam), (Ali) al-Murtadho, dan kedua putranya (al-Hasan dan al-Husain), serta Fatimah

Sumber:

http://shiaonlinelibrary.com/الكتب/4417_مدينة-النجف-محمد-علي-جعفر-التميمي/الصفحة_271

Berikut saya kutipkan kembali bacaan LI KHOMSATUN yang menjadi pembahasan kita, adalah sebagai berikut:

لِي خَمْسَةٌ أَطْفِي بِهَا حَرَّ الْوَبَاءِ الْحَاطِمَة

 الْمُصْطَفَى وَالْمُرْتَضَى وَابْنَاهُمَا وَفَاطِمَة

Artinya adalah sebagai berikut:

Aku memiliki 5 (sosok) yang dengannya aku padamkam panasnya wabah yang menghancurkan….

(yaitu) al-Musthofa (Nabi Muhammad shollallahu alaihi wasallam), (Ali) al-Murtadho, dan kedua putranya (al-Hasan dan al-Husain), serta Fatimah

Coba disimak dengan seksama. Benar-benar mirip. Kecuali hanya pada 2 kata.

Kalau dalam LI KHOMSATUN yang dianjurkan dibaca saat berjangkit wabah itu kata yang digunakan adalah:

حَرَّ الْوَبَاء

panasnya wabah

sedangkan pada bait syair Syiah itu kata yang digunakan adalah:

نَارَ الْجَحِيْمِ

Api neraka

Kalimat yang lain persis sama.

Kedelapan: Di antara doa yang diajarkan Nabi shollallahu alaihi wasallam agar terhindar dari penyakit-penyakit yang buruk (tentunya juga termasuk wabah) adalah sebagaimana yang disebutkan dalam hadits berikut ini:

عَنْ أَنَسٍ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَقُولُ اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْبَرَصِ وَالْجُنُونِ وَالْجُذَامِ وَمِنْ سَيِّئِ الْأَسْقَامِ

Dari Anas bahwasanya Nabi shollallahu alaihi wasallam mengucapkan (doa): ALLAAHUMMA INNII ‘A’UDZU BIKA MINAL BAROSHI WAL JUNUUNI WAL JUDZAAMI WA MIN SAYYI-IL ASQOOM (Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari penyakit belang pada kulit, kegilaan, lepra, dan dari penyakit-penyakit yang buruk) (H.R Abu Dawud, dishahihkan oleh Syaikh Muqbil dalam al-Jaami’us Shahih mimmaa laysa fis Shahihayn)

Para pembaca juga bisa merujuk lebih jauh pada link-link berikut ini tentang dzikir dan doa-doa yang diajarkan Nabi shollallahu alaihi wasallam:

https://asysyariah.com/pentingnya-doa-dalam-menghadapi-wabah-penyakit/ https://asysyariah.com/memperbanyak-doa-meminta-perlindungan-dari-segala-penyakit/ https://asysyariah.com/wirid-rutin-harian-sebagai-perlindungan-dari-penyakit/

Demikianlah saudaraku kaum muslimin, semoga paparan ini memberikan manfaat bagi kita semua.

Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala senantiasa melimpahkan ampunan, petunjuk, dan pertolongan kepada segenap kaum muslimin.

Wallaahu A’lam